Fayi Raihan Saleh 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Praktik Baik Bergerak Bersama Guru Selat Alas Menuju Merdeka Belajar  Pendahuluan Untuk menyiapkan generasi yang memiliki pemahaman, pandangan, sikap dan keterampilan mengelola sumber daya lokal, diperlukan bentuk pendidikan yang terintegrasi antara literasi, numerasi, dan pendidikan karakter dengan tema sumber daya lokal. Program Organisasi Penggerak (POP) Selat Alas hadir untuk menjawab tantangan ini, dengan meningkatkan kapasitas kepala sekolah dan guru dalam menerapkan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan di lingkungan sekolah. POP Selat Alas adalah inisiatif untuk meningkatkan kapasitas kepala sekolah dan guru sekolah dasar (SD) di daerah Pesisir Selat Alas, Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait pembelajaran literasi, numerasi, pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan berbasis sumber daya lokal. Program ini merupakan kerjasama MULIANTARA, JARI dan ISTDA, serta kolaborasi dengan Jagabumi Project, didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dari tahun 2021 hingga tahun 2023. Program ini menargetkan 7 SD di Kabupaten Lombok Timur dan 2 SD di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB. Peningkatan Kapasitas Kepala Sekolah dan Guru Selat Alas Program ini mendukung pencapaian SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), juga berkontribusi pada SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan SDG 14 (Ekosistem Laut) melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan berbasis sumber daya lokal dengan menyediakan pelatihan dan pendampingan dengan materi sebagai berikut: Design Thinking dan Creative Learning serta Waterlife Skill sebagai Pendidikan Karakter Anak-Anak Pesisir Design Thinking untuk pendidik melatih kepala sekolah dan guru untuk merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa dan Creative Learning merupakan pembelajaran untuk memacu kreativitas anak serta Waterlife Skill, melatih kepala sekolah dan guru keterampilan seperti berenang, dan keselamatan di air.Gambar 1. Pelatihan Waterlife Skill Teknik Fasilitasi dalam Pembelajaran, serta Metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Pelatihan teknik fasilitasi pembelajaran meliputi penjelasan mengenai peran fasilitator, sikap dasar fasilitator, keterampilan komunikasi, manajemen dinamika kelompok, pengelolaan ruang belajar, dan keterampilan merancang proses. Selain penyampaian materi, pelatihan juga disertai praktik keterampilan fasilitasi, seperti komunikasi, manajemen dinamika kelompok, dan perancangan proses, yang dikemas dalam permainan kartu misi untuk tiap sekolah. Dalam sesi berikutnya, metode PAIKEM dipaparkan melalui berbagi praktik baik dari tiga narasumber: Ibu Miftah (Kepala Sekolah SDN 8 Pringgabaya) yang menggunakan Project Based Learning untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila; Bapak Fathussabir (Kepala Sekolah SDN 2 Gunung Malang) yang memanfaatkan seluruh area sekolah sebagai ruang belajar; dan Ibu Husnul (Guru SDN 1 Sugian) yang mengembangkan media pembelajaran audio-visual. Tim panitia POP juga berbagi pengalaman mereka mengenai metode PAIKEM. Hani membahas pengetahuan tentang sumber daya lokal di pesisir dan laut, Alyandra menceritakan pengalamannya sebagai Pengajar Muda di pedalaman Kalimantan, dan Kandi berbagi tentang metode gamifikasi dalam pembelajaran. Sesi berbagi praktik ini diharapkan menginspirasi peserta untuk menemukan ide-ide baru yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah mereka masing-masing. Integrasi Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan dan Pengembangan Tematik Pembelajaran Berbasis Sumber Daya Lokal Integrasi Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan adalah kunci dalam POP Selat Alas. Materi meliputi pemahaman tentang SDGs dan pentingnya pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, Pendekatan Whole School Approach untuk mengintegrasikan prinsip berkelanjutan di seluruh aspek sekolah, Menggali Permasalahan dan Potensi Lokal, dan Menggali Permasalahan dan Potensi Lokal. Selanjutnya berbagi praktik baik pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan oleh Muhamad Firman dari SMPN 1 Pinoh Selatan, Kalimantan Barat dan Yusuf dari SDN 10 Bongan, Kalimantan Timur. Terakhir setiap sekolah diajak menulis impian dan menggambarkan mimpi sekolah, mengidentifikasi permasalahan dan potensi lokal, dan mengintegrasi isu lokal dalam pembelajaran dengan menentukan capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan assesmen. Kemudian setiap sekolah menyusun rencana tindak lanjut. Pelatihan ini memberikan inspirasi dan keterampilan baru kepada kepala sekolah dan guru untuk diterapkan di sekolah masing-masing, dengan harapan menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan berkelanjutan.Gambar 2. Hasil Mimpi SD 8 Pringgabaya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PTK adalah pendekatan yang digunakan guru untuk meningkatkan praktik pengajaran mereka melalui siklus