Silvia Puspita Wulandari Silvia Puspita 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Kesimpulan Perjalanan Pendidikan Nasional  Perjalanan Pendidikan Nasional memiliki perjalanan panjang hingga kita mengenal sekolah yang saat ini bisa dirasakan oleh semua kalangan masyarakat sejalan dengan pembukaan UUF 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga pendidikan harus bisa dirasakan oleh semua masyarakat Indonesia dan menjadi hak setiap Warga Negara Indonesia. Sejarah dimulai dari pendidikan pada masa kolonial untuk memenuhi kebutuhan para penjajah bangsa dengan berdirinya sekolah sekolah untuk para pegawai di perusahaan milik VOC dan hak untuk mendapatkan pendidikan masih belum bisa dirasakan oleh semua kalangan hingga setelah kemerdekaan Pendidikan di Indonesia telah bertransformasi secara signifikan sampai pada tahap saat ini. Hal ini menggerakan hati para elit politik Indonesia untuk mengupayakan pendidikan yang dapat dirasakan oleh semua kalangan tanpa memandang suku,agama, ras dan golongan secara legal tanpa harus sembunyi – sembunyi agar setiap warga negara bisa menjadi pribadi yang terpelajar dan menciptakan pemimpin – pemimpin di masa depan. Namun perjalanan tersebut tentu bukanlah hal yang mudah karena pasti para penjajah akan merasa terancam karena pasti akan ada kesadaran masyarakat tentang dunia luar dan kehidupan yang semestinya bisa didapatkan serta masyarakat merasa khawatir akan terpengaruh budaya barat yang dianggap tidak baik. Lahirnya organisasi Budi Utomo menginisiasi kemajuan pendidiakn nasional dengan diikuti berdirinya sekolah kartini yang menjadi tonggak muncul nya emansipasi wanita dan kesetaraan wanita di dalam pendidikan, hingga lahir nya sekolah taman siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa untuk memberikan kesempatan dan hak pendidikan yang sama bagi para pribumi yang tidak didapatkan seperti priyayi atau orang-orang belanda. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan pengajaran adalah proses memanusiakan manusia sehingga harus memerdekakan manusia dalam segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani, dan rohani. Ki Hajar dewantara juga memberikan nasehat agar mendidik anak-anak bangsa dengan cara yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam merupakan isi dan bentuk kondisi lingkungan sedangkan kodrat zaman adalah pendidikan dan pengajaran yang diberikan sesuai dengan era zaman nya agar anak-anak dapat mengikuti perkembangan zaman. Gagasan Ki hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodo (pendidik berada di depan memberi teladan); in madyo mangun karso (pendidik selalu berada di tengah dan terus menerus memprakarsai/memotivasi), dan tut wuri handayani (pendidik selalu mendukung dan mendorong peserta didik untuk maju) masih tetap menjadi slogan di setiap sekolah sebagai sistem pendidikan yang baik dengan setiap peran saling mendukung untuk berjalanya penidikan di Indonesia baik itu siswa, guru, dinas terkait dan orang tua siswa diharapkan aktif berpartisipasi dalam menciptakan pendidikan yang baik di lingkungan sosial dan sekolah. Reflektif Diri  Perjalanan panjang Pendidikan Nasional merupakan perjuangan yang tidak mudah dimana saat itu para pahlawan pendidikan rela mempertaruhkan waktu, tenaga, biaya dan bahkan nyawa demi terselenggaranya pendidikan yang dapat dirasakan oleh setiap warga negara atau proses yang disebut oleh Ki Hajar Dewantara sebagai proses memanusiakan manusia. Perjuangan tersebut akan menjadi sia – sia jika kita sebagai penerus tonggak pendidikan tidak memahami atau bahkan acuh terhadap proses terciptanya pendidikan nasional tersebut karena para pendiri bangsa hanya mengantarkan kita ke depan pintu gerbang kemerdekaan dan kitalah yang harus meneruskanya dengan sungguh – sungguh dan dengan sepenuh hati menjalankan sistem pendidikan yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejatinya saya memiliki anggapan bahwa menjadi guru bukanlah semata sebagai pekerjaan tetapi bentuk pengabdian bukan hanya sekedar profesi tetapi juga literasi karena guru harusnya dapat digugu dan ditiru bukan untuk belagu dan cuma bisa menyuruh sebagai contoh kita harusnya dapat berpikir kreatif dan berperan aktif dalam mengupayakan pendidikan yang terus membaik dengan membuat pembelajaran yang relevan dengan zaman tidak hanya text book sesuai dengan buku karena pada dasarnya setiap penulis atau ilmuan yang terkenal memposisikan dirinya sebagai individu yang independen dan tidak terikat dengan karangan lain ketika sedang menulis atau meneliti sesuatu sehingga tercipta penemuan yang saat ini bisa dirasakan oleh masyarakat dunia dan pada dasarnya pendidikan merupakan proses dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu yang artinya setiap siswa diharapkan memahami pesan yang disampaikan oleh guru bukan mengahafal buku yang diberikan oleh guru.