DEWI NUR ALYA SYAFITA 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More  Nama : Dewi Nur Alya Syafita MK : Filosofi Pendidikan Topik 1 : Koneksi Antar Materi – Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif Ki Hadjar Dewantara Jenis Tugas : Individu Pada tahap ini, Mahasiswa meninjau ulang keseluruhan materi dari ‘Mulai dari Diri’ hingga ‘Elaborasi Pemahaman’ untuk membuat ‘Koneksi Antar Materi’ sebagai kesimpulan penguasaan materi ‘Perjalanan Pendidikan Nasional dengan uraian tugas sebagai berikut: 1. Tinjau kembali tugas individu dan kelompok yang telah dikembangkan pada fase Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual. 2. Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan untuk menguatkan pemahaman Anda tentang materi Perjalanan Pendidikan Nasional. 3. Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam materi ini dan perubahan diri yang yang Anda alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda. Jawaban Saya adalah seorang mahasiswa PPG Prajabatan gelombang 1 Tahun 2024 jurusan Pendidikan Matematika. Ketika lulus program profesi guru nantinya saya akan ikut membangun perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dengan mengikuti perkuliahan PPG ini, saya mampu memberikan pembelajaran kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhan setiap siswa, serta dapat mendidik perserta didik menjadi peserta didik yang memiliki jiwa kreativitas dan inovasi yang luas serta menjadi peserta didik yang memiliki karakter berbudi luhur. Menurut Ki Hadjar Dewantara Pendidikan merupakan tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan di Indonesia sudah mengalami banya perubahan, baik dari segi perkembangan, pembelajaran, hingga kurikulum yang digunakan. Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak sebelum kemerdekaan. Pendidikan pra kolonial atau pendidikan pada masa kerajaan. Pendidikan ini dimulai pada abad 7 M – 16 M, pada masa ini pendidikan hanya difokuskan pada pelajaran agama ( hindu, budha, islam) yang diajarkan oleh wali brahmana maupun kyai. Kemudian pada masa pendidikan kolonial atau pada masa penjajahan. Seperti yang kita tahu indonesia pada saat itu dijajah oleh bangsa eropa. Penjajahan dimulai pada masa penjajahan portugis pada tahun 1536 dengan berdirrinya seminari di ternate yaitu sekolah agama bagi anak orang terkemuka, pada saat itu pelajaran yang diberikan berupa pelajaran agama, baca tulis dan menghitung. Pendidikan pasca kemerdekaan yang tertuang dalam Undang-undang pokok pendidikan dan pengajaran nomor 4 tahun 1960. Pada saat itu semua kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditetapkan pemerintah indonesia. Ada beberapa praktik pendidikan saat ini yang dapat membelenggu kemerdekaan peserta didik dalam belajar. Beberapa di antaranya adalah pendekatan kurikulum yang terlalu terpusat, kemudian metode pengajaran yang tidak interaktif, seperti metode pengajaran yang hanya berfokus pada pemberian informasi secara pasif, seperti ceramah dan pembelajaran berbasis guru, dapat menghambat partisipasi aktif dan pemikiran kritis peserta didik. Kemudian penilaian yang tidak holistik, kurangnya sarana dan prasarana yang memadai di sekolah terpencil seperti di wilayah Indonesia yang luas dan pisahkan oleh lautan, maka banyak sekolah yang berada di tempat terpencil. Terdapat beberapa model pendidikan saat ini yang dapat membantu melepaskan “belenggu” yang belum memerdekakan peserta didik. Beberapa di antaranya adalah Model Kurikulum Merdeka. Kemendikbud Ristek membuat kurikulum baru yang dirancang lebih fleksibel serta fokus ke materi yang esensial. Kurikulum ini memberikan kebebasan kepada tenaga pendidik dalam merumuskan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta asessmen untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Peserta didik tidak dipaksa untuk menguasai semua materi karena tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan minat peserta didik. Pendidikan saat ini menggunakan kurikulum merdeka dengan menerapkan profil pelajar pancasila yaitu berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Untuk mewujudkan peserta didik yang menerapkan profil pelajar pancasila, maka diperlukan guru yang profesional dan mempunyai kepribadian sesuai pelajar pancasila.Ki Hadjar Dewantara memiliki pemikiran bahwa pendidikan disandarkan pada penciptaan jiwa merdeka, cakap, berguna. bagi masyarakat. merdeka baik secara fisik, mental, dan kerohanian Hal ini sangat sejalan dengan kurikulum sekarang. Refleksi diri Setelah saya mempelajari topik 1 pada mata kuliah Filosofi Pendidikan, saya memperoleh banyak pengetahuan baru dan terdapat beberapa perubahan yang saya rasakan, sebagai berikut: 1. Saya dapat mengetahui sejarah perjalanan sistem pendidikan nasional dari masa sebelum kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan dan juga sistem pendidikan saat ini. 2. Saya dapat mengetahui beberapa pemikiran yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara dalam kaitannya dengan Filosofi Pendidikan yang selanjutnya diadaptasi dan dipraktekkan pada pendidikan saat ini. 3. Seperti yang disebutkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Bahwasanya tenaga pendidik sejatinya bukan sekedar mengajar, namun harus menjadi teladan, membangun cita-cita, dan memberi dukungan kepada pekserta didik agar sistem pendidikam di Indonsia semakin maju di kancah internasional. 4. Ketika nanti saya menjadi tenaga pendidik, maka saya akan menerapkan prinsip kemerdekaan belajar atau merdeka belajar dengan cara memberikan kebebasan kepada setiap peserta didik untuk mengembangkan minat dan potensi yang ada di dalam dirinya. 5. Sebagai tenaga pendidik saya juga harus turut terlibat dalam menumbuhkan karakter peserta didik dan juga memberikan teladan yang bisa selalu dijadikan contoh dan juga harus bisa memahami karakter, sehingga nantinya sebagai tenaga pendidik bisa memberikan arah dimasa depan.