fbpx
Filtrasi Air pada tambak lele

INTEGRASI GREEN ECONOMY TERHADAP VISI PEMIMPIN INDONESIA UNTUK KEBERLANJUTAN UMKM

INTEGRASI GREEN ECONOMY TERHADAP VISI PEMIMPIN INDONESIA UNTUK KEBERLANJUTAN UMKM

Visi pemimpin masa depan dalam bidang ekonomi yaitu mewujudkan kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan. Hal ini disebabkan karena Indonesia mengalami krisis lingkungan akibat aktivitas produksi dan konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat. Di Indonesia kegiatan ekonomi didominasi oleh UMKM yang berjumlah 66 juta pada tahun 2023. Pemimpin Indonesia memiliki tekad untuk mengurangi tingkat krisis lingkungan dengan cara mengalihkan kegiatan ekonomi para UMKM menuju UMKM yang berkelanjutan. Untuk menuju visi pemimpin Indonesia, salah satu langkah yang dapat dilakukan dibidang ekonomi ialah UMKM dapat menerapkan sistem Green Economy. 

Sistem Green Economy sebagai langkah menuju keberlanjutan

Green economy adalah konsep yang dibangun untuk kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan dalam masyarakat. Green economy ini memberikan ide inovasi dalam membangun atau merintis usaha untuk memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dari kegiatan yang dilakukan dalam usahanya.

Tujuan dari Green economy untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial dalam masyarakat, juga menfokuskan pada perlindungan lingkungan dengan mengurangi resiko kerusakan lingkungan, mengarahkan kita terhadap penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan. 

Konsep green economy ini tidak bisa dipisahkan dari pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan hijau. Karena terjadinya kerusakan pada lingkungan berpengaruh pada pertumbuhan economy. Lingkungan yang rusak akan membuat ketersediaan sumber daya alam sebagai faktor produksi akan berkurang. Sehingga dengan tujuan green economy ini akan memberikan dampak yang bisa mencapai keadilan, baik untuk masyarakat sendiri maupun untuk lingkungan dan sumber daya alam yang ada di sekitar kita. 

Integrasi konsep Green Economy dengan visi pemimpin Indonesia

Visi pemimpin Indonesia dalam meningkatkan pengembangan sektor UMKM yang berkelanjutan dapat membuat UMKM bisa merancang konsep yang dapat menguntungkan, dan juga memikirkan terkait perlindungan lingkungan dengan memanfaatkan inovasi teknologi.  

Maka dari itu, pelaku UMKM saat ini harus bisa menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar terkait pencemaran dan aktivitas yang dapat merusak lingkungan. Sehingga upaya mengenai konsep green economy untuk menunjang UMKM yang berkelanjutan langkah demi langkah akan bisa terwujud. Dan pelaku UMKM bisa melakukan kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan.

Dengan visi yang ingin dicapai oleh pemimpin Indonesia kita dapat melaksanakan konsep green economy dalam usaha yang dibangun. Visi ini selaras dengan konsep Green Economy yang akan dilaksanakan terhadap sistem pengelolaan dan pengembangan UMKM yang terdapat di Indonesia. Green Economy ini bisa meningkatkan kesadaran pelaku UMKM terhadap kesetaraan sosial dan perlindungan lingkungan. 

Implementasi konsep Green Economy pada pelaku UMKM

UMKM merupakan usaha mikro kecil menengah yang dilakukan oleh masyarakat dalam menjual barang/jasa kepada konsumen. Menurut data Indonesian Chamber Of Commerce and industry pada tahun 2023 pelaku usaha UMKM mencapai sekitar 66 juta. Dan dengan kontribusi UMKM mencapi 61% dari pendapatan domestik bruto(PDB) Indonesia. Dan menyerap sekitar 117 pekerja atau 97% dari total tenaga kerja (Kadin,2024).

Pelaku UMKM yang ada di Indonesia terdapat jutaan yang masing-masing membangun usaha yang sektornya berbeda. Ada beberapa sektor UMKM diantaranya UMKM yang menjual di sektor makanan, minuman, jasa, maupun di sektor perkebunan dan perikanan. Berbicara terkait sektor perikanan, maka kita akan membahas terkait ikan. Para pelaku UMKM yang bergerak di sektor perikanan maka sumber produksi yang paling digunakan dan penting ialah air dan pakan. 

