SITI AISYAH 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi segala aspek kehidupan manusia. Idealnya, pendidikan sudah di berikan sejak kita lahir sebagai proses belajar seumur hidup agar mampu bertahan dalam membangun interaksi yang baik dengan sesama. Tujuan dari pendidikan agar tercipta manusia yang berkualitas, inteletual, berkarakter menjadi manusia utuh dalam mengemban peran menjalani kehidupan yang baik sebagai makhluk ciptaan-NYA. Pentingnya pendidikan terlihat dalam setiap aspek kehidupan bagi pertumbuhan suatu bangsa dan negara, pendidikan menjadi hal yang mendasar dalam kehidupan pembanggunan berkelanjutan untuk masa depan yang berdampak dalam setiap aspek kehidupan. Pendidikan menjadi pondasi pokok utama sebagai tolak ukur ketahanan dan kekuatan suatu negara, jika ingin melihat negara itu maju maka lihatlah sistem pendidikan yang telah di terapkan di negera tersebut, maka tujuan pendidikan adalah untuk tercapainya perubahan generasi yang lebih baik dan menjadi akar pembangunan yang berkelanjutan untuk masa depan yang berdampak pada perubahan generasi emas 2045. Literasi tidak hanya dimaknai sekadar kemampuan membaca dan menulis saja, namun literasi merupakan upaya untuk mendapatkan makna yang di bangun di atas pengetahuan yang telah di ketahui, kecakapan hidup yang menjadikan manusia berfungsi maksimal dalam masyarakat. Kecakapan hidup bersumber dari kemampuan memecahkan masalah melalui kegiatan berpikir kritis. Selain itu, literasi juga menjadi refleksi penguasaan dan apresiasi budaya. Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang menanamkan nilai-nilai positif sebagai upaya aktualisasi dirinya. Aktualisasi diri terbentuk melalui interpretasi, yaitu kegiatan mencari dan membangun makna kehidupan. Hal tersebut dapat dicapai melalui penguasaan literasi yang baik. Kini makna literasi berkembang. Kirsch & Jungeblut dalam buku Literacy: Profile of America’s Young Adult mendefinisikan literasi sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Jadi, kecakapan literasi sangat dibutuhkan bila bangsa ini ingin maju. Hal ini sejalan dengan sebuah tulisan di surat kabar Kompas edisi 1 Juni 2016 yang menyinggung literasi termasuk dalam kemampuan strategis yang harus dimiliki bila ingin menjadi bangsa yang maju. Pada hasil PISA (Program For Student Nasional Assesment), kemampuan literasi siswa di indonesia masih tergolong rendah. Pada tahun 2018, Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara. Masih ada 70% siswa indonesia yang memiliki kemampuan literasi di bawah standar minimum yang di tetapkan. Sebelumnya pada tahun 2016, Indonesia berada pada peringkat 2 terbawah, yaitu 60 dari 61 negara dari negara segi minat baca ( CCSU,Central Connecticut State University) Kesadaran erat kaitannya dengan kegiatan literasi pendidikan, sebagai upaya dalam meningkatkan minat belajar siswa di lingkungan sekolah. Kemampuan dalam meningkatkan kesadaran dalam kegiatan literasi menjadi sangat penting yang harus di miliki pada abad 21 saat ini, seiring dengan kemajuan teknologi dan sajian berbagi konten media sosial, dan banyaknya sajian informasi yang mudah di akses sehingga mudah terdiktrasi dalam mengalihkan focus belajar, atau bahkan dengan banyaknya informasi negatif dan positif sehingga siswa/i tidak mampu di cerna/proses, di analisa hingga disintesa maka belajar literasi pun tidak akan mendapatkan apa apa,untuk dari itu perlunya melatih kesadaran dalam kegiatan literasi pendidikan, bukan hanya untuk mendapatkan sebuah makna, namun juga untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan literasi yang mampu mencerahkan (Enlighyment), memperkaya wawasan (Enrichment), memberdayakan (Empowerment). Sehingga untuk mencapai