fbpx
Ali Sopian S.Sos

Program Keluarga Bahari Sejahtera Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Daerah Pesisir Melalui Pemberdayaan Perempuan

“Tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka”

Ir. Soekarno

PENDAHULUAN

Pidato yang disampaikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia pada  77 tahun yang lalu itu masih belum sesuai dengan fakta kemiskinan hari ini, terlebih bagi masyarakat pesisir yang mencari penghidupan pada sumber daya laut yang melimpah. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan nasional, potensi ekonomi laut Indonesia mencapai USD 1,5 miliar (Bappenas, 2024). Namun keunggulan secara geografis ini belum berarti kesejahteraan dan keamanan bagi masyarakat pesisir, laporan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia menunjukkan jumlah penduduk pesisir miskin mencapai angka 1.3 juta jiwa (KNTI, 2023). Pada situasi yang sama, mereka juga harus menghadapi ketidakpastian akibat pembangunan dan perubahan iklim. Berdasarkan data WALHI (2023), pembangunan proyek strategis nasional telah merusak ekosistem laut, mengurangi pendapatan nelayan hingga 70% dan menyebabkan puluhan ribu masyarakat pesisir harus dialokasikan ke tempat yang tidak strategis. Perubahan iklim pun merenggut ratusan nyawa, WALHI menambahkan, terdapat lebih dari 250 korban jiwa akibat cuaca ekstrem saat nelayan melaut. Situasi pelik ini telah membuat perempuan pesisir atau istri nelayan menjadi kelompok yang paling rentan.

Perempuan pesisir memiliki tanggungjawab yang begitu besar, seringkali mereka harus memikul peran rangkap tiga (triple burden). (1) Peran reproduksi atau pemeliharaan rumah tangga, seperti memasak, mencuci, terutama peranan penting dalam membimbing dan mendidik anak. (2)  Produksi atau pemenuhan kebutuhan ekonomi untuk mendukung pendapatan hasil tangkap suami yang tidak menentu. (3) Aspek sosial, bersosialisasi dengan masyarakat sekitar adalah bentuk aktualisasi diri untuk terus belajar dan mengembangkan nilai-nilai sosial dan kebersamaan untuk menciptakan suasana harmonis dalam keluarga dan bermasyarakat. Dengan adanya pembangunan dan perubahan iklim yang telah menurunkan produktivitas penangkapan ikan para suami, beban perempuan pesisir menjadi berlipat ganda dari segi beban dan jam kerja, khususnya pada kegiatan produksi.

Partisipasi perempuan pesisir dalam aktivitas ekonomi publik memang berkorelasi positif terhadap peningkatan pendapatan keluarga (Izaac dkk 2022), namun ada 3 masalah yang menghambat produktivitasnya, yaitu kurangnya keterampilan dalam mengolah hasil tangkap; modal usaha (Yosua Novia Dewi dkk, 2023) dan; akses terhadap teknologi yang terbatas. Perempuan pesisir umumnya langsung menjual hasil tangkap, padahal menurut Erwatiningsih dkk (2022) keterampilan dalam mengolah ikan dapat meningkatkan nilai jual. Masalah keterampilan ini juga menjadi alasan kenapa penyaluran kredit pada sektor perikanan masih rendah, bersamaan dengan rendahnya penggunaan teknologi tepat guna. Menurut Sarman Simanjorang (Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Indistri  Indonesia), sektor perikanan saat ini belum menarik bagi sektor keuangan karena pengolahan hasil tangkapan laut masih belum maksimal dan dilakukan dengan cara tradisional (Investor, 2023). Hal ini juga didukung oleh data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana jumlah penyaluran keredit pada sektor perikanan masih berada di bawah 1%. 3 aspek tersebut sangat penting dalam mengelola, meningkatkan kualitas, dan memasarkan sumber daya ekonomi maritim agar dapat mengangkat kesejahteraan keluarga.

Problematika yang dihadapi oleh perempuan pesisir ini harus menjadi prioritas agar tidak memperpanjang rantai kemiskinan masyarakat di daerah pesisir. Selain karena ketidakpastian pembangunan dan perubahan iklim, hal yang perlu jadi perhatian adalah harga kebutuhan barang pokok yang terus meningkat sedangkan pendapatan keluarga daerah pesisir cenderung statis bahkan menurun. Pengalokasian waktu kerja yang bisa mencapai 11 jam setiap harinya (Fitri Rahmawati & Elly Karmeli, 2022) juga telah mengurangi kesempatan perempuan pesisir untuk banyak fokus terhadap pendidikan anak di rumah dan seringkali kondisi perekonomian yang tidak menentu mengharuskan anak-anak pesisir mengurangi jam belajar untuk ikut menangkap ikan di laut.  Oleh karena itu penulis menawarkan program inovatif pemberdayaan masyarakat pesisir, yaitu program Keluarga Bahari Sejahtera yang berfokus pada pengelolaan potensi unggul yang dimiliki setiap daerah pesisir melalui pemberdayaan perempuan.

