Transformasi Pembelajaran Berbasis STEM sebagai Antisipasi Fenomena Bias Keahlian Guna Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan Elisma Herdinawati·September 12, 2024Sebelum sampai pada tahun 2030, pengelolaan SDM dan ketenagakerjaan yang berorientasi ke masa depan menjadi hal yang sangat krusial untuk lebih diperhatikan. Mengingat dalam kurun waktu tersebut, pesatnya perkembangan teknologi, munculnya revolusi industri 4.0, dan datangnya generasi baru di pasar tenaga kerja akan semakin menambah dinamika di area ini. Persoalan tersebut erat kaitannya dengan relevansi tujuan pembangunan berkelanjutan poin 8, 4, dan 9. Oleh sebab itu, untuk mencapai keberlangsungan hidup yang berkelanjutan sebagaimana yang dicita-citakan, maka perlu pendekatan yang tepat sasaran menjadi langkah yang paling tepat untuk mengatasi persoalan ini. Dalam tataran praktis, pembelajaran berbasis STEM merupakan solusi yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan kerja kaum muda yang dalam masa transisi memasuki dunia kerja. Oleh karena STEM merupakan pendekatan kontekstual yang mengintegrasikan hardskill dan softskill yang penting dalam proses penyiapan dan peningkatan mutu sumber daya manusia.ekonomi berkelanjutanInovasiPembangunan BerkelanjutanPendidikan0 Komentar·dibaca normal 7 menit
Dari Stereotipe Negatif ke Penggerak Utama: Bagaimana Gen Z Dapat Memimpin Inovasi SDGs dan Mewujudkan Masa Depan Berkelanjutan? Siti Annisafa Oceania·September 12, 2024Generasi Z sering dianggap hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi pada kenyataannya mereka adalah arsitek masa depan yang membawa inovasi besar menuju perubahan. Dalam artikel ini, kita dapat melihat bagaimana Gen Z memimpin transformasi global melalui solusi inovatif yang mendukung SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dengan contoh menginspirasi seperti aplikasi Too Good To Go di Eropa yang mengurangi limbah makanan dan startup Mycotech di Indonesia yang menciptakan material ramah lingkungan dari jamur, Gen Z membuktikan bahwa inovasi adalah kunci untuk masa depan yang lebih hijau, lebih adil, dan berkelanjutan. Mereka tidak hanya berbicara—mereka bertindak, dan perubahan besar dimulai dari ide-ide cemerlang mereka.aksi kolektifekonomi berkelanjutanFridays for FutureGenerasi ZGreta Thunberginfrastruktur tangguhinovasi berkelanjutanInovasi TeknologikeberlanjutanMycotechPembangunan BerkelanjutanPendidikan berkualitaspengurangan limbahPerubahan Iklimperubahan sosialSDG 9startupSTEMteknologiToo Good To Go1 Komentar·dibaca normal 3 menit
INKUBASI INOVATOR MUDA: MENDORONG KREATIVITAS DAN KOLABORASI UNTUK EKONOMI HIJAU MELALUI KEMITRAAN SEKOLAH-INDUSTRI Wahyu Fahmi Rizaldy·September 11, 2024Artikel ini membahas pentingnya kemitraan sekolah-industri dalam mendorong kreativitas dan inovasi generasi muda untuk mewujudkan ekonomi hijau. Kolaborasi ini menciptakan wadah pengembangan kompetensi, stimulan kreativitas, dan jembatan menuju dunia kerja di sektor berkelanjutan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).Ekonomi HijauGenerasi MudaIndustriInfrastrukturinkubasi bisnisInovasikemitraan sekolah-industrikompetensikompetisi inovasikreativitasmagangpekerjaan layakpelatihan vokasiPembangunan BerkelanjutanPendidikan berkualitasproyek kolaboratifSDGssolusi lingkungan0 Komentar·dibaca normal 5 menit
Membangun Pemimpin Masa Depan: Peran Pendidikan Berkualitas dan Inovasi dalam Mencapai Ekonomi Berkelanjutan Muhammad Rafsanjani·Agustus 27, 2024Artikel ini membahas pentingnya pendidikan berkualitas, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dalam memberdayakan pemimpin masa depan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Fokus utamanya adalah pada peran pendidikan (SDG 4), pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (SDG 8), serta inovasi dan infrastruktur (SDG 9) dalam menciptakan masyarakat yang adil dan ekonomi yang ramah lingkungan.Ekonomi InklusifInfrastrukturInovasiKepemimpinanMasa DepanPembangunan BerkelanjutanPendidikan berkualitasSDG 4SDG 8SDG 9teknologi0 Komentar·dibaca normal 3 menit
Universal Design for Learning sebagai Solusi Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Yang Benar-Benar Inklusif Maria Ardianingtyas·Juni 9, 2024Penulis yakin jika UDL digunakan dalam penerapan kurikulum pendidikan khusus untuk peserta didik berkebutuhan khusus ringan, maka besar kemungkinan mereka dapat mengejar ketinggalan akademik mereka dan bisa duduk setara sekelas dengan peserta didik kelas reguler. Karena dengan penerapan UDL, yang namanya pendidikan inklusif yang berkualitas dalam satuan pendidikan benar-benar akan tercipta nyata. Sekolah inklusif bukan sekedar jargon yang kenyataannya tidak inklusif karena hanya memberikan layanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus namun dengan pemisahan kelas reguler dan kelas khusus. Isu diskriminasi juga akan dapat dicegah dengan tanpa adanya pembedaan atau pelabelan peserta didik berkebutuhan khusus ringan di dalam satuan pendidikan. Anak-anak berkebutuhan khusus ringan dapat bersekolah di sekolah reguler setara tanpa merasa dibedakan dengan siswa-siswi lainnya. Dengan demikian, maka prinsip ketiga "No One Left Behind" atau "Tidak Ada Seorangpun yang Tertinggal" yang merupakan bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dapat terwujud dengan baik.No One Left BehindPembangunan BerkelanjutanPendidikan berkualitasSDGs0 Komentar·dibaca normal 7 menit