fbpx
Oktavianus Datu Biru/Ketua BPMU 2020-2021 Waingapu,14 Desember 2021

MELAYANI BUKAN UNTUK DI LAYANI

Daun Kering Akan Gugur Pada Masanya, Air Hujan Akan Turun pada Waktunya….

Tak ada awal yang tak berakhir
Segalanya tertuang dalam Bingkai kisah Lukisan perjalanan Kehidupan….
Sekecil kerikil akan terhitung dan akan terukir dalam Kalbu Jiwa…
Setitik debu akan abadi dalam kisah kasih dan cinta
Detik berlalu bergulir cepat Berlalu bersama hembusan angin sejarah….
Sejarah yang setia abadi dari timur hingga barat Prai Marapu…
Segalanya terLahir mulia digenggaman kasih
Dialah “Wira Wacana”…
Tercipta mulia ditengah pemikiran dan tangan-tangan suci…
Ditengah badai topan mmenghantam dia berdiri…
Dan tak akan hilang termakan zaman Prai Marapu…
Disinilah hunian intelektual para dermawan
Menempah diri dan di tempah oleh kasih…
Berani bertahan ditengah kebenaran Abadi…
Dan tak akan ada kata mundur dan menyerah
Siapa sangka ada melepas nyawa ditengah keiklasan?
Siapa rela meneteskan darah tak ada upah tangan?
Siapa mau dibuli ditengah kemunafikan belaian kebenaran?
Semua nyata ditengah hati keiklasan.
Kini alam telah haus akan tangan-tangan terpuji
bumi rindu akan langkah-langkah yang tulus untuk melayani…
Prai Marapu menanti pelayanan karya dari “Wira Wacana”..
Aku disini….
Aku disini menjawab dengan hati iklas
Alam puas akan dahaganya yang menanti Karya Wira Wacana…
Bumi Marapu terhibur atas kerinduannya Akan karya tangan Wira Wacana…
saat aku menyalurkan tangan-tangan terpuji
Saat aku menggerakkan langkah-langkah teruji
Aku lilin-lilin kecil di tengah kerinduanmu akan terang
Yang tulus beradu nyawa dengan sang kegelapan Fanatisme
yang iklas meneteskan darah-darah suci di tengah perang Kambing hitam
demi setitik kesejahteraan dan kebahagiaan akan karya “Wira Wacana”….
akulah gerakan tangan-tangan terpuji
Akulah Wira Wacana…
Melangkah setapak dengan hati suci
kini ku berlari gagah berani menggapai mimpi…
berlari mengejar bintang penghargaan di ketinggian bumi
Batu-batu sandungan pun Aku tak’kan peduli
benteng-benteng Wira Wacana Yang teruji adalah tempat ku berdiri
Akulah Wira Wacana…
Yang menagis saat menatap duka
Akulah Wira Wacana…
yang tertawa bahagia saat bersahabat dengan suka…
Sang Pencipta yang Mahakuasa Memberiku Mahkota kekuasaan
Sang Pencipta yang Mahakuasa Menjanjikan tahkta kebahagiaan yang Abadi
Sang Pencipta yang Mahakuasa adalah Kristus yang ku Imani….

Yang mengajari “saya dan Kami” bagaimana Melayani bukan untuk di Layani

Â