fbpx
-

TOPIK 1. AKSI NYATA PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA (PSdPI)

Salam Pendidikan!

 

Blog ini ditulis sebagai hasil refleksi dari pembelajaran pada mata kuliah Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia. Melalui blog ini, saya berusaha untuk menggali lebih dalam bagaimana konsep-konsep sosiokultural yang telah dipelajari selama perkuliahan dapat diterapkan dalam memahami dan menganalisis berbagai dinamika pendidikan di Indonesia. Refleksi ini mencakup pemahaman tentang hubungan antara nilai-nilai budaya, norma sosial, dan kebijakan pendidikan, serta bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi proses belajar-mengajar di berbagai konteks. Harapannya, tulisan ini tidak hanya menjadi dokumentasi pembelajaran, tetapi juga dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi pengembangan pendidikan yang lebih relevan dengan keberagaman sosial dan budaya di Indonesia. Adapun hasil refleksi tersebut diantaranya:

 

1. Mulai dari Diri (Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?)

Diawali dengan mulai diri, saya melihat topik 1 ini membahas mengenai pengantar perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan di Indonesia, dimana saya melihat dari pengalaman pribadi saya yaitu lingkungan terdekat saya mengenai struktur sosial masyarakat di sekitar tempat tinggal saya. Dalam perjalanan pendidikan saya, faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik memainkan peran yang saling terkait dan signifikan dalam membentuk pengalaman pembelajaran. Perbedaan gaya komunikasi antar daerah menciptakan tantangan adaptasi yang nyata, di mana saya harus menyesuaikan diri dari lingkungan yang terbiasa dengan komunikasi lembut ke lingkungan yang lebih tegas dan dominan. Proses adaptasi ini tidak hanya melibatkan cara berkomunikasi, tetapi juga menyentuh aspek budaya yang lebih dalam. Dari sisi budaya, saya menghadapi transisi nilai yang cukup menantang, terutama dalam hal keberanian berbicara dan partisipasi aktif di kelas. Pergeseran dari lingkungan yang cenderung pemalu dan berhati-hati dalam berbicara ke lingkungan yang menuntut keaktifan dalam diskusi membutuhkan penyesuaian mental dan perilaku yang signifikan. Faktor ekonomi turut berperan dalam membentuk pilihan pendidikan saya, terutama dalam hal pemilihan sekolah berdasarkan akses dan jarak. Keputusan untuk bersekolah di desa lain demi kemudahan akses menunjukkan bagaimana pertimbangan ekonomis dan praktis dapat mempengaruhi kesempatan dan pengalaman belajar seseorang. Sementara itu, dimensi politik tercermin dalam kebijakan pendidikan yang belum sepenuhnya mengakomodasi keberagaman sosial dan budaya siswa. Hal ini terlihat dari metode pengajaran yang terkadang kurang mempertimbangkan latar belakang peserta didik yang heterogen. Sehingga saya dapat menyimpulkan peran pada topik ini yang relevan dengan pengalaman saya dalam proses pembelajaran.

 

2. Eksplorasi Konsep (Apa yang Anda pelajari dari Konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?)

Saya mendapatkan banyak pembelajaran melalui tayangan video dan serangkaian pertanyaan pada tahap eksplorasi konsep bahwa pendidikan Indonesia melalui serangkaian panjang. Perjalanan pendidikan Indonesia dari masa kolonial hingga saat ini menunjukkan transformasi yang signifikan. Pada masa kolonial, pendidikan digunakan sebagai instrumen untuk mempertahankan kekuasaan kolonial. Belanda menerapkan sistem pendidikan diskriminatif dengan membagi sekolah berdasarkan status sosial dan ras, sementara Jepang menggunakan pendidikan untuk kepentingan perang dan indoktrinasi. Kemudian Ki Hajar Dewantara muncul sebagai tokoh pembaharu dengan mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922. Filosofinya yang terkenal “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” mencerminkan pendekatan pendidikan yang mempertimbangkan nilai-nilai budaya Indonesia. Taman Siswa menjadi model pendidikan yang mengintegrasikan aspek sosial-budaya lokal dengan pendidikan modern. Pengaruh sosial terlihat dari upaya Taman Siswa membuka akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, berbeda dengan sistem kolonial yang diskriminatif. Secara budaya, Taman Siswa mengintegrasikan nilai-nilai dan kesenian tradisional dalam kurikulum. Faktor ekonomi tercermin dalam pengelolaan sekolah yang mandiri dan terjangkau, sementara aspek politik terlihat dari posisi Taman Siswa sebagai gerakan pendidikan yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Jadi Faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik memang memengaruhi proses pendidikan dari zaman sebelum merdeka hingga saat ini.