PEMBAHASAN

Pemberdayaan perempuan pesisir adalah proses untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas perempuan di daerah pesisir dengan konsep pembangunan people centered (berpusat pada manusia), participatory (partisipatif), empowering (memberdayakan) dan sustainable (berkelanjutan). Program pemberdayaan perempuan pesisir ini akan dijalankan langsung oleh pemerintah desa dengan berfokus pada (1) Penyelesaian masalah pendidikan melalui program Peningkatan kualitas keterampilan ibu dan pendidikan anak nelayan yang merupakan kelompok rentan, adapun program turunannya adalah;

  • Perempuan Terampil Berdaya, program ini merupakan pelatihan keterampilan produksi dan pendampingan perempuan pesisir. Program ini akan diawali dengan pelatihan cara menganalisis dan menemukan potensi sumber daya desa unggul yang ada di setiap daerah pesisir. Kemudian, perempuan pesisir akan dilatih selama satu bulan penuh tentang cara untuk mengolah potensi desa serta produk turunannya, cara pengemasan (packaging) yang baik, hingga memasarkannya di media sosial. Pelatihan ini dilakukan dengan menekankan pemanfaatan potensi desa berdasarkan prinsip berkelanjutan. Tahap selanjutnya yaitu pendampingan yang akan dilakukan selama 2 bulan secara intensif untuk memastikan keberhasilan program pemberdayaan.
  • Keluarga Harapan, program ini lebih mengedepankan pelatihan kemampuan perempuan pesisir dalam memaksimalkan perannya secara domestik dan sosial. Pelatihan ini dilaksanakan selama sepekan sekali dengan materi pelatihan seperti manajemen waktu pendidikan anak, manajemen kesehatan mental, manajemen keuangan, dan pelatihan kepemimpinan agar perempuan pesisir dapat lebih mengaktualisasikan potensi diri dalam bermasyarakat.
  • Sekolah Anak Bahari. Bentuk pelaksanaan program ini adalah pengadaan kelas tambahan pada waktu sore bagi anak pesisir untuk dapat lebih memahami pelajaran yang telah didapat pada sekolah formal serta bimbingan pengerjaan tugas rumah. Program ini dilakukan dengan pendekatan belajar sambil bermain agar dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif, seperti belajar operasi hitung menggunakan permainan kartu, penggunaan alat melaut sebagai media pembelajaran bangun ruang, dsb.

Fokus selanjutnya yaitu meningkatkan skala dan kualitas produksi melalui program (2) Pemberdayaan ekonomi, adapun program turunannya terdiri dari;

  • Penyaluran modal usaha. Program ini ditujukan kepada perempuan pesisir dengan kriteria telah mengikuti program pelatihan dan pendampingan Perempuan Terampil Berdaya selama 3 bulan penuh serta memiliki laporan keuangan usaha. Penyaluran modal usaha ini diperoleh dari pemanfaatan dana desa berupa pinjaman berbunga. Untuk besaran bunga pinjaman didasarkan pada musyawarah desa dengan prinsip kekeluargaan dan kesejahteraan sosial, sehingga bunga yang ditetapkan lebih rendah daripada lembaga swasta atau rentenir agar tidak memberatkan perempuan pesisir.
  • Pemanfaatan teknologi; Pengadaan teknologi pengemasan, berfungsi untuk menjaga kualitas produk hingga pemasaran, seperti pengemasan vakum; Pengadaan cold storage, berfungsi untuk memanajemen hasil dan kualitas tangkapan nelayan, termasuk menyimpan dan mengeluarkan ikan di saat musim yang tidak menentu; Pengadaan armada angkut, bertujuan untuk memutus rantai distribusi ke tengkulak atau tangan ketiga agar produk perikanan perempuan pesisir dapat langsung mengakses pasar yang lebih luas. Hal ini karena seringkali pihak ketiga mendapatkan keuntungan lebih banyak dibandingkan produsen. Khusus untuk pengadaan teknologi transportasi ini dilakukan berlandaskan milik bersama atau barang publik, untuk efisiensi biaya pengadaan, operasional, dan beban lain-lain.

