fbpx

Topik 5: Aksi Nyata Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran yang Diterapkan Sebagai Scaffolding pada ZPD

Hai Guru Profesional!

Salam Pendidikan!

Salam Pancasila!

Saya Azhar Arrahman Nainggolan sering dipanggil Azhar kali ketiganya melalui Beranda Inspirasi akan memberikan hasil pikiran yang merupakan tugas mata kuliah Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia yakni pada topik 5 alur Aksi Nyata.

Saya akan memberikan tulisan refleksi menggunakan alur MERDEKA yang terdiri dari mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman dan koneksi antar materi dan aksi nyata. Refleksi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam bagi diri sendiri dan orang lain terutama bagi Guru Profesional yang ada di Indonesia yang dapat saya sampaikan antara lain, sebagai berikut:

1.Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran? (Mulai dari Diri)

Jawaban:

Pendekatan pembelajaran dimulai dengan mengajak siswa untuk merefleksikan pengalaman pribadi mereka. Pada tahap ini, siswa diajak untuk memikirkan nilai-nilai Pancasila yang pernah mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, guru dapat meminta siswa untuk menulis atau menceritakan pengalaman ketika mereka melihat penerapan nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa” di lingkungan mereka. Langkah ini penting untuk memetakan tingkat pemahaman awal siswa dan mempersiapkan mereka untuk tahap selanjutnya.

2. Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?

Jawaban:

Dalam tahap eksplorasi konsep, saya menggunakan berbagai sumber dan media untuk membantu siswa memahami nilai-nilai Pancasila. Misalnya, saya menggunakan analogi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa untuk menjelaskan konsep seperti “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Saya juga menggunakan video, cerita inspiratif, dan gambar yang relevan untuk memvisualisasikan konsep-konsep abstrak. Dengan cara ini, siswa dapat mengaitkan teori dengan pengalaman nyata, sehingga lebih mudah memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila.

3. Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi? (Ruang Kolaborasi)

Jawaban:

Diskusi dengan rekan-rekan dan bimbingan dari dosen membantu saya memahami bahwa untuk mengidentifikasi Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran yang Diterapkan Sebagai Scaffolding pada ZPD siswa, guru harus melakukan penilaian formatif secara teratur. Ini memungkinkan guru untuk mengetahui di mana siswa berada dalam proses belajar dan jenis dukungan apa yang mereka butuhkan untuk berkembang lebih lanjut.

4. Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan dan diri sendiri)?

Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?

Jawaban:

Hal penting pada alur ini yang saya peroleh bersama rekan-rekan kelompok 4 berasal dari tentang materi, interaksi dengan rekan dan refleksi diri sendiri yang dapat saya jelaskan sebagai berikut:
Materi, berdasarkan hasil diskusi dan curah pendapat yang kami tuangkan dalam media slide Power Point bahwa Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran yang Diterapkan Sebagai Scaffolding pada ZPD. Sebelum memulai pembelajaran, kami sebagai calon guru profesional harus memahami karakteristik peserta didik sehingga pembelajaran yang dimaksud dalam Filosofi Pendidikan yaitu kodrat alam dan kodrat zaman dapat dilaksanakan, selanjutnya dengan memahami hal tersebut kami dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat diterapkan kepada peserta didik.
Interaksi dengan Rekan,  Hal penting kedua dengan kesadaran penuh saya harus memahami karakteristik rekan-rekan kelompok 4 merupakan pelaksanaan secara mikro hal itu berkesinambungan dengan materi yang terdapat pada alur Demonstrasi Kontekstual. Saya dapat menyelesaikan tugas secara kolektif dengan mengawali melakukan pemahaman dalam Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran yang Diterapkan Sebagai Scaffolding pada ZPD rekan-rekan kelompok empat.
Refleksi Diri Sendiri, Hal terakhir yang dapat saya peroleh pada alur ini adalah saya mengaitkan pemahaman sebelum dan sesudah memahami studi kasus yang dapat menjadi bekal untuk diri saya kelak saat menjadi guru untuk dapat menerapkan dalam skala makro.

5. Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?

Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? (Elaborasi Pemahaman)

Jawaban:

Pentingnya peran refleksi dalam proses belajar juga menjadi jelas bagi saya. Dengan merefleksikan kemajuan mereka, siswa dapat lebih memahami kekuatan dan area yang perlu mereka tingkatkan. Guru, pada gilirannya, dapat menyesuaikan strategi pengajaran mereka berdasarkan refleksi siswa. Saya menyadari bahwa ZPD tidak hanya relevan dalam pembelajaran akademis tetapi juga dalam pengembangan keterampilan sosial-emosional. Dengan memahami dan menerapkan ZPD, saya dapat membantu siswa tidak hanya mencapai tujuan akademis mereka tetapi juga mengembangkan keterampilan interpersonal dan intrapersonal yang penting.

6. Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?

Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru? (Koneksi Antar Materi)

Jawaban:

Sebagai seorang calon guru yang tengah menempuh pendidikan di Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pra-Jabatan, saya telah mempelajari berbagai mata kuliah yang esensial untuk pengembangan kompetensi mengajar saya. Salah satu konsep kunci yang terus muncul adalah Zone of Proximal Development (ZPD), yang diperkenalkan oleh psikolog Lev Vygotsky. ZPD mengacu pada jarak antara kompetensi aktual seorang siswa—apa yang bisa mereka lakukan secara mandiri—dan kompetensi potensial mereka—apa yang bisa mereka capai dengan bantuan atau bimbingan dari orang lain. Memahami dan menerapkan ZPD sangat penting dalam berbagai aspek pengajaran dan pembelajaran.

Prinsip Pengajaran dan Asesmen I

Dalam mata kuliah ini, kami mempelajari berbagai prinsip dasar pengajaran dan asesmen yang efektif. ZPD menjadi sangat relevan karena prinsip pengajaran yang baik harus didasarkan pada pemahaman mendalam tentang di mana siswa berada dalam perjalanan belajar mereka (kompetensi aktual) dan ke mana mereka dapat dibimbing (kompetensi potensial). Asesmen formatif menjadi alat penting untuk mengidentifikasi kompetensi aktual siswa, sedangkan pengajaran yang diferensiasi dan dukungan scaffolding membantu mengarahkan mereka menuju kompetensi potensial.

Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Mata kuliah ini menekankan pentingnya memahami karakteristik, kebutuhan, dan gaya belajar peserta didik. Dalam konteks ZPD, pemahaman ini menjadi landasan untuk merancang intervensi yang tepat. Misalnya, seorang siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep abstrak mungkin memerlukan dukungan visual atau contoh konkret untuk mencapai kompetensi potensial mereka. Sebaliknya, siswa yang lebih maju mungkin membutuhkan tantangan tambahan untuk terus berkembang.

Pembelajaran Sosial-Emosional (SEL)

Pembelajaran sosial-emosional mengajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti kesadaran diri, manajemen diri, dan hubungan interpersonal yang sehat. ZPD sangat relevan di sini karena perkembangan keterampilan sosial-emosional seringkali memerlukan interaksi dan dukungan dari orang lain. Misalnya, seorang siswa mungkin memiliki kesadaran diri yang baik (kompetensi aktual) tetapi memerlukan dukungan dalam mengelola emosi mereka dalam situasi stres (kompetensi potensial). Guru dapat memberikan dukungan melalui pembelajaran kooperatif, di mana siswa belajar untuk bekerja sama dan saling mendukung.

Teknologi Baru dalam Pengajaran

Teknologi pendidikan menawarkan alat yang kuat untuk mendukung penerapan ZPD. Dengan teknologi, guru dapat menyediakan scaffolding yang lebih efektif dan interaktif. Misalnya, platform pembelajaran online dapat memberikan materi tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, video tutorial untuk menjelaskan konsep sulit, atau simulasi interaktif yang memungkinkan siswa belajar dengan cara yang lebih praktis. Teknologi juga memungkinkan asesmen formatif yang lebih sering dan lebih akurat, memberikan data real-time tentang kemajuan siswa dan membantu guru menyesuaikan pengajaran mereka sesuai kebutuhan.

