Margaretha Taniria Sarumaha 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Halo sobat PPG Salam Pendidikan Perkenalkan nama saya Margaretha Taniria Sarumaha, saya mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 Universitas Islam Sumatera Utara. Pada kesempatan kali ini saya akan mengelaborasi pemahaman saya dalam topik 1 ruang Koneksi antar Materi pada mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi. Menurut Tomlinson (2001) Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sebagai individu. Berdasarkan pengertian yang disebutkan oleh Tomlinson tersebut penelitian tentang pembelajaran berdiferensiasi telah banyak digunakan untuk mengukur berbagai kompetensi siswa. Beberapa hasil literatur review menunjukkan bahwa hasil belajar menjadi variabel terikat yang paling sering diukur dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Menurut Tomlinson (2001): pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat ciri, yaitu: Pembelajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok. Harus berfokus pada kompetensi dasar pembelajaran. Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodasi ke dalam kurikulum; Di sini perlu adanya pemetaan kebutuhan peserta didik kemudian dimasukan kedalam strategi pembelajaran. Pengelompokan peserta didik dilakukan secara fleksibel; misalnya, bisa secara mandiri, berkelompok berdasarkan tingkat kecerdasan, berkelompok berdasarkan modalitas belajar, dll. Siswa secara aktif bereksplorasi dibawah bimbingan dan arahan guru. Pembelajaran berdiferensiasi ini berpusat kepada siswa. Menurut Tomlinson (2001) ada tiga cara menentukan pemetaan kebutuhan peseta didik, yakni: kesiapan belajar peserta didik (readiness); minat peserta didik; profil belajar peserta didik Melalui pembelajaran berdiferensiasi ini yang saya dapatkan yakni pentingnya pembelajaran berdiferensiasi, karena pada dasarnya setiap individu itu berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini setiap siswa di kelas pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya oleh karena itu banyak kebutuhan siswa yang harus dipenuhi. Hal ini terbukti dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh (Shedly, 2014) mengungkapkan bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam lingkungan pembelajaran berbasis masalah (PBL), terjadi peningkatan kemampuan menulis kreatif pada semua siswa. Hasil penelitian lainnya yakni (Erotocritou,2020) menujukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa secara individu di setiap kelas. Sementara itu, hasil penelitian (Brungel et al., 2020) menunjukan pembelajaran berbasis proyek yang berdiferensiasi memiliki efek positif pada persepsi siswa, mendorong identifikasi diri dengan tugas kursus yang sejauh ini tidak disukai. Strategi diferensiasi bertujuan untuk mendongkrak prestasi semua siswa baik yang gagal memenuhi jenjang pendidikanTanpa disadari, guru setiap harinya menghadapi murid dengan berbagai keragaman yang banyak sekali macamnya.  Guru selalu dihadapkan berbagai tantangan dalam mengajar dan kerap kali harus melakukan dan memutuskan sesuatu hal dalam satu waktu. Keterampilan yang luar biasa ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu naturalnya hal ini terjadi di kelas dan guru menghadapi tantangan tersebut menjadi hal yang biasa baginya. Berbagai usaha dilakukan oleh para guru, tentunya tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap peserta didik sukses dalam proses pembelajarannya. Seperti yang diungkapkan (Hayes dkk, 2017) UrieBronfenbrenner merupakan ahli yang mengemukakan teori sistem mengenai ekologi yang menjelaskan perkembangan individu dalam interaksinya dengan lingkungan di luar dirinya yang terus-menerus mempengaruhi segala aspek perkembangan . Teori sistem ekologi merupakan pandangan sosiokultural Bronfenbrenner tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan. Mulai dari pengaruh interaksi langsung pada individu hingga pengaruh kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem ekologi tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.  Tentunya pengetahuan baru dari materi kali ini sangat bermanfaat bagi saya sebagai calon guru dalam menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang mana profil, minat, kemampuan siswa bisa saya jadikan acuan akan merancang pembelajaran yang seperti apa sehingga siswa nyaman dan bisa belajar dengan baik untuk mencapai tujuan belajar. Keberhasilan implementasi pembelajaran berdiferensiasi diusahakan oleh guru dengan: Pertama, guru harus mengetahui berbagai karakteristik peserta didik. Pengetahuan guru tentang kondisi keberagaman siswa menjadi dasar untuk merancang pembelajaran; Kedua, guru perlu menyusun asesmen diagnostik dan formatif pada awal pembelajaran. Assessmen diagnostic dilaksanakan untuk mengetahui keberagaman peserta didik. Adapun asesmen formatif pada awal pembelajaran untuk mengetahui tingkat pencapaian peserta didik; Ketiga, guru perlu menggunakan multimetode, multimedia, dan multisumber. Penerapan metode, media dan sumber belajar yang bervariasi dapat mangakomodasi berbagai tipe belajar peseta didik baik tipe visual, auditon maupun kinestetik yang diharapkan maupun yang unggul dari kelasnya. Konsep pembelajaran yang mengakomodasi kanekaragaman kondisi peserta didik (pembelajaran berdiferensiasi) sebenamya juga telah menjadi perhatian pedagogis sejak lama. Konsep itu menyatakan tiap peserta didik itu unik, karena tidak ada yang sama persis dalam segala kondisi. Semua peserta didik berbeda baik dalam kondisi fisik maupun psikisnya. Begitu pula di dalam pedagogis juga selalu ditekankan, peserta didik memiliki ciri individual yang membedakan antara peserta didik satu dan yang lain. Melalui koneksi antar materi ini yang menjadi pertanyaan untuk saya dan ingin saya ketahui lebih dalam lagi yaitu Melalui pembelajaran berdiferensiasi, ketika dilakukan tretment yakni mengetahui berbagai macam gaya belajar peseta didik,bagaimana cara penerapannya sementara hal ini berkaitan agar memerdekakan peserta didik? Apakah ada lagi teori pembelajaran berdiferensiasi yang mampu memerdekakan peserta didik ? Bagaimana cara menentukan indikator yang bisa dijadikan acuan berhasil tidaknya pembelajaran diferensiasi?