fbpx
Shutterstock/HTWE

STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

Maraknya kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak menimbulkan adanya fenomena GAP GENDER. Baru-baru kali ini ketika saya scroll//Google tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak, saya menemukan blog yang bereporter Tempo.co yang menyebutkan bahwa Polisi yang harus memulihkan korban pelecehan seksual di Malang. Ketika itu saya membaca blog tersebut bahwa dugaan nya pemerkosaan terhadap korban yang dipanggil kerumah pemerkosa, dan peran istri pelaku yang mengajak remaja putri melakukan penganiayan kepada korban.Dalam benak saya ketika itu bertanya “SADIS SEKALI PADAHAL SESAMA PEREMPUAN!”

Hal tersebut tidak dipungkiri akan menimbulkan trauma bagi korban , padahal dalil-dalil Ayat Al-Quran sudah menjelaskan tentang perempuan yang harus menjaga tubuhnya karena perempuan bisa mengundang syahwat dan juga permasalahan yang akan timbul. Faktanya banyak sekali kasus-kasus tentang pelecehan dan kekerasan yang dilakukan  terhadap perempuan, dan yang paling vatal adalah pelakunya merupakan ayah, paman, dan orang-orang terdekat. Lalu jika sudah terjadi seperti ini, dimana tempat  aman dan nyaman untuk perempuan?

Suatu pandangan yang menyatakan bahwa seorang perempuan merupakan objek untuk dimanfaatkan sebagai tempat reproduksi dan seks saja. Pandangan tersebut yang memunculkan persepsi bahwa perempuan hanya bisa dinilai dari cantik dan menawan nya. Tidak dengan prestasi ataupun perbuatan nya. Hal tersebut membuat perpecahan tentang penilaian terhadap perempuan secara fisik. Sedangkan menurut pandangan saya sendiri, menilai bahwa perempuan juga manusia, maka seharusnya diperlakukan secara kemanusian juga. Perempuan juga berhak untuk berkarya dan mewujudkan cita-citanya. Sebagaimana laki-laki yang mempunyai hak, maka perempuan juga mempunyai hak tanpa mengurangi pemahaman terhadap perempuan merupakan makmum bagi suaminya. Kemakmuran serta kenyamanan terhadap sesama manusia haruslah diwujudkan dan dinikmati secara keseluruhan. Sedangkan keburukan atau segala permasalahan harus dicegah secara bersama-sama untuk melindungi sesama tanpa membedakan gender.

Maka saat membahas mengenai isu permasalahan kekerasaan terhadap perempuan, hal inilah yang menjadi tolak ukur dan landasan untuk berfikir. Bahwa lak-laki  ataupun  perempuan merupakan sama-sama manusia yang setara dan merupakan hamba Allah SWT. mereka diberikan potensi untuk berfikir dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk menciptakan kebaikan didunia maupun diakhirat.

Dari kisah penganiayan terhadap perempuan tersebut yang saya ceritakan diatas, kita bisa melihat  bahwa cara pandang orang zaman jahiliyah masih dimiliki oleh sebagian masyarakat. Bagaimana tidak, perempuan dibawa ke rumah untuk diperkosa oleh laki-laki, kemudian dilecehkan terhadap sesama perempuan. Yang seharusnya sesama perempuan menjaga akan terjadinya kekerasan terhadap  perempuan, namun kenyataanya justru perempuan lah yang menjadikan kekerasaan tersebut. Sungguh miris bukan cara berfikirnya. Hal tersebut membuktikan bahwa perempuan masih dipandang lemah oleh sebagian laki-laki.

Mencintai, menjaga diri sendiri merupakan kunci terbebasnya kekerasan terhadap perempuan, dengan mencintai diri sendiri kita lebih bisa untuk menjaga diri dengan cara menggunakan pakaian yang sopan, jangan sampai tergoda dengan iming-iming yang diberikan. Berfikir Qur’ani dan cara pandang tentang keadilan untuk sesama perempuan.

Lalu dimana ruang aman dan nyaman untuk perempuan?

Ruang aman itu akan tercipta dari cara pandang diri sendiri tentang keadilan terhadap sesama. Menjadikan keimanan dan keyakinan masing-masing yang mengharuskan untuk menjaga diri sendiri. Sebagai contoh dalam Agama Islam yaitu menjadikan Al- Quran dalam surat Al- Hujarat ayat 13 sebagai landasan berfikir tentang relasi perempuan dan laki-laki.

Cara pandang akan perempuan yang lemah membuat saya semakin semangat untuk mewujudkan kesamaan gender dan perempuan berhak untuk menyampaikan keinginannya. Perempuan juga mempunyai kewajiban untuk melindungi diri sendiri dan sesama perempuan, melawan kekerasan dan mencegahnya. Kita sebagai perempuan bisa untuk berprestasi tanpa harus takut akan permasalahan yang akan muncul.

Banyak sebagian masyarakat termasuk saya yang tidak yakin akan kenyamanan terhadap perempuan jika hal tersebut tidak dibarengi dengan tindakan pemerintah untuk menjaga perempuan yang masih saja dianggap lemah oleh laki-laki.

Seks ataupun kekerasaan terhadap perempuan bisa timbul akibat dari kurangnya kesadaran diri sendiri atau egois. Maka coba kita pahami, cara pandang masing-masing apakah sudah  mencerminkan Islam yang adil atau belum ? Jika cara pandang kita masih beranggapan bahwa perempuan adalah objek tempat untuk reproduksi dan seks. Maka kita masih berjalan di zaman Jahilliyah. Namun jika kita beranggapan bahwa perempuan adalah manusia seutuhnya yang mempunyai peranan, hak dan kewajiban maka InsyaAllah keadilan, misi Islam benar-benar kita wujudkan.

“PEREMPUAN DAN ANAK ADALAH BAGIAN DARI KITA, MAKA JAGA DAN LINDUNGI PEREMPUAN DAN ANAK YANG ADA DISEKITARMU SAMA SEPERTI DIRIMU YANG MENJAGA DIRI KALIAN, PERLAKUKAN MEREKA SEBAGAI MANUSIA SEUTUHNYA DENGAN MEWUJUDKAN HAK DAN KEWAJIBAN YANG HARUS DITERIMA, TANPA MEMBEDA-BEDAKAN GENDER. MARI KITA HENTIKAN KEKERASAN YANG TERJADI PADA PEREMPUAN DAN ANAK, BERSATU KITA BISA”