pendidikan yang berkelanjutan, tak lepas dari kegiatan literasi dengan penuh kesadaran hingga tercapai minat belajar seumur hidup, terutama dalam lingkungan pendidikan disekolah. Mengingat pentingya kesadaran dalam pembelajaran, maka Paulo Freire mengemukakan konsep Konsietisasi dalam pendidikan. Konsep pendidikan Konsientisasi adalah mengeluarkan manusia dari penjajahan harga diri dan kreatifitas pendidikan yang membebaskan. Pembebasan diri ini diperoleh melalui adanya kesadaran atau konsientisasi. Konsep ini menempatkan manusia sebagai subjek dalam kehidupan, artinya mampu mengekspresikan keinginan dan kreatifitasnya, bukan sebagai objek yang selalu menerima perlakuan dari orang lain. Sehingga manusia mampu hidup sesuai kodratnya yaitu manusia yang merdeka. (Paulo Freire, 1999: 166). Kurikulum merdeka merupakan belajar merdeka adalah sebuah kurikulum yang berisi pemahaman dari gagasan dan prinsip pendidikan berdasarkan dari pemikiran dari Ki Hajar Dewantara di mana pendidikan dapat memfasilitasi peserta didik untuk tumbuh sesuai dengan kodratnya, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman, dimana peserta didik mampu mengenal kekuatan, potensi, keadaan diri secara alamiah melekat pada diri masing-masing peserta didik yang berkaitan dengan keterampilan (soft Skill), agar mereka dapat hidup dan bekarya sesuai dengan perkembangan zamannya. Dalam filosofi kemerdekaan dalam belajar bahwa “Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap cara anak-anak berpikir yaitu jangan selalu di pelopori’ atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri (ki hadjar Dewantara 19936-1937)’ dalam kegiatan pembelajaran yang terpusat pada peserta didik (student centre). Peserta didik diberi keleluasaan untuk mengeksplorasi potensinya sedangkan pendidik atau guru berperan sebagai fasilitator. Dalam kurikulum merdeka penerapannya tidak hanya mengandalkan kepada hasil nilai yang diperoleh oleh peserta didik, namun juga lebih berfokus pada proses pembelajaran sehingga berjalan dengan optimal. Kurikulum merdeka menghadirkan sistem pembelajaran yang terlihat lebih relevan dan interaktif dengan konsep pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan mengembangkan soft skill. Proses pembelajaran berfokus pada materi esensial serta pengembangan kompetensi peserta didik pada setiap fasenya. Proses pembelajaran akan terasa lebih mendalam, bermakna, dan menyenangkan. Salah satu upaya yang dapat di lakukan dalam meningkatkan kesadaran belajar dalam kegiatan literasi pendidikan di lingkungan sekolah, dengan adanya program proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) pada kurikulum merdeka saat ini. Penting bagi sekolah, guru, dan siswa dapat mengambil,mempelajari dan memperdalam program proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) pada Tema Bangun Jiwa dan Raga. Dalam praktek belajar sebagai upaya membangun kesadaran belajar dan literasi pendidikan bagi anak bangsa dalam lingkungan pendidikan yang ada disekolah, guru dapat mengajak siswa/i untuk melakukan Breathing Mindfulnes sebelum kegiatan pembelajaran di kelas dilaksanakan, sebagai upaya untuk membuka kesadaran dan focus untuk siswa/i dalam menerima pembelajaran di dalam kelas ataupun di luar kelas, dengan cara mengatur nafas maka otak akan rileks dan focus sehingga dapat melihat jauh lebih jernih/focus dalam menerima pembelajaran dengan maksimal. Selanjutnya Sekolah, Guru dan Siswa dapat membuat program pojok literasi untuk memperdalam literasi pendidikan dalam upaya untuk menggali makna bahwa peserta didik mampu mengenal kekuatan, potensi, keadaan diri secara alamiah melekat pada diri masing masing peserta didik, dengan memberi kesempatan waktu dalam merefleksikan