Contoh dari sektor perikanan ialah pembudidaya ternak lele. Pelaku UMKM ternak lele pasti selalu membutuhkan air sebagai sumber dari produksi lele. Karena tanpa air, lele tidak akan hidup hal ini disebabkan lele adalah makhluk air. Tetapi yang menjadi pertanyaan, dalam membudidayakan ikan lele darimana pelaku UMKM tersebut mengambil air? Hanya dua alternatif yang dapat dilakukan oleh para pembudidaya lele, mengambil air dari sumber PDAM(Perusahaan Daerah Air Minum) atau bahkan dari sumber air tanah/sumur dengan menggunakan pompa air. 

Saat ini mayoritas pembudidaya lele mengambil airnya dari sumber air tanah/sumur dengan menggunakan pompa air. Tetapi yang tidak pernah dipikirkan oleh para peternak lele dan masyarakat sekitar, terkait dampak yang akan diperoleh dari penggunaan air tanah/sumur secara terus menerus dengan kapasitas yang besar. Bayangkan saja satu pelaku UMKM memproduksi lele dengan jumlah 5 kolam bahkan bisa lebih. Maka dapat dipastikan air yang dibutuhkan memiliki kapasitas yang besar dalam memproduksi ikan lele.

Dan untuk pelaku UMKM ternak lele memiliki kebiasaan mensortir dan menguras kolam minimal 2 kali dalam satu kali produksi. Maka kita harus lebih kritis terkait permasalahan yang terjadi ini. Yang kita pikirkan bukan terkait banyaknya pembudidaya bahkan kebutuhan lele dalam masyarakatnya, melainkan yang harus kita pikirkan ialah ketersediaan sumber air tanah/sumur. Karena dengan penggunaan sumber air tanah/sumur secara berlebihan dan terus menerus akan menyebabkan kekeringan. 

Memang saat ini masih belum merasakan kekeringan tersebut, tetapi kita harus pikirkan jangka panjangnya. Jika sumber air tanah/sumur digunakan terus menerus kemudian hari juga akan habis ketersediaan air tanah/sumur. Daerah yang tidak dilanda kekeringan mungkin akan mengabaikan permasalahan ini, karena mereka belum merasakan fenomena kekeringan. Saat ini mereka masih dilimpahkan sumber air yang melimpah, tapi harus kita ingat kembali kalau kita tidak mempersiapkan dan mencegah, maka kekeringan tersebut akan terjadi pada daerah yang melimpah airnya karena selalu digunakan secara terus menerus tanpa menggunakan air dengan benar. 

Oleh karena itu seiring dengan penerapan konsep green economy yang ada di Indonesia, maka pembudidaya ikan lele harus bisa menyadari pentingnya untuk menjaga dan merawat lingkungan untuk keberlanjutan SDA dan SDM. Bahkan bukan hanya itu saja, dengen penerapan green economy pada ternak lele maka usaha yang dibangun juga akan mengalami keberlanjutan dari segi sistemasi operasionalnya. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menuju green economy ialah menggunakan air dengan benar dalam membudidaya ikan lele. Penggunaan air ini dapat dilakukan dengan dibantu inovasi dari teknologi dan sektor lain untuk mempermudah perwujudan sistem green economy pada ternak ikan lele.

Efisiensi penggunaan air dalam industri ternak lele

 Para pelaku UMKM ternak lele tidak akan luput dari air dan pakan untuk memproduksi lele hingga siap panen. Pembudidaya lele pasti memikirkan kualitas lele yang baik untuk mereka jual. Kualitas lele ini juga tergantung dari makanan yang didapatkan serta air yang sehat. Tetapi saat ini para pembudidaya lele menggunakan sumber air tanah/sumur untuk mereka gunakan mengisi kolam. Kebiasaan yang dari dulu dilakukan ini ternyata terdapat dampak yang tidak baik juga terhadap lingkungan.

