fbpx
aksitaru.org

Model Hibrid Pembelajaran Kolektif Penataan Ruang Perdesaan

Madzhab perencanaan tata ruang. telah diperbaharui menjadi PP 21 Tahun 2022  sehingga penafsiran terhadap batasan-batasan atau model percontohan perencanaan tata ruang perdesaan tidak memiliki bentuk pakem, cenderung didelagasikan kewenangannya kepada daerah atau desa. Berbeda dengan perkotaan, yang memiliki batasan pemanfaatan ruang seperti aturan sempadan, dan aturan zonasi kawasan mengatur detil batas-batas fungsional pembangunan di perkotaan. Sampai saat ini, tata ruang perdesaan masih mengalami proses pembelajaran kolektif seiring dengan arahan pertumbuhan wilayah mengingat kawasaan perdesaan sebagai basis produksi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi wilayah yang optimal. Hal-hal eksternalitas kemudian terjadi seperti fenomena banjir, kekeringan, erosi atau penurunan muka air tanah atau kerusakan lahan akibat deforestasi

Sulitnya keberpihakan desa, terhadap penataan ruang juga disebabkan oleh keterbatasan anggaran desa dan peluang ekonomi yang tidak menguntungkan ke pihak masyarakat desa. Acapkali, Desa sebagai wilayah unit terkecil memiliki batasan kewenangan untuk mengatur pemerintahannya sendiri, dimana alokasi Rp 1 M/ desa, telah diatur untuk kebutuhan konsumsi habis seperti operasional desa (30%), proyek fisik desa (45%), bansos covid (20%) dan kegiatan penguatan komunitas desa (10%) (Survey AKSITARU, 2024). Pemerintahan desa juga tak dapat mengusulkan model alternatif kawasan industri di daerah sesuai dengan potensi sumber daya manusia atau potensi bahan bakunya. Seringkali, arahan penataan ruang nasional melalui proyek strategis nasional justru berpotensi mengganggu  kewenangan lokal mengelola tata ruang desanya. Dengan demikian, hadirnya proses belajar kolektif penataan ruang desa diharapkan dapat membentuk critical mass (tokoh, aktivis dan penggerak) untuk memiliki kesadaran mengelola, merancang siteplan, mendesain proyek fisik desa dan merekomendasikan alternatif kawasan desa tematik sesuai dengan potensi desa.

Selain itu, Rendahnya adopsi teknologi drone dan citra satelit untuk memetakan potensi wilayah dijadikan sebagai media untuk mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan potensi data keruangan (spasial) dalam proses perencanaan pembangunan desa. 

Melalui model hibrid pembelajaran kolektif penataan ruang desa, Yayasan Wahana AKSITARU Indonesia (aksitaru.org) menghadirkan kelas-kelas keterampilan penataan ruang desa seperti penguatan keterampilan drone desa, keterampilan pengukuran dan pemetaan (geodesi), pengolahan data spasial wilayah, perancangan masterplan dan siteplan desa serta sekolah lapang tematik dan demplot lahan budidaya. 

Model ini terbagi menjadi tiga (3) sesi yang harus diikuti oleh peserta. Peserta adalah mahasiswa/ i aktif di Kampus tertentu dengan latar jurusan teknik (geodesi, arsitektur, geografi, perencanaan wilayah) dan pertanian. Implementasi model pembelajaran kolektif ini telah dilaksanakan di dua (2) kampus yakni ITB (Juli 2022- Juli 2023) dan UPI (November 2023- Desember 2023). Selama implementasi program, model ini menerima sponsor dari Btrust Advisory Group, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Jawa Barat, dan Lembaga Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB. Masing-masing donor berhak memberikan batasan output sebagai tugas setelah sesi pengaryaan (portfolio) peserta.

Berikut ini adalah penjelasan tiap sesi model pembelajaran kolektif tata ruang perdesaan.

  1. Sesi tatap muka, berjalan dengan tiga (3) kali pertemuan dengan lingkup materi di antaranya a) teori, konsep dan proses akusisi data spasial desa, b) ketentuan penataan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang desa dan c) formulasi konsep dan studi kasus.
  2. Sesi praktik lapangan, memuat a) workshop vokasi drone (5 jam pelajaran), b) workshop pengolahan data spasial (3 jam pelajaran) dan c) workshop/ musyawarah potensi desa
  3. Sesi pengaryaan, mengambil percontohan studi kasus dan memilih sekurang-kurangnya satu (1) jenis keluaran alternatif pada masing-masing cluster output, di antaranya a) cluster peta tematik kawasan perdesaan/ siteplan (peta mitigasi bencana, peta zonasi tematik dan dashboard potensi investasi desa), b) desain preliminary (masterplan tematik) penataan desa tematik (desa wisata, desa agroforestri, desa budaya/ heritage, desa bekas tambang, desa kampung nelayan dll) dan c) demplot lahan budidaya dan sekolah lapang khusus untuk keluaran masterplan desa agroforestri, agrowisata dan desa bekas tambang

Gambar 1. Dokumentasi Vokasi Drone

Berdasarkan capaian program Angkatan 1 (2022) dan Angkatan 2 (2023), model hibrid pembelajaran kolektif perdesaan ini telah meluluskan delapan (8) orang berlatar belakang arsitek, dan geodesi (ITB) untuk terlibat dalam penyusunan peta tematik, masterplan, sekolah lapang dan demplot budidaya kopi di desa agroforestri kopi (Site Case: Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat) dan desa bekas tambang (Site Case: Cidahu, Kabupaten Kuningan) di Jawa Barat. Sementara program Angkatan 3 (2023), meluluskan dua puluh (20) orang dari latar belakang ilmu geografi (UPI) untuk terlibat mengikuti penyusunan dashboard online map tataruangdesa.id.

Platform tataruangdesa.id adalah inovasi teknologi di bidang penataan ruang perdesaan berbasis digital pertama di Indonesia yang bertujuan untuk memfollow up inisiatif-inisiatif baik pemerintahan desa dalam memvisualisasikan arah pembangunan tematik desa-nya. Dengan mengambil Site Case desa eks/ bekas galian tambang pasir dan kerikil di Desa Cibulan, Cidahu, Kuningan. Dua puluh (20) siswa dari UPI mengelaborasi hasil citra dengan usulan/ aspirasi kelompok tani terkait rekomendasi musim dan pola tanam pertanian di desa Cibulan. Peserta mendapat kesempatan untuk memaparkan produk kepada donor/ sponsor melalui forum giat presentasi.

Gambar 2. Paparan, 2023

Secara umum, imbal balik yang diterima oleh peserta kepada penyelenggara di antaranya, mereka telah memahami variasi teknik dan metode akusisi, pengolahan dan pengembangan data keruangan (spasial) bagi perencanaan dan pengembangan wilayah desa. Profil lulusan kegiatan ini, empat belas (14) orang telah bekerja di industri properti, tambang dan wirausaha studio kreatif, empat (4) orang bekerja sebagai staff akademik di program studi kampus, dan sepuluh (10) lainnya masih aktif menjadi mahasiswa dan sedang mengambil minat studi implementasi drone.

Gambar 3. Giat Desa Tambang, 2023

Dari sisi mitra kelompok masyarakat, terdapat masterplan tematik dan tataruangdesa.id 115 ha lahan eks galian pasir Cibulan (Kuningan), 3 ha lahan hutan tidak produktif (Kab. Bandung Barat). Pada tahun 2024 ini, kami sedang merumuskan kerangka acuan kegiatan terbaru, mengingat kontrak kegiatan dengan mitra telah berakhir dan perlu diperbaharui.