Rizki Arda Wardana 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Pendidikan berkualitas adalah salah satu pilar utama dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG 4). Salah satu cara inovatif yang telah diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah melalui program “live in” di desa. Program ini memungkinkan siswa untuk tinggal dan belajar di desa, memberikan pengalaman langsung yang menghubungkan teori dengan praktik. Artikel ini akan mengeksplorasi manfaat program “live in” melalui pengalaman pribadi serta kisah sukses dari berbagai sumber. Menggali Empati dan Kepedulian: Pengalaman Program Live In Pada bulan Desember 2022, saya mendapat kesempatan untuk mendampingi siswa kelas 11 SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta dalam program “live in” di Dusun Balong, Desa Wates, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar langsung kepada siswa melalui interaksi dengan masyarakat desa, serta untuk mengembangkan keterampilan sosial dan empati mereka. Selama tiga hari, kami tinggal bersama keluarga angkat di desa tersebut, yang memungkinkan kami untuk menyelami kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Program ini mencakup berbagai kegiatan yang bertujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada komunitas desa. Salah satu kegiatan utama adalah pemeriksaan kesehatan gratis, yang diadakan untuk meningkatkan kesadaran dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar. Selain itu, kami juga mengorganisir bazar murah yang menjual kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, membantu meringankan beban ekonomi warga desa. Kegiatan pendidikan juga menjadi fokus utama program ini. Kami membantu mengajar di sekolah setempat, memberikan materi tambahan dan metode pengajaran yang interaktif. Ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa desa, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi siswa yang mengikuti program “live in” dalam memahami tantangan pendidikan di daerah pedesaan. Selain kegiatan tersebut, kami turut serta dalam aktivitas bertani dan berkebun bersama masyarakat, yang memberikan pemahaman mendalam tentang praktik pertanian lokal dan pentingnya keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam. Partisipasi dalam kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan tempat ibadah juga menjadi bagian penting dari program ini, yang menekankan nilai-nilai kebersamaan dan tanggung jawab sosial. Menghidupkan Pembelajaran: Manfaat Program “Live In” di Desa Program “live in” adalah sebuah inisiatif pendidikan yang memungkinkan siswa untuk tinggal dan berinteraksi langsung dengan masyarakat desa selama periode tertentu. Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang mendalam dan praktis, yang tidak hanya mencakup pengetahuan akademis tetapi juga keterampilan sosial, empati, dan tanggung jawab sosial. Dalam praktiknya, terdapat pendekatan dan istilah lain yang serupa dengan program “live in”. Penamaan program ataupun pendekatan yang digunakan disesuaikan dengan konteks dan tujuan utama program-program tersebut, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: Immersion Program: Mengacu pada program di mana peserta “tenggelam” dalam budaya dan kehidupan masyarakat tertentu untuk belajar dari pengalaman langsung. Program-program tersebut, seperti English Immersion Program di Kampung Inggris Pare, bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif, khususnya di bidang-bidang seperti kosa kata, kelancaran, dan pengucapan (Pratiwi, 2023). Community Service Learning: Menekankan aspek pembelajaran melalui pelayanan kepada komunitas. Melalui Community Service Learning (CSL), siswa mendapatkan pengalaman praktis, mengembangkan rasa tanggung jawab sosial, dan memberikan kontribusi positif kepada komunitas sambil mempelajari keterampilan yang berharga (Beck, 2005). Real Work Lecture/Kuliah Kerja Nyata. Merupakan bentuk intrakurikuler yang merupakan implementasi dari Tridharma Perguruan Tinggi untuk memberikan pengalaman kerja dan belajar kepada mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat (Paputungan, 2023). Program-program ini memiliki tujuan yang serupa yaitu memberikan pengalaman praktis kepada peserta, meningkatkan keterampilan interpersonal, serta memperkuat hubungan antara institusi pendidikan dan komunitas lokal, dengan fokus pada pembangunan berkelanjutan dan kontribusi sosial. Program “live in” di desa memberikan banyak manfaat baik bagi siswa maupun komunitas desa. Bagi siswa, program ini adalah kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial, memahami tantangan yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan, dan belajar tentang praktik keberlanjutan secara langsung. Mereka belajar untuk bekerja sama, mengatasi tantangan, dan berpikir kritis dalam mencari solusi. Bagi komunitas desa, kehadiran siswa seringkali membawa manfaat signifikan. Siswa