 Jika saat ini pembudidaya lele tetap mengambil sumber air tanah/sumur menggunakan pompa air dijadikan sebagai bahan untuk mengisi air kolam lele. Maka harus kita rombak dan perbaiki terkait sistem penggunaan air terhadap pembudidaya lele. Yang menjadi pertanyaan kita semua pasti terkait cara untuk mengifesiensi penggunaan air dalam industri ternak lele, hal ini harus kira mulai dengan kesadaran dan kemauan untuk menuju sistem green economy. Setelah itu, kita lihat permasalahan yang dihadapi oleh pembudidaya lele yaitu terkait sumber air dan pakan lele. Pembudidaya ikan lele menggunakan sumber air tanah/sumur dengan kapasitas yang besar dalam sekali produksi, jika kita hitung berapa banyak pembudidaya memiliki kolam sisanya tinggal kita kalikan saja. Maka jumlah tersebut akan sangat besar kebutuhan airnya dan kebiasaan lain mengisi air kolam lele tidak hanya sekali minimal 2 kali dalam satu kali produksi. 

 Yang harus kita benahi ialah, penggunaan air kolam lele yang sudah kita isi tetapi tanpa dibuang lagi dan tidak perlu mengisi kedua kalinya dalam satu kali produksi, bahkan bisa digunakan untuk bibit lele selanjutnya. Cara yang dapat dilakukan dengan sistem filterisasi air kolam lele. Perlu kita ketahui air kolam yang berisi ikan lele pasti terdapat kotoran yang membuat air kolam lele bau dan kotor. Jika menggunakan dengan tepat dan bijak, maka air tersebut akan bisa digunakan lagi dengan cara sistem sirkulasi green economy. 

Hal ini dapat dilakukan dengan media bantu aquaponik yang tedapat diatas kolam lele. Jadi air tersebut akan dipompa ke media aquaponik yang kotoran lele tersebut juga akan berguna untuk sayuran/tanaman yang ditanam di media aquaponik tersebut. Karena kotoran lele tersebut mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium yang bisa dijadikan sebagai bahan pupuk. Setelah itu, kotoran yang disaring oleh akar tanaman/sayuran yang dijadikan sebagai pupuk organik, output dari air kolam lele akan kembali bersih ke kolam lele. Ini merupakan salah satu cara kita untuk melakukan efisiensi penggunaan air dalam industri ternak lele dengan memanfaatkan kolam air lele bersama media aquaponik. 

 Maka jika para pembudidaya lele melakukan sistem ini, untuk mewujudkan green economy akan semakin terlihat dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena masyarakat sudah mulai mencegah dan menjaga lingkungan serta mengarahkan masyarakat lain untuk bisa menjalankan sistem keberlanjutan demi masa depan yang lebih baik. Pembudidaya lele sudah mencegah dan menjaga lingkungan dari tidak selalu menggunakan ketersediaan sumber air tanah/sumur dengan kapasitas besar dan berlebihan, melainkan dapat menciptakan sistem yang menggunakan air sekali dapat produksi ikan lele. Bahkan menciptakan ikan lele yang lebih organik dan dapat menghasilkan perkebunan seperti sayuran/buah-buahan/tanaman yang berbahan organik. 

Kesimpulan

Green Economy merupakan konsep kegiatan ekonomi yang berfokus pada perlindungan lingkungan dan kesetaraan sosial dalam masyarakat. Sustainaibility dalam kegiatan ekonomi merupakan salah satu dari visi pemimpin Indonesia untuk upaya peningkatan dalam sektor UMKM. Intregrasi konsep Green Economy dengan visi pemimpin Indonesia dapat mengarahkan pelaku UMKM untuk melakukan kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan. Efisiensi penggunaan air dalam budidaya ikan lele dapat dikurangi dengan satu kali pengisian air kolam selama masa pembudidayaan melalui penerapan filterisasi yang dibantu media aquaponik. Penerapan konsep Green Economy akan memberikan keuntungan yang lebih besar karena efesiensi penggunaan air akan lebih mengurangi biaya produksi. Selain itu, aktivitas usaha yang dilakukan dapat memberikan keadilan, kesetaraan, dan keselarasan bagi lingkungan. 

References

Dewi A.,Rizki, “Pengertian Ekonomi Hijau, Konsep, Tujuan, dan Manfaatnya”. https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/483198/pengertian-ekonomi-hijau-konsep-tujuan-dan-manfaatnya. (accessed on June 20, 2024)

Kadin,2024.“UMKM Indonesia”.https://kadin.id/data-dan-statistik/umkm-indonesia/. (accessed on June 20, 2024)