Ferdy Sopran Wamala 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Mewujudkan Pendidikan Berkualitas dan Kesetaraan Gender Melalui Implementasi Praktik Baik Program Sekolah Inklusif Berbasis Gender Oleh : Ferdy Sopran Wamala, S.Pd., Gr. Pendidikan berkualitas memastikan semua individu, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki akses yang setara terhadap pembelajaran yang inklusif dan berkesinambungan. Sementara itu, kesetaraan gender berfokus pada pemberdayaan perempuan dan anak perempuan untuk mencapai potensi penuh mereka dalam masyarakat. Dalam hal ini penulis memberikan sebuah ide praktik baik dalam pendidikan yang menjamin inklusivitas dan kualitas serta mendorong kesetaraan gender. Program Sekolah Inklusif Berbasis Gender (PSIBG) adalah inisiatif yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya inklusif dan berkualitas tetapi juga memperhatikan kebutuhan dan potensi gender secara spesifik. PSIBG bertujuan untuk memastikan bahwa perempuan dan anak perempuan mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan dan peluang yang ada di dalamnya, serta merasa aman dan didukung untuk belajar dan berkembang. Program ini menuntut kurikulum yang mencerminkan pengalaman dan kontribusi perempuan dalam berbagai bidang. Ini termasuk integrasi materi pelajaran yang mengangkat isu-isu gender dan pemberdayaan perempuan. Selain itu pelatihan guru dibutuhkan agar guru mengadopsi pendekatan pedagogis yang adil gender, termasuk kesadaran tentang bias gender dan strategi untuk mengatasi ketidaksetaraan di dalam kelas. Fasilitas dan infrastruktur inklusif pada program PSIBG memastikan fasilitas sekolah, seperti kamar mandi, laboratorium, dan ruang olahraga, ramah gender dan aman bagi semua siswa, khususnya perempuan. Sekolah juga menyediakan program mentoring bagi seluruh siswa termasuk siswa perempuan yang melibatkan perempuan dapat menjadi role model. Dukungan psikososial juga diberikan untuk mengatasi hambatan emosional dan sosial yang mungkin dihadapi. Program ini tidak hanya menjadi program sekolah tapi wajib melibatkan orang tua dan komunitas dalam mendukung pendidikan anak perempuan, serta menyadarkan mereka akan pentingnya kesetaraan gender dalam pendidikan. Salah satu contoh implementasi yang sukses adalah Program MUSE (Mentoring and Universal Support for Education) di Kenya. Program ini telah menunjukkan dampak positif dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi anak perempuan di daerah pedesaan. MUSE bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang inklusif gender. Guru-guru diberikan pelatihan intensif mengenai bias gender dan metode pengajaran yang adil. Program ini mendanai pembangunan fasilitas sekolah yang ramah anak perempuan, termasuk toilet yang bersih dan aman serta ruang kesehatan untuk mengatasi kebutuhan khusus perempuan. MUSE juga mengadakan workshop dan diskusi dengan komunitas lokal untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi anak perempuan dan mengurangi stigma yang ada. Program MUSE telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam partisipasi dan kinerja akademik anak perempuan. Angka putus sekolah di kalangan anak perempuan menurun drastis, dan lebih banyak anak perempuan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Program ini juga telah mengubah pandangan komunitas terhadap pendidikan anak perempuan, memperkuat kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender. Kesimpulannya Pendidikan berkualitas dan kesetaraan gender adalah pilar penting dalam pembangunan berkelanjutan. Program Sekolah Inklusif Berbasis Gender, seperti yang diimplementasikan melalui Program MUSE di Kenya, menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, adil, dan memberdayakan semua siswa, terutama perempuan dan anak perempuan. Melalui kurikulum yang sensitif gender, pelatihan guru, infrastruktur yang ramah gender, program mentoring, dan partisipasi komunitas, tujuan pendidikan berkualitas dan kesetaraan gender dapat tercapai. Implementasi ini tidak hanya meningkatkan akses dan kualitas pendidikan tetapi juga mengubah norma sosial dan budaya, membangun masa depan yang lebih inklusif dan setara bagi semua.