fbpx
https://worldbank.github.io/OpenNightLights/tutorials/mod1_1_introduction_to_remote_sensing.html

Pemanfaatan Big Data Untuk Mencapai SDG yang inklusif

Pembangunan berkelanjutan dengan 17 tujuan memiliki tujuan utama untuk tidak meninggalkan siapapun dalam pembangunan. Pembangunan dapat dirasakan setiap penduduk tanpa ada perbedaan baik gender, tingkat pendapatan, maupun kondisi wilayah. Pembangunan juga dilakukan secara seimbang antara dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan menurut prinsip 5P (People (manusia), Planet (bumi), Prosperity (kemakmuran), Peace (perdaiaman), dan Partnership (kerjasama)). Prinsip 5P menjadikan pembangunan berkelanjutan tidak hanya menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga pada dampak kebaikan di bidang sosial dan lingkungan. Dampak pada bidang sosial dan lingkungan menjadikan pembangunan tetap berlanjut dan berjalan dengan meninggalkan sumber daya alam untuk generasi berikutnya.

Keberlangsungan dan keberhasilan dalam pembangunan berkelanjutan memerlukan pengukuran pada capaian indikator yang ditetapkan secara internasional. Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke 70 pada bulan September 2015 di New York, Amerika Serikat melahirkan 169 sasaran tujuan pembangunan berkelanjutan yang disepakati oleh 193 kepala negara. Keberagaman kondisi wilayah antara negara menjadi tantangan dalam pengukuran pelaksanaan capaian pembangunan berkelanjutan antar negara. Indikator pengukuran pada umumnya dihasilkan di setiap negara oleh lembaga penyedia data nasional seperti kantor statisitik dan lembaga pemerintah setempat. Perbedaan konsep antar negara menjadi tantangan dalam menghasilkan indikator yang berlaku secara internasional dan dapat dibandingkan antar negara. Oleh karena itu dari 169 sasaran pengukuran capaian tujuan pembangunan berkelanjutan dibedakan menjadi indikator global yang berlaku secara internasional dan indikator nasional yang berlaku sesuai dengan lingkup negara.

Data citra satelit yang dihasilkan dari sensor atau radar satelit yang mengelilingi bumi, memiliki potensi menghasilkan data yang dapat dibandingkan antar negara pada waktu yang sama. Berbeda dengan data hasil sensus dan survei yang masih memiliki periode pelaksanaan yang berbeda antar negara, sehingga masih sulit untuk dibandingkan. Data dari sensor atau radar yang dikumpulkan dari satelit bumi dalam jumlah besar, cepat dan beragam menjadi salah satu sumber big data yang berpotensi untuk mengukur capaian dari tujuan pembangunan berkelanjutan. Selain itu data dari sensor atau radar satelit bumi dapat menangkap aktivitas di bumi hingga ukuran wilayah terkecil yang menjadi kendala pada pelaksanaan survei yang hanya dapat disajikan pada wilayah diseminasi tertentu.

 

 

Beberapa inisiatif pemanfaatan data citra satelit ini telah dilakukan oleh Badan Pusat Statisik sebagai lembaga statisik nasional. Hal ini dilakukan Badan Pusat Statistik sebagai komitmen dalam mendukung pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan. Badan Pusat Statistik telah menghasilkan beberapa kajian dengan menggunakan sumber data baru dari citra satelit diantaranya publikasi estimasi kemiskinan desa dengan citra malam dan Night Light Inequality Index (NLII) Sebagai Proxy Indikator SDGs 10.1.1 (Ketimpangan Wilayah) 2020-2022. Berbeda dengan hasil survei yang terbatas untuk wilayah administrasi kabupaten/kota sebagai unit terkecil pada tingkat penyajian data untuk kemiskinan, dengan menggunakan data citra satelit dapat dihasilkan hingga tingkat desa. Selain itu data ketimpangan wilayah yang hanya dapat disajika pada tingkat provinsi, berdasarkan kajian yang telah dilakukan dapat disajikan hingga tingkat desa. Dengan citra satelit pengukuran capaian indikator tujuan pembangunan berkelanjutan menjadi lebih inklusif dengan pengukuran yang lebih rinci pada tingkat desa atau wilayah ukuran 1 km2.