Cinantya Sriyono Putri Blogger 0shares Politik di Meja Makan: Kelindan Kesadaran Politis dalam Budaya Pangan Read More Mulai Sekarang: Aksi Kita untuk Akhiri Kelaparan dan Selamatkan Bumi! “Di dunia ini, ketika setiap porsi makanan dihargai, kita mendekati solusi bagi kelaparan.” – Ellen Gustafson- Quote ini mencerminkan esensi dari apa yang kita upayakan: menghargai setiap potong makanan yang kita miliki dan memastikan bahwa tidak ada yang perlu tidur malam dengan perut kosong. Indonesia, sebuah negeri yang kaya akan keanekaragaman budaya dan alam, juga menghadapi masalah serius yang harus segera diatasi: pemborosan pangan dan keberlanjutan dalam produksi serta konsumsi makanan. Sustainable living atau fokus kepada berkehidupan yang berkelanjutan dapat dimulai dari keberlanjutan dari produksi dan konsumsi makanan. Di tengah upaya kita untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Nomor 2, yaitu mengakhiri kelaparan, dan Nomor 12, yang menggarisbawahi pentingnya pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, mari kita tinjau kondisi pemborosan pangan di Indonesia dan langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk mengatasi masalah ini. Menghadapi Tantangan Pemborosan Pangan di Indonesia Pemborosan pangan adalah masalah global yang merugikan tidak hanya kesejahteraan manusia tetapi juga lingkungan. Setiap tahunnya, sekitar sepertiga dari seluruh produksi makanan dunia, senilai miliaran dolar, terbuang sia-sia. Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat pemborosan pangan yang signifikan. Setiap tahunnya, ton-ton makanan yang masih bisa dikonsumsi dibuang sia- sia. Sementara itu, jutaan orang di negeri ini masih berjuang untuk mendapatkan akses ke makanan yang cukup dan bergizi. Hal ini menciptakan ketidaksetaraan yang tidak bisa dibiarkan terus berlanjut. Mewujudkan Tujuan SDGs Nomor 2: Mengakhiri Kelaparan Langkah pertama dalam mencapai SDGs Nomor 2 adalah mengurangi pemborosan pangan. Kita harus memastikan bahwa makanan yang diproduksi benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkannya. Langkah-langkah konkrit dapat mencakup pengoptimalan rantai pasokan, donasikan makanan yang mendekati tanggal kedaluwarsa (1-3 bulan sebelumnya) sehingga meminimalisir pemusnahan makanan yang kadaluwarsa, dan pendekatan berkelanjutan dalam pertanian. Target 2.1: Mengakhiri Kelaparan dan Memastikan Akses Semua Orang ke Makanan Bergizi Sepanjang Tahun Target ini menekankan pentingnya mengakhiri kelaparan dan memastikan bahwa semua orang, termasuk anak-anak kecil dan individu yang rentan, memiliki akses ke makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun. Pengurangan pemborosan pangan adalah langkah awal yang penting dalam mencapai target ini. Dengan mengurangi pemborosan pangan, kita dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya pangan yang tersedia, sehingga lebih banyak makanan dapat mencapai mereka yang membutuhkan. Target 2.2: Mengakhiri Segala Bentuk Malnutrisi Target ini mencakup pencapaian target nasional terkait stunting dan wasting pada anak di bawah usia 5 tahun serta memenuhi kebutuhan nutrisi individu yang rentan, termasuk remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta lansia. Dalam konteks ini, pengurangan pemborosan pangan juga berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dengan mengurangi pemborosan pangan, kita dapat memastikan bahwa lebih banyak makanan bergizi tersedia untuk semua kelompok rentan. Target 2.3: Meningkatkan Produktivitas Pertanian dan Pendapatan Petani Skala Kecil Pengurangan pemborosan pangan juga mendukung target ini dengan memaksimalkan hasil panen yang ada. Banyak petani skala kecil, terutama di negara-negara berkembang, kehilangan sebagian besar hasil panen mereka karena kurangnya infrastruktur, teknologi, dan akses ke pasar. Dengan mengurangi pemborosan pangan dalam rantai pasokan pangan, kita dapat membantu petani skala kecil mengoptimalkan hasil panen mereka, meningkatkan pendapatan mereka, dan