 

3. Ruang Kolaborasi (Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam Ruang Kolaborasi?)

Pada ruang kolaborasi diberikan lima video inspirasi pendidikan di berbagai daerah untuk didiskusikan bersama kelompok, kemudian dari hasil diskusi saya menyadari bahwa faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik memiliki pengaruh besar terhadap pendidikan dan pembelajaran di berbagai daerah di Indonesia. Dalam menghadapi keterbatasan, guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif dan berbasis lokal, seperti memanfaatkan alam sekitar, menerapkan pembelajaran berbasis budaya, serta meningkatkan motivasi dan literasi siswa.

Selain itu, ada beberapa rekomendasi tambahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti pengenalan kewirausahaan, edukasi tentang bahaya pernikahan dini, integrasi budaya lokal dalam kurikulum, serta rekomendasi beasiswa bagi siswa yang kurang mampu. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, pendidik dapat merancang pembelajaran yang lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan peserta didik, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

 

4. Demonstrasi Kontekstual (Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demontrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok bisa tentang materi, rekan dan diri sendiri?)

Hal Penting yang saya pe;ajari dari demonstrasi kontekstual dalam pembelajaran membawa beberapa manfaat penting dalam pengembangan pemahaman dan keterampilan saya yaitu  Pertama, dari segi pembelajaran materi, diskusi dengan rekan yang memiliki beragam latar belakang memberikan perspektif baru dan memperdalam pemahaman. Ketika setiap anggota kelompok membagikan pengalaman pribadi mereka terkait pengaruh faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan, hal ini menciptakan gambaran yang lebih komprehensif tentang realitas pendidikan di Indonesia. Kedua, dalam hal pengembangan keterampilan sosial, proses ini melatih kemampuan berkomunikasi efektif dan berkolaborasi. Misalnya, ketika menghadapi perbedaan pendapat dalam diskusi, pembelajaran kontekstual mengajarkan bagaimana menghargai perspektif berbeda dan mencapai kesepakatan bersama. Ketiga, dari sisi pengembangan diri, proses ini membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif. Mendengarkan pengalaman rekan yang berbeda mendorong evaluasi ulang terhadap asumsi dan pemahaman pribadi tentang pendidikan. Keseluruhan proses ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dimana teori dan praktik dapat diintegrasikan melalui sharing pengalaman dan diskusi kolaboratif.

 

5. Elaborasi Pemahaman (Sejauh ini apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini, apa hal baru yang Anda pahami atau berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?)

Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?

Yang sudah saya pahami dari topik ini adalah pemahaman tentang pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan signifikan melalui berbagai fase sejarah, dimulai dari masa penjajahan Belanda yang menerapkan sistem pendidikan diskriminatif, dilanjutkan dengan periode pendudukan Jepang yang menggunakan pendidikan untuk kepentingan perang, hingga masa kemerdekaan yang membawa transformasi menuju sistem pendidikan nasional yang lebih inklusif. Dalam perjalanannya, pendidikan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari empat faktor utama yang saling mempengaruhi. Faktor sosial tercermin dalam struktur masyarakat dan pola interaksi, faktor budaya terlihat dalam nilai-nilai dan tradisi lokal yang membentuk cara pembelajaran, faktor ekonomi mempengaruhi akses dan kualitas pendidikan, sementara faktor politik menentukan arah kebijakan dan implementasi sistem pendidikan.

Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?

Pemahaman baru yang diperoleh menekankan pentingnya peran guru sebagai fasilitator yang memahami konteks lokal siswanya. Guru modern dituntut untuk dapat “memerdekakan” peserta didik dengan memahami kebutuhan mereka berdasarkan latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Ini berarti guru perlu mengadaptasi metode pengajaran, mengembangkan materi yang relevan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan yang mempertimbangkan kompleksitas faktor-faktor tersebut. Pendekatan holistik ini menghasilkan praktik pendidikan yang lebih kontekstual dan berpusat pada siswa. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai peneliti yang terus menganalisis dan memahami dinamika lokal untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan efektif. Pemahaman ini membawa perubahan paradigma dari pendidikan yang bersifat satu arah menjadi proses pembelajaran yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik.

Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Hal yang ingin saya pelajari adalah mengenai faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik di daerah tinggal saya dan apakah ada kaitanya dengan kondisi peserta didik disana dan bagaimana proses pembelajaranya. Kemudian saya juga ingin belajar bagaimana mengoptimalkan nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa serta studi tentang praktik pendidikan berbasis budaya dan pengaruhnya terhadap karakter dan identitas siswa.

 

6. Koneksi Antar Materi (Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?)

Koneksi antar materi dalam berbagai mata kuliah yang telah dipelajari menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Perspektif Sosiokultural memberikan pemahaman tentang bagaimana faktor-faktor ini membentuk sistem pendidikan dari masa ke masa, sejalan dengan kajian dalam Filosofi Pendidikan yang menekankan pentingnya pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan zaman, seperti yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara. Pemahaman ini berperan penting dalam perancangan strategi pembelajaran yang lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan peserta didik.

Setelah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan, langkah selanjutnya adalah menerapkannya dalam Prinsip Pengajaran dan Asesmen. Mata kuliah ini menyoroti pentingnya menyesuaikan metode pembelajaran dan asesmen agar sesuai dengan keberagaman peserta didik. Asesmen tidak hanya berfungsi sebagai alat ukur akademik, tetapi juga sebagai alat diagnostik untuk memahami perkembangan dan kebutuhan belajar siswa. Dalam konteks pembelajaran modern, penggunaan Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran menjadi aspek penting untuk mendukung efektivitas pengajaran. Pemanfaatan teknologi seperti podcast, animasi digital, dan platform pembelajaran daring perlu dilakukan secara kontekstual dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi peserta didik, sehingga teknologi dapat benar-benar memberikan dampak positif dalam proses pembelajaran.

Selain itu, pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya juga menjadi aspek fundamental dalam pendidikan. Setiap peserta didik memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda, baik secara kognitif, sosial, maupun emosional. Oleh karena itu, pendidik perlu merancang strategi pembelajaran yang personal, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan mereka. Dengan menghubungkan berbagai mata kuliah ini, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inovatif, kontekstual, dan berpihak kepada peserta didik, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan dengan tuntutan zaman.

 

7. Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru? Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya? Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?

Pembelajaran ini memberikan manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kesiapan saya sebagai seorang guru, terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Dengan memahami faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan, saya dapat lebih adaptif dalam menghadapi tantangan di kelas serta mampu merancang strategi pembelajaran yang kontekstual dan inklusif. Selain itu, pemahaman tentang prinsip pengajaran dan asesmen membantu saya dalam menilai perkembangan siswa secara lebih komprehensif, sementara teknologi dalam pembelajaran membuka peluang untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif.

Saat ini, saya menilai kesiapan saya sebagai guru berada di skala 7 dari 10. Saya merasa sudah memiliki pemahaman dasar yang cukup baik tentang konsep-konsep pembelajaran yang berpihak pada peserta didik serta strategi pembelajaran yang kontekstual. Namun, saya menyadari bahwa masih ada beberapa aspek yang perlu saya kembangkan lebih lanjut, seperti penerapan strategi diferensiasi secara efektif, pemanfaatan teknologi secara optimal dalam pembelajaran, serta perancangan asesmen formatif yang benar-benar dapat membantu memahami perkembangan siswa.

Untuk dapat menerapkan pembelajaran ini dengan optimal, saya perlu terus meningkatkan keterampilan dalam merancang dan mengevaluasi strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Saya juga perlu lebih banyak berlatih dalam menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran agar dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna. Selain itu, saya juga ingin belajar bagaimana menerapkan pembelajaran yang tanggap budaya, mengembangkan kemampuan reflektif dalam mengevaluasi efektivitas pembelajaran serta memperkuat keterampilan dalam mendampingi peserta didik dengan berbagai kebutuhan belajar menjadi aspek penting yang perlu saya persiapkan lebih lanjut.