Agar berjalan dengan optimal dan berkelanjutan, program ini diterapkan dengan model pengembangan sosial-ekonomi melalui kolaborasi dan kemitraan penta-helix. Di antaranya; (1) Akademisi, mendukung dan membantu pemerintah desa dalam merancang program pemberdayaan yang tepat sasaran dengan prinsip lingkungan yang berkelanjutan, mengevaluasi program, serta melaksanakan pengabdian pendidikan bagi anak pesisir. (2) Masyarakat, program ini secara khusus dialamatkan pada perempuan pesisir yang menerima manfaat pelatihan dan pendampingan. Adapun secara umum, setiap masyarakat desa memastikan program berjalan dengan transparan dan akuntabel melalui musyawarah desa. (3) Pelaku usaha, merupakan mitra dan perantara penyaluran inovasi, penyuluhan strategi pemasaran yang dapat meningkatkan jangkauan pasar, serta pengadaan teknologi dan penyaluran modal dengan skema tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (4) Media, berperan dalam publikasi program sejak perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi agar program dapat tersebar luas dan menjadi percontohan bagi setiap desa yang memiliki potensi yang sama. Penekanan publikasi media dilakukan dengan menyorot pemberdayaan perempuan yang memanfaatkan potensi lokal secara berkelanjutan (5) Pemerintah desa, bertanggung jawab dalam mengkoordinir semua sektor kemitraan, mengadakan pelatihan dan pendampingan bagi perempuan pesisir, menyediakan akses teknologi dan menyalurkan dana desa, pengawasan dan evaluasi kinerja, serta keberlanjutan program Keluarga Bahari Sejahtera dalam meningkatan produktivitas ekonomi perempuan pesisir.

PENUTUP

Potensi sumber daya maritim yang melimpah saja belum cukup untuk menyelesaikan masalah kemiskinan masyarakat di daerah pesisir, dibutuhkan program pengembangan sumber daya manusia yang terampil agar dapat mengolah dan mengonversi potensi tersebut menjadi kesejahteraan. Program Keluarga Bahari Sejahtera merupakan solusi bagi kemiskinan masyarakat di daerah pesisir yang sedang dalam bayang-bayang ketidakadilan pembangunan dan ancaman perubahan iklim. Program yang memberdayakan perempuan ini menitik beratkan pada peningkatan kualitas keterampilan dan pemberdayaan ekonomi perempuan pesisir, melalui program turunan Perempuan Terampil Berdaya, Keluarga Harapan, Sekolah Anak Bahari, Penyaluran Modal Usaha, dan Pemanfaatan Teknologi. Konsep implementasi program pemberdayaan dilakukan dengan model pembangunan sosial-ekonomi kolaborasi dan kemitraan akademisi, pelaku usaha, masyarakat lokal, media dan pemerintah.

Jika Ir. H. Djuanda Kartawidjaja mendeklarasikan “menjaga pesisir dan pulau kecil adalah penjagaan terhadap kedaulatan Indonesia,” maka program pemberdayaan perempuan untuk kesejahteraan masyarakat pesisir ini adalah perjuangan menegakkan kedaulatan di garis terdepan pesisir dan pulau kecil sekaligus menjaga vessel of civilization atau penerus peradaban bangsa. Semoga solusi dengan konsep pemberdayaan perempuan pesisir ini dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan dan memutus rantai kemiskinan yang ada di daerah pesisir seperti apa yang dicita-citakan oleh Bapak Pendiri Bangsa Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.bappenas.go.id/id/berita/di-hlf-msp-2024-indonesia-siap-berkolaborasi-kembangkan-potensi-ekonomi-biru-secara-global-yoOs0

https://knti.or.id/outlook-knti-2023/

https://www.walhi.or.id/deklarasi-masyarakat-dan-perempuan-pesisir-pulihkan-indonesia-dan-menuntut-keadilan-iklim

Matitaputty dkk. (2023). Peran Perempuan Pesisir Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Desa Namlea Ilath Kecamatan Batubal Kabupaten Buru. Media Tren: Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, 18 (1)

Erwatiningsih, E., Jalaludin, Aisyah, S. dan Firmansyah, A. R. (2022). Pemberdayaan Mayarakat Pesisir Melalui Inovasi Pembuatan Nuget Sayur Ikan Kembung di Desa Jatirejo. JMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1 (3): 379-386

Yosua Novia Dewi,.  Eka Wati,. (2023) Hidayatul Munawwarah  Program Pemberdayaan Perempuan Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Daerah Pesisir. Reswara: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4 (1)

Fitri Rahmawati,. Elly Karmeli,. (2022). Peranan Perempuan Pesisir dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga. Samalewa: Jurnal Riset dan Kajian Manajemen, 2 (1)

https://investor.id/business/333976/butuh-intervensi-agar-kredit-tak-cekak/3