Difa Destrinita Mahasiswi Ilmu Komunikasi 0shares PELATIHAN KEPEMIMPINAN SDGS DALAM MENDUKUNG MERDEKA BELAJAR DI MALUKU Read More Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak selama pandemi covid-19. Berdasarkan data dari Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) pada 2020, jumlah kunjungan wisatawan di seluruh dunia menurun sebesar 44% selama pandemi jika dibandingkan tahun lalu. Sementara di Indonesia, dampak pandemi mengakibatkan terjadinya penurunan devisa. Bank Indonesia mencatat bahwa devisa pariwisata saat pandemi turun hingga 97%. Tetapi ada permintaan yang meningkat untuk memulai kembali sektor secara keseluruhan yang berkelanjutan. Masalah yang ditimbulkan oleh pertumbuhan pariwisata global dalam beberapa tahun terakhir terlalu jelas: kota yang terlalu padat, degradasi lingkungan, dan polusi CO2 yang tinggi. Beberapa negara di dunia sudah meratifikasi standar dari sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan. Contohnya di Thailand, pemerintahnya sudah tidak berkonsentrasi pada peningkatan jumlah turis yang berkunjung ke Thailand. Fokusnya sudah beralih pada pelestarian sumberdaya alam agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Ada beberapa kriteria penting dalam manajemen yang menunjang keberhasilan pariwisata berkelanjutan. Kriteria yang paling penting adalah strategi jangka panjang yang mencakup ekonomi, sosial dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Kriteria yang paling sulit dilakukan di Indonesia adalah properti pariwisata. Hal ini dikarenakan kurang adanya keterlibatan masyarakat setempat dalam penyediaan properti yang melengkapi kebutuhan wisata. Di era pandemi saat ini ternyata kita dapat menciptakan tren wisata yang lebih berkualitas tentang sebuah gerakan kepedulian terhadap pelestarian alam, kualitas dan keamanan air, pengendalian sampah, konservasi energi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan diciptakannya “sustainable ecotourism”. Pertama-tama, kita harus mengklarifikasi apa sebenarnya ecotourism atau ekowisata itu. Ada banyak definisi dan berbagai konsep. Menurut the internasional ecotourism society /TIES ekowisata didefinisikan sebagai “perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah alami untuk melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan masyarakat lokal dan melibatkan interpretasi dan pendidikan”. Lalu bagaimana ekowisata terlihat dalam prakteknya? sulit untuk menunjukkan apa yang dimaksud dengan ekowisata yg sebenarnya, karena setiap proyek memiliki fokusnya sendiri. Tetapi yang menjadi fokus ekowisata adalah pada kesatuan konservasi, masyarakat, dan pembangunan berkelanjutan melalui sarana perjalanan. keuntungannya adalah meningkatkan pengembangan kapasitas lokal dan kesempatan kerja, ekowisata adalah kendaraan yang efektif untuk memberdayakan Komunitas lokal di seluruh dunia untuk memerangi kemiskinan dan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, sekaligus untuk menekankan pada memperkaya pengalaman pribadi dan kesadaran lingkungan melalui interpretasi. Mari kita lihat keuntungannya bagi masyarakat, ekowisata yang dilihat secara ekonomi menciptakan lapangan kerja secara lokal dan kebutuhan kaum muda yg memilih meninggalkan rumah untuk bekerja di kota juga berkurang. ekowisata adalah alternatif yang berkelanjutan untuk masalah ini. Di banyak ekowisata, sumber daya energi terbarukan, skema konservasi air, bahan daur ulang dan pembuangan limbah aman digunakan, terlebih lagi sebagian besar masyarakat memasak dengan makanan lokal dan organik. Soal alam, proyek ekowisata memiliki standar tinggi untuk melindungi adat. Budaya lokal tidak dieksploitasi atau dikomersialkan, sehingga tradisi dan warisan regioris tetap terjaga. Tidak hanya masyarakat yg mendapatkan manfaat, tetapi kita juga. Hal ini di asuransikan bahwa uang yang kita belanjakan tidak akan pergi ke pemerintah untuk korupsi. Kita tahu ke mana uang kita pergi dan untuk apa dibelanjakan. Dan ada berbagai macam proyek ekowisata, sehingga semua orang dapat mencoba wisata alam yang masih alami dan mempelajari lebih lanjut tentang kondisi lingkungan, kita juga dapat mengurangi carbon footprint dan melindungi lingkungan. Salah satu ekowisata yang ada di Indonesia ada di Desa Wisata Tembi, yang berada di daerah istimewa Yogyakarta. Bagi yang tertarik dengan kebudayaan masyarakat lokal, maka harus mencoba ekowisata ke Desa Wisata Tembi. Di desa ini pengunjung akan menikmati rasanya menjadi warga lokal dengan belajar cara membatik, melukis, membuat tembikar dan tentunya tempe kedelai. Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa mencoba rasanya menjadi petani dengan cara ikut bertani atau memancing bagi yang suka memancing. Dan jangan lupa, kita mendapat kesempatan untuk mencoba sesuatu yang baru dan memperluas wawasan kita. Ekowisata memberikan kita pandangan atau perspektif yang sama sekali berbeda pada dunia. Kegiatan ini menantang kita untuk membuka pikiran kita melalui cara berpikir yang berbeda. konsep ekowisata mencakup kemungkinan besar dan memberikan pengalaman bagi pengunjung dan masyarakat lokal untuk membangun kesadaran dan rasa hormat terhadap lingkungan dan budaya. Referensi Alamsyah, Ichsan Emrald. 2020. “FTNTWA 2020 suguhkan tren ekowisata berkelanjutan”, https://www.republika.co.id/berita/qh9v5r349/ftntwa-2020-suguhkan-tren-ekowisata-berkelanjutan, diakses pada 15 September 2021 pukul 21.15 Making Tourism More Sustainable – A Guide for Policy Makers. UNEP and UNWTO. 2005. p.11-12 RimbaKita.com. 2019. “Ekowisata di Indonesia – Arti, Sejarah, Manfaat, Prinsip & kegiatan”, https://rimbakita.com/ekowisata/#:~:text=Manfaat%20Ekowisata,-Sesuai%20dengan%20definisinya&text=Memberikan%20pendidikan%20lingkungan%20kepada%20masyarakat,melibatkan%20partisipasi%20masyarakat%20secara%20materi, diakses pada 16 September 2021 pukul 18.45