Tika Yanti Penulis Lepas 0shares MENYULUT ENERGI HIJAU DARI EMAS CAIR: PERAN STRATEGIS KELAPA SAWIT DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Read More Pandemi telah berlangsung selama dua tahun. Belum ada titik terang kapan dunia kembali normal. Sama halnya dengan ketidakpastian dari munculnya wisatawan. Namun yang pasti adalah setiap daerah memiliki sesuatu yang tidak akan berubah. Setiap daerah adalah unik. Masing-masing memiliki keunikan yang tidak dapat direkayasa. Mereka hadir dari kebiasaan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Jadi potensi daerah bukan dan tidak bisa dipaksakan. Ibarat memaksakan diri menjual ikan laut di gunung, apakah bisa menghasilkan ikan yang fresh? Salah satu contoh daerah dengan berbagai keunikan baik dari sisi lingkungan hingga masyarakatnya adalah desa. Umumnya banyak orang yang memilih mengunjungi desa ketika mereka merasa penat karena di desa lebih damai dan tenang. Bahkan tidak sedikit juga orang yang tinggal di desa A mengunjungi desa B hanya sekedar melepas penat. Jadi intinya setiap desa pasti memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Orang-orang yang saling mengunjungi desa artinya sedang melakukan wisata desa. Pengertian wisata desa adalah wisata atau kegiatan yang memberikan pengalaman kepada wisatawan tanpa merusak adat istiadat dan kebiasaan masyarakat di desa tersebut. Dengan kata lain kegiatan ini berfungsi untuk menggali potensi sebuah desa mulai dari budaya, kearifan lokal, pertanian, hingga lainnya. Keaslian dari desa tersebut tidak boleh sampai hilang karena ini merupakan identitas suatu daerah. Tidak ada istilah melayani tamu dalam hal ini. Para tamu melayani diri mereka masing-masing. Mencermati apa yang terjadi dalam kehidupan desa sehari-hari adalah bagian dari wisata yang mereka lakukan. Jenis-jenis wisata yang ditawarkan di wisata desa: Interaksi dengan masyarakat, (desa yang alami tanpa dibuat maka akan menampilkan ciri khas masyarakat di sana baik ramah maupun tidak ramah). Mengenal kearifan lokal seperti interaksi masyarakat lokal dengan lingkungannya seperti contoh bagaimana mereka mengetahui tanda-tanda gunung hendak meletus berdasarkan ilmu “titen”. Menelusuri ekosistem yang ada mulai dari binatang hingga tanaman di sekitar. Bahkan di saat pandemi ini, potensi wisata desa cukup menjanjikan karena tidak berkerumun, berada di luar ruangan, dan berbaur dengan kehidupan sehari-hari. Catatan pentingnya adalah konsep wisata ini harus mampu bertahan dan tidak kehilangan ketenarannya dalam waktu dekat. Artinya adalah ia harus menjadi sustainable tourism. Lalu apa hubungannya wisata desa dengan sustainable tourism? Mengenal Sustainable Tourism contoh wisata desa (foto: Tika) Istilah sustainable tourism saat ini sedang populer mengingat banyaknya pecinta lingkungan yang bergerak untuk menanggulangi keprihatinan terkait lokasi wisata maupun orang-orang yang menyayangkan kreativitas mereka yang mati dan terpaku hanya pada wisatawan yang muncul. Kegiatan wisata cenderung merusak alam. Wisatawan maupun pelaku sektor usaha hanya fokus pada keuntungan yang banyak tanpa mempedulikan keberlanjutan dari lokasi wisata tersebut. Akhirnya di saat pandemi seperti ini masyarakat tidak punya harapan hidup selain menanti kapan wisatawan muncul. “Wisata yang berkelanjutan” memiliki makna bahwa adanya kegiatan wisata tidak merusak dan memberikan dampak negatif kepada lingkungan. Bahkan kegiatan yang ada di lingkungan tersebut masih terus berlanjut dengan atau tidak adanya wisatawan. Apa hubungannya wisata desa dengan wisata yang berkelanjutan ini? Terdapat dua poin yang membuat desa wisata mampu menerapkan “sustainable tourism”. Mereka adalah: Wisata desa memiliki potensi yang banyak Sebuah desa dengan keunikannya masing-masing tentu memiliki banyak potensi. Sekalipun tidak ada wisatawan yang berkunjung, desa tersebut masih dapat melanjutkan kehidupannya dengan menggali potensi yang lain sehingga tidak akan mati. Bahkan wisatawan juga dapat meningkatkan kualitas diri mereka dan tidak hanya sekedar bersenang-senang. Edukasi, pelatihan, hingga gerakan ekonomi tidak hanya pada satu bidang. Menerapkan prinsip wisata berkelanjutan di desa wisata bukan hal yang sulit karena mereka bukan hanya menghasilkan sesuatu namun juga menciptakan bahan baku. Ketika mendapat pelatihan tertentu, desa tersebut akan mudah menerapkannya dengan memodifikasi bahan alam yang ada. Ini akan menjadi sesuatu yang sangat bernilai lebih. Masyarakat tidak akan terganggu dengan ada atau tidaknya wisatawan. Mereka akan menganggap dengan mengolah apa yang ada serta melestarikannya akan jauh lebih menguntungkan. Peran Pelaku Pariwisata dan Pemerintah Adanya wisata desa tidak akan berkembang tanpa campur tangan pelaku pariwisata dan pemerintah. Mereka akan bekerjasama mempromosikan dan memberikan dukungan bagi masyarakat setempat untuk tetap mempertahankan keunikan desanya. Adanya penyuluhan dan pelatihan pengembangan potensi oleh pemerintah juga membantu peningkatan kualits wisata desa. Bagaimana ketika ada wisatawan yang berkunjung dan apa yang perlu dipersiapkan untuk memberikan pengetahuan pada mereka tanpa dibuat-buat adalah hal yang penting. Jangan sampai ciri khas desa menghilang hanya karena “tuntutan” wisatawan. Dengan membatasi jumlah tamu yang datang juga salah satu bentuk menjaga kelestarian sebuah desa. Kuantitas yang banyak tidak menjamin semuanya mau untuk kita atur. Kadangkala justru lebih potensial merusak. Demikian pula dengan pelaku pariwisata yang sebaiknya turut serta menjelaskan konsep wisata berkelanjutan kepada wisatawan. Semuanya demi menjaga keberlangsungan hidup umat manusia dan makhluk hidup lainnya di masa yang akan mendatang. Penutup Wisata desa memiliki poin-poin yang membuatnya dapat menjalani konsep wisata berkelanjutan (sustainable tourism). Harapannya setiap daerah mampu bertahan dengan ada atau tidaknya wisatawan yaitu dengan memanfaatkan potensi di desa tersebut sebagai penunjang kehidupan masyarakatnya.
MENYULUT ENERGI HIJAU DARI EMAS CAIR: PERAN STRATEGIS KELAPA SAWIT DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Read More