Dinda Alif Pratiwi 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Perjalanan Pendidikan nasional dimulai pada sejak era kolonialisme. Pendidikan digunakan sebagai alat memenuhi kebutuhan para penjajah bangsa. Sementara itu di masa setelah kemerdekaan, tujuan pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa belanda mendirikan sekolah-sekolah kabupaten untuk calon-calon pegawai dan sekolah guru. Selain itu, pada awal pelaksanaan politik etis, pribumi masih takut untuk bersekolah karena khawatir akan terpengaruh budaya barat yang dianggap tidak baik. Keadaan pendidikan yang belum merata untuk semua lapisan masyarakat menimbulkan inisiatif dari para elit untuk mendirikan perkumpulan dan sekolah-sekolah yang merupakan tonggak lahirnya pergerakan nasional. Para elit ini mendirikan berbagai sekolah umum dan kejuruan yang meniru metode dan sistem pengajaran barat dengan landasan cita-cita nasional. Dari mulai lahirnya organisasi budi utomo yang menekankan pada kemajuan bidang pendidikan. Organisasi ini menganggap bahwa pendidikan merupakan alat penting untuk memajukan bangsa. Diikuti dengan berdirinya sekolah kartini yang menjadi tonggak muncul nya emansipasi wanita dan kesetaraan wanita di dalam pendidikan, hingga lahir nya sekolah taman siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa untuk memberikan kesempatan dan hak pendidikan yang sama bagi para pribumi yang tidak didapatkan seperti priyayi atau orang-orang belanda. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan pengajaran adalah proses memanusiakan manusia sehingga harus memerdekakan manusia dalam segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani, dan rohani. Gagasan Ki hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodo (pendidik  berada  di  depan  memberi teladan);  in madyo mangun karso  (pendidik selalu berada di tengah dan terus menerus memprakarsai/memotivasi), dan  tut  wuri handayani  (pendidik selalu  mendukung  dan mendorong peserta didik untuk maju) diharapkan tidak menjadi semboyan dan slogan semata. Sistem pendidikan yang masih memiliki kekurangan harus diperbaiki agar dapat mewujudkan generasi yang cerdas. Reflektif Diri Setelah mempelajari perjalanan pendidikan nasional, saya sadar bahwa melalui pendidikan, nilai budaya dan karakter bangsa dapat dilestarikan melalui Penanaman nilai-nilai budaya melalui pendidikan. Untuk dapat menyelaraskan tujuan pendidikan nasional dengan tindakan yang akan dilakukan di sekolah diantaranya: Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi agar dapat menjadi wadah bagi peserta didik untuk mengoptimalkan potensi. Menjadi motivator kelas yang baik, agar selalu dapat menjadi factor pendorong untuk peserta didik menjadi lebih baik