Muhammad Farel 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Menyejahterakan Pelaku Pendidikan Dengan Inovasi dan Teknologi Upaya Membangun Ekonomi Sebelum membahas tentang membangun pendidikan yang berkualitas mari kita refleksi terlebih dahulu apa saja yang terjadi dalam pendidikan di Indonesia, maka dari itu kita harus berpikir secara inversi, dan berpikir tentang apa yang menjadikan peringkat Indonesia dalam dunia pendidikan sangat rendah, dikutip dari BBC News Indonesia Berdasarkan skor PISA di tahun 2018 peringkat pendidikan Indonesia berada di papan bawah yaitu ke-71 dari ke 79 negara dan berada di bawah negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, hal ini menjadi concern bagi kita semua dan bukan hanya untuk pemerintah saja, maka dari itu penting bagi kita untuk mengetahui kira-kira apa saja yang menyebabkan hal itu terjadi. Materi pelajaran yang terlalu berat Materi pelajaran yang terlalu berat dan kaku merupakan faktor yang paling utama, karena selama saya bersekolah ,materi yang terlalu mengedepankan belajar baca,tulis,dan menghitung sejak kecil sangat membuat jenuh dan merebut kreativitas kami sebagai siswa, sejak kecil sudah ditekankan oleh sistem yang kaku dan sangat sulit, membuat kami melampiaskan hal itu dengan memilih bermain game yang membangun kreativitas dibanding mengikuti sistem pelajaran yang kaku, pada kasus lainnya kami lebih memilih mengerti dan memahami bahasa asing lewat bermain game online dibandingkan materi yang ada dari buku konvensional. Kurangnya fasilitas pendidikan Selanjutnya yaitu kurangnya fasilitas pendidikan ada banyak kekurangan dalam fasilitas pendidikan salah satunya dari bangunan yang mencakup tembok, genteng, dan keramik yang berada dalam kondisi rusak, lalu selain bangunan yang rusak ada fasilitas sanitasi yang masih tidak sesuai standar, hal diatas merupakan salah satu penyebab mengapa para siswa maupun pihak pengajar menjadi tidak nyaman dengan kegiatan belajar mengajar (KBM). Kurangnya gaji dan insentif para guru Kurangnya gaji guru merupakan salah satu faktor pokok yang menyebabkan mengapa pendidikan kita kurang berkualitas, Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa melakukan survei kesejahteraan guru di Indonesia dalam rangka Hari Pendidikan Nasional. Survei yang dilakukan secara daring terhadap 403 responden guru di 25 Provinsi memiliki responden Pulau Jawa sebanyak 291 orang dan Luar Jawa 112 orang, Responden survei terdiri dari 123 Guru PNS, 118 Guru Tetap Yayasan, 117 Honorer dan 45 Guru PPK dan ternyata berdasarkan survei tersebut 42% guru memiliki penghasilan di bawah Rp 2 Juta per bulan dan 13% diantaranya berpenghasilan 13% persen di bawah 500 ribu per bulan, gaji tersebut bahkan di bawah gaji standar UMR yang ditetapkan oleh pemerintah, hal ini membuat para Gen Z ogah untuk menjadi guru dan akibatnya pekerjaan di sektor pendidikan membuat orang tidak bergairah untuk memulai bekerja disektor tersebut, peran gen z sangat penting untuk membangun pendidikan berkualitas karena sekarang sudah era gen Alpha, maka dari itu gen Z yang paling mendekati dengan gen Alpha punya peran penting untuk mendidik gen Alpha, sebab pola perilaku yang dilakukan gen Alpha semakin tidak dimengerti oleh para gen milenial ke atas membuat peranan gen Z sangatlah penting. Belajar melalui sistem berbasis quizizz dan metode animasi Metode belajar melalui sistem berbasis quiz dan metode animasi bisa menjadi solusi menarik dalam mengubah sistem pendidikan yang sekarang terkesan kaku, metode quiz sudah diterapkan di beberapa sekolah dan metode ini dapat menjadi alternatif bagi para guru dibandingkan dengan menggunakan Google form kosong yang terkesan monoton sehingga dapat membuat rasa antusiasme bagi para murid, selain itu di dalam  quizizz terdapat backsound yang menarik, menampilkan meme , bahkan dapat mengirim emoji, sehingga para murid dapat bisa lebih bersantai dalam belajar, yang kedua adalah pembelajaran berbasis metode animasi dengan menggunakan karakter yang lucu atau maskot yang dapat digemari siswa, metode pembelajaran menggunakan animasi ini dapat meningkatkan minat anak untuk belajar karena dalam metode animasi kita bisa menyelipkan 3 metode belajar yaitu visualisasi, kinestetik, dan auditori, karena terdapat gambar dengan warna yang menarik sehingga sesuai dengan metode visualisasi, lalu metode kinestetik dengan menggunakan animasi bergerak sehingga anak lebih mudah belajar, yang terakhir metode auditori dapat terpenuhi dengan dubbing para karakter yang lucu dan imut sehingga dapat menunjang kegiatan belajar dan mengajar yang lebih interaktif.  Pemerataan pembangunan infrastruktur sekolah Seperti yang kita tahu, bahwa infrastruktur yang baik dapat membuat kita nyaman dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sebagai contoh di Swiss terdapat sebuah sekolah dasar yang memiliki desain interior yang menarik, para siswa bisa diubah dan dipindah posisi sesuai kemauan para anak, sehingga dapat meningkatkan kreativitas anak, saya tahu bahwa sulit untuk menerapkannya di Indonesia, akan tetapi setelah mendengar ini, kita menyadari kesenjangan kita pada sektor pendidikan karena kurangnya dana dan sumber daya manusia, maka dari itu sebaiknya semua pihak harus terlibat dalam masalah  ini, pemerintah harus lebih peduli dengan pemerataan infrastruktur pendidikan dengan cara mengalokasikan APBN dengan lebih tepat, lalu masyarakat dapat membuat suatu gerakan kepedulian untuk berdonasi secara sukarela untuk memutus kesenjangan infrastruktur sekolah. Meningkatkan gaji dan insentif para guru Gaji guru  tergolong sangat kecil karena berada dibawah UMR, maka dari itu kita perlu meningkatkan gaji guru agar sesuai dan layak karena mereka merupakan fondasi bagi bangsa ini, dengan cara penetapan gaji standar khusus yang layak bagi para guru, agar guru menjadi pekerjaan yang layak sesuai dengan kerja kerasnya dan pengaruhnya bagi masa depan negara. Upaya untuk membangun pendidikan berkualitas, pekerjaan yang sejahtera, dan inovasi merupakan tujuan utama dari SDGs, maka dari itu diperlukan upaya dan solusi untuk memecahkan masalah tersebut, tiga hal tadi merupakan solusi yang menurut saya bisa digunakan, walaupun penerapannya masihlah sulit, akan tetapi pendidikan yang berkualitas merupakan suatu modal emas bagi negara menuju ekonomi pembangunan dan keberlanjutan. Â