refleksi, perencanaan, tindakan, dan observasi. Dalam POP Selat Alas, guru didorong untuk melakukan PTK untuk mengevaluasi efektivitas metode dan strategi pembelajaran yang mereka terapkan. Pelatihan dan pendampingan ini dilaksanakan secara daring karena pandemi, setelah kondisi membaik pelatihan dan pendampingan dilaksanakan secara hibrida dan ditutup dengan workshop PTK dan Diseminasi Praktik Baik POP Selat Alas yang dihadiri oleh seluruh peserta, akademisi dan dinas pendidikan Kabupaten Sumbawa Barat dan Lombok Timur. Gambar 3. Pelatihan Integrasi Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan dan Pengembangan Tematik Pembelajaran Berbasis Sumber Daya Lokal dilaksanakan secara hibrida Berbagi Praktik Baik Sekolah POP Selat Alas Praktik baik dari sekolah-sekolah yang terlibat dalam POP Selat Alas menunjukkan keberhasilan integrasi pembelajaran berbasis sumber daya lokal: SDN Sagena, Sumbawa Barat Penggunaan catatan harian (diary) terbukti efektif meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VI, dengan peningkatan ketuntasan dari 22,22% menjadi 88,88%. SDN 1 Poto Tano, Sumbawa Barat Penerapan strategi modeling yang diiringi musik tradisional gong genang berhasil meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas IV, dengan ketuntasan klasikal naik dari 69,75% menjadi 75%. SDN 1 Sugian, Lombok Timur Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V, dengan nilai rata-rata meningkat dari 57,3 menjadi 62,3 dan ketuntasan naik dari 60% menjadi 90%. SDI Islah Bina Al Ummah Kegiatan merawat apotik hidup dan membaca buku rutin mampu meningkatkan literasi dan tanggung jawab siswa kelas atas, dengan peningkatan dari 60% menjadi 90% untuk literasi dan dari 20% menjadi 70% untuk tanggung jawab. SDN 2 Padak Guar Penerapan metode inkuiri dalam numerasi melalui kegiatan sedekah sampah meningkatkan keterampilan numerasi dan tanggung jawab siswa terhadap lingkungan. SDN 1 Seruni Mumbul, Lombok Timur Memanfaatkan kebun tematik sebagai media pembelajaran untuk mata pelajaran IPAS. Hasilnya, minat dan hasil belajar siswa meningkat signifikan. SDN 2 Gunung Malang, Lombok Timur Meningkatkan kesadaran budaya bersih siswa kelas VB dengan menggunakan kereta sampah. Metode ini efektif meningkatkan kesadaran siswa dari 30% menjadi 90%. SDN 8 Pringgabaya, Lombok Timur Meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas atas melalui pembiasaan baca buku cerita. Pembiasaan baca buku cerita diterapkan untuk mengatasi rendahnya kemampuan literasi siswa, terutama dalam kompetensi membaca teks informasi, teks sastra, mengakses dan menemukan isi teks, menginterpretasi dan memahami isi teks, serta mengevaluasi dan merefleksikan isi teks. Dampak dan Hasil Program Tujuan dari POP Selat Alas adalah meningkatkan motivasi dan kemampuan belajar siswa serta minat dan partisipasi mereka dalam pengelolaan sumber daya lokal. Program ini berhasil meningkatkan keterampilan literasi, numerasi, dan pendidikan karakter siswa. Kepala sekolah dan guru melaporkan perubahan signifikan dalam cara mengajar yang lebih kreatif dan efektif, serta peningkatan partisipasi dan motivasi belajar siswa. Transformasi dari Program Menjadi Komunitas Berdasarkan keputusan bersama, POP Selat Alas tidak hanya menjadi program peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru saja, tetapi juga berkembang menjadi komunitas. POP Selat Alas ini mewadahi kepala sekolah dan guru di Selat Alas berbagi praktik baik di sekolahnya masing-masing untuk saling menginspirasi sekolah lain. Mereka membentuk jaringan yang saling mendukung, memperluas jaringan, dan berkomitmen untuk melanjutkan implementasi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan berbasis sumber daya lokal. Penutup POP Selat Alas telah berhasil mencapai tujuan awalnya dalam meningkatkan kapasitas guru dan kepala sekolah serta mengintegrasikan pendidikan berbasis sumber daya pesisir dan laut. Sekolah-sekolah sasaran di Lombok Timur dan Sumbawa Barat menunjukkan peningkatan motivasi belajar, keterlibatan siswa, dan kesadaran lingkungan. Melalui komunitas yang terus aktif berbagi praktik baik, POP Selat Alas memberikan inspirasi dan menjadi model bagi sekolah-sekolah lain dalam mencapai Merdeka Belajar. Dengan semangat “Bergerak Bersama Guru Selat Alas Menuju Merdeka Belajar,” POP Selat Alas berkomitmen untuk bergerak bersama dalam menciptakan pembelajaran yang merdeka, kreatif, dan berkelanjutan demi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih baik dengan memperkuat kemampuan kepala sekolah dan guru. Program ini tidak hanya berhasil meningkatkan kapasitas guru, tetapi juga menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk mengikuti jejak mereka dalam menerapkan praktik-praktik baik pendidikan untuk masa depan yang berkelanjutan. Komunitas yang terbentuk dari program ini menunjukkan bahwa kolaborasi dan berbagi pengalaman adalah kunci untuk mencapai pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan. Gambar 4. Foto Bersama Peserta, Panitia, dan Tamu Undangan saat Diseminasi Praktik Baik POP Selat Alas