suci indah kemala dewi 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Nama : Suci Indah Kemala Dewi Tugas : Koneksi Antar Materi – Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan KONEKSI ANTAR MATERI Pada tahap ini, Mahasiswa meninjau ulang keseluruhan materi dari ‘Mulai dari Diri’ hingga ‘Elaborasi Pemahaman’ untuk membuat ‘Koneksi Antar Materi’ sebagai kesimpulan penguasaan materi ‘Perjalanan Pendidikan Nasional’ dengan uraian tugas sebagai berikut: Pada tahap ini, Mahasiswa meninjau ulang keseluruhan materi dari ‘Mulai dari Diri’ hingga ‘Elaborasi Pemahaman’ untuk membuat ‘Koneksi Antar Materi’ sebagai kesimpulan penguasaan materi ‘Perjalanan Pendidikan Nasional dengan uraian tugas sebagai berikut: Tinjau kembali tugas individu dan kelompok yang telah dikembangkan pada fase Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual. Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan untuk menguatkan pemahaman Anda tentang materi Perjalanan Pendidikan Nasional. Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam materi ini dan perubahan diri yang yang Anda alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda. Jawaban Saya adalah seorang mahasiswa PPG Prajabatan gelombang 1 Tahun 2024 jurusan Informatika. Ketika lulus program profesi guru nantinya saya akan ikut membangun perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dengan mengikuti perkuliahan PPG ini, saya mampu memberikan pembelajaran kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhan setiap siswa, serta dapat mendidik perserta didik menjadi peserta didik yang memiliki jiwa kreativitas dan inovasi yang luas serta menjadi peserta didik yang memiliki karakter berbudi luhur. Sebagai seorang calon guru sudah sepatutnya saya mengetahui perjalanan pendidikan yang ada di Indonesia dengan mengulas sejarah pendidikan. Pada masa pemerintahan Belanda pendidikan di tanah air kita bersifat otoriter dan diskriminatif. Pada saat itu rakyat hanya diberi pengajaran membaca, menulis dan berhitung, akan tetapi hanya seperlunya saja dan untuk mendidik orang-orang pembantu dalam beberapa usahanya. Jadi semata-mata guna memperbesar keuntungan perusahaan-perusahaan Belanda karena pada saat itu Negara kita dijadikan sebagai tempat untuk objek perdagangan. Pada tahun 1922 Ki Hadjar Dewantara mendirikan sekolah “Taman Siswa” untuk memperluas semangat pendidikan kepada generasi muda dalam membebaskan diri dari jeratan penjajah. Ki Hadjar Dewantara memiliki strategi pengembangan pendidikan diantaranya pandangan mengenai jiwa merdeka yang harus ditanamkan pada generasi penerus karena hanya mereka yang berjiwa merdeka yang dapat melanjutkan perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia sehingga dibutuhkan pendidikan nasional dan pendidikan merdeka pada anak-anak untuk memperjuangkan kemerdekaan nasional, yaitu merdeka secara lahir dan batin. Ki Hadjar Dewantara memiliki semboyan yang sampai saat ini masih dijadikan pijakan serta simbol dari dunia pendidikan dan pengajaran. Semboyan ini lahir ketika Ki Hadjar Dewantara mendirikan “Taman Siswa” sebagai wadah pendidikan pribumi pada zaman Belanda, berkat kegigihannya untuk memajukan pendidikan Indonesia beliau mendapat julukan sebagai Bapak Pendidikan Bangsa Indonesia. Dalam dunia pendidikan, semboyan tersebut menggambarkan peran seorang guru atau pendidik untuk menjadi teladan, memberikan semangat atau motivasi, dan memberikan kekuatan sehingga bisa memberikan pengaruh positif terhadap peserta didiknya. Adapun semboyan tersebut yaitu “Ing Ngarsa Sung Tulada” yaitu seorang guru harus memberi contoh atau panutan yang baik, “Ing Madya Mangun Karsa” yaitu seorang guru yang berada di tengah-tengah peserta didiknya untuk membangun semangat hingga mendukung ide-ide mereka untuk berkarya, dan “Tut Wuri Handayani” yang bermakna seorang guru yang mendorong dari belakang untuk menopang dan menunjukan arah yang benar bagi hidup peserta didiknya. Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan oleh Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Maka dari hal itu, diharapkan seorang peserta didik harus memiliki jiwa merdeka dalam artian merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya. Jiwa yang merdeka sangat diperlukan sepanjang zaman agar bangsa Indonesia tidak didikte oleh negara lain. Hal tersebut tentunya sesuai dengan program pendidikan yang diusung Indonesia saat ini, yakni sebuah program kebijakan Merdeka Belajar. Berdasarkan buah pemikirannya, Ki Hadjar Dewantara sangat berjasa dalam kemajuan pendidikan dan pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi muda harus bisa menghormati dan menghargai jasa dari perjuangan beliau. Lebih penting lagi, bisa meneladani, mempunyai cita-cita, dan semangat untuk belajar dalam membawa Indonesia lebih baik. Refleksi diri Setelah saya mempelajari topik 1 pada mata kuliah Filosofi Pendidikan, saya memperoleh banyak pengetahuan baru dan terdapat beberapa perubahan yang saya rasakan, sebagai berikut: Saya dapat mengetahui sejarah perjalanan sistem pendidikan nasional dari masa sebelum kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan dan juga sistem pendidikan saat ini Saya dapat mengetahui beberapa pemikiran yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara dalam kaitannya dengan Filosofi Pendidikan yang selanjutnya diadaptasi dan diimplementasikan pada pendidikan saat ini. Seperti yang disebutkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Saya menjadi tahu bahwa guru sejatinya bukan sekedar mengajar, namun harus menjadi teladan, membangun cita-cita, dan memberi dukungan kepada peserta didik. Ketika nanti saya menjadi tenaga pendidik, maka saya akan menerapkan prinsip kemerdekaan belajar atau merdeka belajar dengan cara memberikan kebebasan kepada setiap peserta didik untuk mengembangkan minat dan potensi yang ada di dalam dirinya. Sebagai guru saya juga harus turut terlibat dalam menumbuhkan karakter peserta didik.