dirinya melalui kegiatan menulis diary harian siswa/peserta didik, sehingga siswa mampu mengenal dan memahami dirinya, serta kegiatan menulis diary sebagai latihan menulis, mengumpulkan pembendaharaan kosakata, pemahaman peserta didik, juga sebagai alat peluapan ekpresi yang terpendam (sebagai alat terkontrol sosial emosiona) sehingga peserta didik tumbuh kesadaran dirinya, program ini dapat di sandingkan dengan program guru bimbingan konseling yang ada di sekolah sebagai upaya dalam membangun jiwa dan raganya sebagai upaya dalam proses pendidikan dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan dengan menciptakan anak anak bangsa yang mempunyai kesadaran akan pentingnya pendidikan, berkarakter serta dapat menemukan makna hidup pada masing-masing peserta didik yang ada di lingkungan sekolah yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Selanjutnya dalam praktek belajar dalam membangun kesadaran dan literasi pendidikan bagi anak bangsa dalam lingkungan pendidikan yang ada disekolah, dengan membuat program profesi day yang melibatkan guru/orang tua/alumni/tamu undangan yang di hadirkan ke sekolah atau pun bisa membuat program kunjungan sekolah ke lembaga/kantor pemerintah/perusahaan sebagai upaya pemantik bagi siswa/i dalam memotivasi dan belajar dari beragam pengalaman dengan memperkenalkan profesi/prestasi mereka dan diharapkan melalui kegiatan ini akan menjadi daya tarik bagi anak-anak untuk dapat memiliki cita-cita yang tinggi, meningkatkan minat belajar sehingga termotivasi untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi setelah berhasil lulus dari berbagai tingkatan sekolah SD,SMP,SMA hingga Melanjutkan ke perguruan tinggi baik dalam negeri dan luar negeri dan mampu bersaing dalam dunia menjadi generasi emas 2045 tercapai. Maka dari itu pentingnya perhatian dari Pemerintah dalam kerjasama yang solid antar kementrian pendidikan dengan kementrian lainnya yang terkait agar saling mendukung dalam meningkatkan sistem pendidikan yang penuh dengan kesadaran dalam kegiatan literasi pendidikan di lingkungan sekolah agar berjalan dengan baik serta memberikan perhatian dalam membangun jiwa dan raga putra/i bangsa. dalam meningkatkan kualitas kurikulum pendidikan, sekolah, guru dan siswa penting dalam upaya meningkatkan peserta didik dalam kesadaran hadir penuh, sadar utuh dalam kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah. Begitu juga sekolah dan guru senantiasa memberikan dukungan penuh dan teladan yang baik untuk siswa/i peserta sebagai upaya dalam meningkatkan kesadaran dalam kegiatan literasi pendidikan sekolah, dalam penerapan konsep pembelajaran yang ada pada kurikulum merdeka saat ini. Sehinga mampu menumbuhkan kesadaran kritis bagi peserta didik. Peserta didik di latih kesadarannya literasi yang optimal, agar mampu dalam pemecahan masalah dan menafsirkan masalah melalui proyek yang di tugaskan dalam proses pembelajaran. Peserta didik tidak hanya menjadi objek yang hanya duduk diam menerima penjelasan guru secara terus menerus dengan metode ceramah. Namun dalam penerapan konsep kurikulum merdeka, peserta didik ikut berpartisipasi dalam memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru dalam penerapan konsep kurikulum merdeka, juga diharapkan mengajar sesuai tahap pencapaian dan perkembangan peserta didik. Dalam hal ini, kesadaran kritis yang terbentuk ke dalam diri peserta didik juga tidak hanya mencakup bagaimana kemampuan peserta didik dapat menafsirkan masalah namun juga peserta didik dapat lebih percaya diri dalam berdiskusi, mampu menerima kebaikan dan bijaksana serta dapat memberikan kesadaran bahwa setiap anak/siswa itu cerdas, berbakat, dan istimewa di bidang mereka masing-masing.