secara keseluruhan mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan. Target 2.4: Memastikan Sistem Produksi Pangan yang Berkelanjutan Salah satu cara untuk mencapai target ini adalah melalui penerapan praktik pertanian yang berkelanjutan. Pemborosan pangan yang tinggi dapat menciptakan tekanan tambahan pada lingkungan, termasuk penggunaan air dan lahan yang berlebihan. Dengan mengurangi pemborosan pangan, kita dapat mengurangi dampak negatif ini dan mempromosikan praktik pertanian yang berkelanjutan, seperti penggunaan yang lebih efisien dari sumber daya alam. Target 2.5: Mempertahankan Keragaman Genetik Salah satu komponen penting dari ketahanan pangan adalah menjaga keragaman genetik dalam tanaman dan hewan yang digunakan dalam produksi pangan. Pengurangan pemborosan pangan juga dapat membantu dalam menjaga keragaman genetik ini, karena lebih banyak varietas tanaman dan hewan yang dapat digunakan dalam produksi pangan akan tersedia. Target 2.A: Meningkatkan Investasi dalam Infrastruktur Pertanian dan Penelitian Pertanian Mengurangi pemborosan pangan membutuhkan investasi dalam infrastruktur pertanian yang lebih baik, teknologi, dan penelitian. Dengan mengalokasikan sumber daya dengan bijak dan mengurangi pemborosan pangan, kita dapat memaksimalkan hasil investasi ini dan meningkatkan kapasitas produksi pertanian, terutama di negara-negara berkembang. Target 2.B: Mengoreksi dan Mencegah Hambatan Perdagangan Pangan Pengurangan pemborosan pangan juga dapat membantu mengoreksi hambatan perdagangan pangan. Ketika makanan terbuang sia-sia, ini tidak hanya merupakan kerugian bagi individu dan lingkungan tetapi juga dapat menciptakan distorsi dalam pasar global. Dengan mengurangi pemborosan pangan, kita dapat menciptakan pasar pangan yang lebih efisien dan adil. Target 2.C: Mengadopsi Tindakan untuk Memastikan Fungsi yang Baik pada Pasar Komoditas Pangan Salah satu faktor yang berkontribusi pada pemborosan pangan adalah volatilitas harga pangan yang ekstrem. Ini dapat memberikan tekanan tambahan pada orang-orang yang sudah rentan terhadapkelaparan. Dengan mengurangi pemborosan pangan, kita dapat membantu mengendalikan volatilitas harga pangan dengan memastikan pasokan yang lebih stabil. Mewujudkan Tujuan SDGs Nomor 12: Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan Selain mengurangi pemborosan pangan, kita juga perlu mengadopsi pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Ini mencakup pengelolaan sumber daya alam yang lebih efisien, pengurangan limbah, dan integrasi praktik berkelanjutan dalam kegiatan sehari-hari kita.SDGs Nomor 12 menekankan pentingnya beralih ke pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, pengurangan pemborosan pangan juga berperan dalam mencapai beberapa target SDGs Nomor 12 yang relevan. Tujuan 12.3: Mengurangi Pemborosan Pangan Target ini menekankan pentingnya mengurangi pemborosan pangan di tingkat ritel dan konsumen serta mengurangi kerugian pangan sepanjang rantai produksi dan pasokan, termasuk kerugian pasca panen. Upaya mengurangi pemborosan pangan sesuai dengan target ini secara langsung mendukung pola konsumsi dan produksi berkelanjutan. Tujuan 12.5: Mengurangi Pemborosan dan Mendorong Daur Ulang Target ini menekankan perlunya secara substansial mengurangi pemborosan melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali. Mengurangi pemborosan pangan adalah langkah konkret dalam mencapai target ini. Tujuan 12.6: Mendorong Perusahaan untuk Mengadopsi Praktik Berkelanjutan Pengurangan pemborosan pangan dapat menjadi contoh bagi perusahaan, terutama perusahaan besar dan transnasional, untuk mengadopsi praktik berkelanjutan dalam rantai pasokan makanan mereka. Tujuan 12.8: Meningkatkan Kesadaran untuk Gaya Hidup Berkelanjutan Mengurangi pemborosan pangan juga berkontribusi pada meningkatkan kesadaran tentang pentingnya gaya hidup berkelanjutan dan dampaknya terhadap lingkungan. Langkah-Langkah dalam Kehidupan Sehari-Hari Pada tingkat individu, kita semua dapat berkontribusi pada pencapaian SDGs Nomor 2 dan Nomor 12. Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari: 1. ”Beli Secukupnya”: Saat berbelanja, pertimbangkan dengan cermat apa yang benar-benar Anda butuhkan, cek kulkas dan lemari penyimpanan makanan terlebih dahulu sebelum berbelanja. Hindari membeli makanan secara impulsif yang mungkin berakhir terbuang karena expired atau tidak sempat diolah. Budayakanlah untuk memasak sesuai porsi jumlah orang yang akan disuguhi dan janganlah makanan yang disajikan sampai tersisa. 2. “Manfaatkan Sisa Makanan”: Jika Anda memiliki sisa makanan, jangan biarkan terbuang. Manfaatkan kreativitas Anda untuk membuat hidangan baru dari sisa makanan tersebut. Contohnya: nasi putih sisa makan malam masih tersisa cukup banyak di rice cooker, maka masukkanlah nasi putih tersebut ke dalam kulkas dan masaklah esok hari untuk sarapan menggunakan nasi tersebut menjadi nasi goreng. 3. “Edukasi Diri”: Tingkatkan pemahaman Anda tentang sumber daya alam yang digunakan dalam produksi makanan. Dengan lebih menghargai sumber daya ini, Anda akan cenderung mengonsumsi dengan lebih bijak. Walau mampu untuk memesan semua menu di restoran termahal namun bijaklah untuk memesan makanan sesuai porsi yang dapat Anda makan dan habiskan. 4. “Dukung Produsen Lokal”: Belilah produk dari petani dan produsen lokal. Dengan mendukung ekonomi lokal, kita juga dapat mengurangi dampak lingkungan dari distribusi jarak jauh. 5. “Lakukan Donasi Makanan”: Bekerjasama dengan organisasi amal yang mendistribusikan makanan kepada mereka yang membutuhkan. Mengurangi pemborosan pangan adalah tugas bersama yang tidak bisa jika hanya melibatkan individu saja namun juga harus melibatkan pemerintah, produsen makanan, konsumen, dan masyarakat secara umum. Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat diambil: 1. “Pendidikan dan Kesadaran”: Kampanye mengenai pentingnya mengurangi pemborosan pangan harus ditingkatkan di semua tingkat masyarakat melalui media sosial, sekolah, dan organisasi Masyarakat. 2. “Pengembangan Infrastruktur”: Investasi dalam infrastruktur pertanian yang lebih baik, seperti fasilitas penyimpanan yang aman dan sistem transportasi yang efisien, akan membantu mengurangi pemborosan pangan. 3. “Perubahan dalam Kebijakan”: Pemerintah dapat mendorong pengurangan pemborosan pangan dengan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung praktik pertanian berkelanjutan, mengurangi tanggal kedaluwarsa pada produk makanan, dan mendorong inovasi dalam pengolahan makanan. 4. “Penggunaan Teknologi”: Teknologi seperti aplikasi seluler yang menghubungkan produsen makanan dengan konsumen, serta sensor yang memantau kualitas makanan, dapat membantu mengurangi pemborosan pangan. 5. Pengadaan Makanan yang Bijak”: Konsumen dalam membeli makanan sesuai dengan kebutuhan, mengurangi pembelian impulsif, dan memanfaatkan kembali sisa makanan adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh konsumen. Dengan mengurangi pemborosan pangan sebagai langkah krusial dalam mencapai SDGs Nomor 2 dan SDGs Nomor 12, kita dapat memastikan ketersediaan makanan yang cukup dan bergizi, mendukung pertanian berkelanjutan, mengurangi dampak lingkungan negatif, mendorong pola konsumsi dan produksi yang lebih berkelanjutan. Mari bersama-sama berkomitmen untuk mengurangi pemborosan pangan mengurangi pemborosan melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali di Indonesia dan mewujudkan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Kita setiap insan warga negara Indonesia memiliki peran penting dalam mencapai SDGs Nomor 2 dan Nomor 12 ini. Dengan melakukan langkah- langkah sederhana diatas, kita dapat memastikan bahwa makanan yang lezat dan bergizi tidak terbuang sia-sia dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. Upaya bersama dari seluruh masyarakat, pemerintah, produsen makanan, dan konsumen sangat penting untuk mencapai tujuan ini dan membangun dunia yang lebih berkelanjutan dan bebas kelaparan.