dapat membantu dalam berbagai proyek komunitas seperti pembangunan infrastruktur sederhana, program pendidikan untuk anak-anak desa, dan kampanye kesehatan. Kolaborasi antara siswa dan masyarakat desa dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dan memperkuat solidaritas sosial. Pendidikan Berkualitas: Kisah Sukses Program “Live In” di Indonesia Beberapa sekolah di Indonesia telah mengadopsi program “live in” sebagai bagian dari kurikulum mereka. Misalnya, SMA IT Ihsanul Fikri Mungkid di Magelang mengadakan program Santri Masuk Desa (SMD), sebagai wujud pengabdian pelajar kepada masyarakat dan sudah berjalan sejak tahun 2009. Di Kabupaten Kuningan, program serupa yaitu Program SMK Membangun Desa diresmikan sejak April 2021 di SMK Karya Nasional. Program ini bertujuan untuk memacu pembangunan desa dengan melibatkan kontribusi dari siswa-siswi SMK.. Program lain yang juga menunjukkan dampak positif adalah program Bakti Siswa Untuk Desa (BSUD), merupakan salah satu program pembelajaran yang ada di lingkungan SMA Terpadu Al-Qudwah, Kabupaten Lebak, Banten. Siswa melaksanakan ragam aktivitas, mulai dari baksos, penyuluhan kesehatan dan lingkungan untuk masyarakat, aktivitas giat membaca dan mengaji bersama anak-anak, ataupun kegiatan lainnya yang disesuaikan dengan desa yang disinggahi. Program “live in” di desa telah diadopsi oleh beberapa sekolah di Indonesia sebagai bagian dari kurikulum mereka, menunjukkan dampak positif yang signifikan baik bagi siswa maupun masyarakat desa. Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar siswa, tetapi juga memperkuat hubungan antara sekolah dan komunitas desa, menciptakan sinergi yang bermanfaat untuk pembangunan berkelanjutan. Adaptasi dan Pendanaan: Kunci Keberhasilan Program “Live In” Meskipun program “live in” memiliki banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah adaptasi siswa terhadap kehidupan pedesaan yang mungkin sangat berbeda dari kehidupan sehari-hari mereka. Untuk mengatasi ini, sekolah perlu memberikan persiapan yang memadai sebelum program dimulai, termasuk pelatihan tentang budaya dan etika lokal. Tantangan lain adalah logistik dan pendanaan. Program ini memerlukan dukungan finansial yang cukup untuk transportasi, akomodasi, dan material pendukung lainnya. Solusi untuk ini dapat mencakup kemitraan dengan pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta yang dapat memberikan dukungan finansial dan sumber daya lainnya. Program “Live In” Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Program “live in” di desa adalah contoh praktik baik dalam bidang pendidikan yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Program ini dapat menginspirasi lebih banyak sekolah untuk mengadopsi pendekatan serupa karena memberikan siswa kesempatan untuk belajar langsung di lapangan. Melalui pengalaman ini, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis tetapi juga memahami aplikasi praktisnya, khususnya dalam konteks kehidupan pedesaan. Program ini secara langsung mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 4, yang berfokus pada pendidikan berkualitas untuk semua. Selain itu, dengan terlibat langsung dalam kegiatan di desa, siswa belajar tentang keberlanjutan lingkungan, ekonomi lokal, dan dinamika sosial masyarakat setempat. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendukung dan mengembangkan program-program seperti “live in”. Melalui dukungan finansial, kemitraan dengan berbagai pihak, dan persiapan yang matang, dapat memastikan program ini berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang maksimal terhadap pembangunan berkelanjutan, sehingga berkontribusi mendorong terlahirnya agen perubahan di masa depan. Referensi: Azizah, S. N. (n.d.). Santri Masuk Desa, Terapkan Edukasi Sosial. Retrieved June 8, 2024, from http://magelangkab.go.id/home/detail/santri-masuk-desa-terapkan-edukasi-sosial/2770 Beck, S. (2005). Community Service Learning. General Anthropology Bulletin of the General Anthropology Division, 1-11. BSUD Program Unggulan SMA Terpadu Al-Qudwah; Hadirkan Siswa Yang Mandiri, Berdaya Guna Untuk Desa. (2024, January 3). Retrieved June 8, 2024, from https://alqudwah.id/bsud-program-unggulan-sma-terpadu-al-qudwah–hadirkan-siswa-yang-mandiri—berdaya-guna-untuk-desa- Maulana, Y. (2021, April 5). Mirip KKN, Siswa-Siswi SMK di Jabar Bakal Dilibatkan Membangun Desa. Retrieved June 8, 2024, from https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5520453/mirip-kkn-siswa-siswi-smk-di-jabar-bakal-dilibatkan-membangun-desa Paputungan, F. (2023). Implementation of KKN as Community Service Activities in accordance with the Field of Science. Journal of Education and Culture, 3(2), 161-176. https://doi.org/10.47918/jeac.v3i1.1262 Pratiwi, W. (2023). Indonesian Students’ Growth Perception of an English Immersion Program. English Franca, 7(1), 57-68. http://dx.doi.org/10.29240/ef.v7i1.6594.