Perancangan dan Pengembangan Kurikulum

Dalam mata kuliah ini, kami mempelajari bagaimana merancang kurikulum yang memenuhi kebutuhan semua siswa. Penerapan ZPD dalam perancangan kurikulum berarti merancang kurikulum yang fleksibel dan adaptif, yang menyediakan tantangan yang sesuai dan dukungan yang memadai untuk semua siswa. Ini bisa berarti merancang unit pelajaran yang mencakup berbagai tingkat kesulitan dan menyediakan pilihan kegiatan yang memungkinkan siswa untuk belajar pada tingkat yang sesuai dengan ZPD mereka.

7. Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru? Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? apa alasannya apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal? (Aksi Nyata)?

Jawaban:

Pembelajaran pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang diterapkan sebagai scaffolding pada Zone of Proximal Development (ZPD) memberikan banyak manfaat bagi kesiapan saya sebagai seorang guru. Berikut adalah beberapa manfaat utama:

  1. Pemahaman yang Mendalam tentang Siswa: Dengan menggunakan scaffolding, saya dapat lebih memahami kebutuhan dan kemampuan siswa secara individual. Hal ini memungkinkan saya untuk memberikan bantuan yang tepat pada saat yang tepat, sehingga mendukung perkembangan kognitif dan emosional mereka.

  2. Pengembangan Keterampilan Mengajar: Penerapan berbagai metode dan teknik pembelajaran memperkaya keterampilan mengajar saya. Saya belajar bagaimana menggunakan analogi, visualisasi, dan demonstrasi untuk menjelaskan konsep abstrak, serta bagaimana mengelola dinamika kelompok secara efektif.

  3. Fleksibilitas dan Kreativitas dalam Pengajaran: Pendekatan ini menuntut saya untuk menjadi lebih fleksibel dan kreatif dalam menyusun dan melaksanakan rencana pembelajaran. Ini membantu saya untuk terus mencari cara-cara baru yang menarik dan efektif untuk mengajar, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

  4. Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional: Scaffolding juga mengajarkan saya untuk memperhatikan aspek sosial dan emosional siswa. Saya belajar bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menghargai, yang penting untuk perkembangan holistik siswa.

  5. Penilaian Formatif yang Efektif: Melalui pendekatan ini, saya dapat melakukan penilaian formatif yang lebih efektif, yang membantu saya memahami sejauh mana siswa telah menguasai materi dan di mana mereka masih memerlukan bantuan. Ini memungkinkan saya untuk menyesuaikan strategi pengajaran saya secara dinamis.

Dalam skala 1-10, saya menilai kesiapan saya saat ini berada di angka 9. Berikut adalah alasan dari penilaian tersebut:

  • Pengetahuan Teoretis yang Kuat: Saya memiliki pemahaman yang baik tentang teori scaffolding dan ZPD, serta bagaimana menerapkannya dalam konteks pembelajaran.
  • Pengalaman Praktis yang Cukup: Melalui PPL (Program Pengalaman Lapangan) dan aktivitas mengajar lainnya, saya telah memiliki pengalaman praktis dalam menerapkan pendekatan ini, meskipun masih banyak yang perlu dipelajari.
  • Keterbatasan dalam Teknologi: Meskipun saya cukup familiar dengan berbagai teknologi pendidikan, saya masih perlu meningkatkan kemampuan saya dalam memanfaatkan teknologi secara optimal untuk mendukung pembelajaran.
  • Perlu Peningkatan dalam Manajemen Kelas: Saya merasa perlu memperkuat keterampilan dalam mengelola dinamika kelas, terutama dalam menciptakan ruang kolaborasi yang efektif.