Rully Khoirul Hidayat PPG PRAJAB UNEJ 2024 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Kesimpulan perjalanan pendidikan nasional Berdasarkan pemikiran ki hadjar dewantara perjalanan sebagai penddiik Saya memilih menjadi guru karena dari keluarga juga menjadi guru hal ini yang menyebabkan saya terpengaruh dan termotivasi untuk menjadi guru khususnya didunia pendidikan anak-anak karena ketika saya mengajar dan memberikan ilmu yang baru kepada anak-anak saya merasa juga senang dan bahagia ketika ilmu yang saya berikan berhasil sehingga dapat menjadikan generasi anak yang kreatif,dan berakhlak mulia. Menjadi guru yang berpihak kepda peserta didik dapat diarahkan untuk Mengenal Peserta Didik Secara Individu. Setiap anak memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda. Peserta didik harus merasa nyaman untuk bertanya, membuat kesalahan, dan berbagi pemikiran mereka tanpa takut dicemooh atau dihakimi. Dan ini merupakan tugas guru dalam membimbing setiap peserta didik Perjananan pendidikan nasional bangsa indonesia mengalami berbagai peristiwa mulai dari awal sebelum kemerdekaan indonesia dimana pendidikan dari hindhu budha yang melaksanakan pendidikan dengan sistem gurukula, kemudian dilanjutkan pada masa islam dengan pendidikan dilaksanakan dipesantren. Dalam pendidikan pada masa belanda indonesia pendidikan hanya diberikan kepada golongan etis. Dalam golongan etis terdiri dari masyarakat kelas atas atau para pegawai yang disiapkan untuk membantu menjalankan bisnis mereka. Sehingga banyak sekali masyrakat yang masih buta huruf dan tulis. Namun pada saat belnda mengundurkan diri dari indonesia dan saat jepang mengambil alih terjadi perubahan pendidikan yang cukup besar dimana pendidikan pada saat itu dapat digunakan oleh semua kalangan dari atas sampai bawah. Hal ini meyebabkan jumblah masyrakat dalam membaca dan menulis mengalami peningkatan. Tetapi meski begitu dampak dari penjajahan jepang adalah adanya tugas milliter yang diberikan oleh jepang sehingga banyak guru-guru pensiun dini dan sekolahan mengalami banyak penutupan. Salah satu dampak dari adannya penjajahan ini telah melahirkan tokoh-tokoh terpelajar yang memiliki cita-cita untuk melepaskan Indonesia dari belenggu penjajah. Adapun golongan terpelajar yang dimaksud adalah Soetomo (Budi Utomo), Suwardi Suryaningrat/Ki Hajar Dewantara (Sekolah Taman Siswa), K.H Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), R.A Kartini (Emansipasi perempuan). Salah satu tokoh yang memiliki peranan penting dalam pendidikan adalah ki hadjar dewantara. Pada tahun 1922 ki hadjar dewantara mendirikan perguruan taman siswa yang merupakan cikal bakal peruban sistem pendidikan indonesia. Perguruan taman siswa sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan, mencintai tanah air dan berjuang untuk memeroleh kemerdekaan. Menurut kii hadjar dewantara, tujuan pendidikan adalah untuk memerdekakan manusia. Definisi merdeka menurutnya adalah selamst raga dan bahagia. Ki hajar dewantara menggunakan bahass jawa untuk membuat tiga semboyang bagi para pendidik dalam dunia pendidikan. Gagasan Ki Hadjar Dewantara, “ing ngarso sung tulodo” (pendidik memberikan teladan), “in madyo mangun karso” (pendidik selalu berada di tengah, terus memulai dan memotivasi), dan “tut wuri handayani” (pendidik selalu mendukung dan mendorong peserta didik untuk maju), tidak hanya merupakan slogan dan kata-kata indah semata. Sistem pendidikan yang masih membatasi perlu diperbaiki agar sejalan dengan dedikasi Ki Hadjar Dewantara dalam mengembangkan identitas budaya anak bangsa, sehingga menciptakan generasi cerdas dan berkarakter. Refleksi Diri Dalam mempelajari dan mengikuti mata kuliah filososfi pendidikan topik 1 saya dapat memahami bagaimana perjuangan bangsa indonesia dalam mencerdaskan bangsa yang menjadikan bangsa yang tidak terbelenggu dan terjajah oleh negara lain Dalam filosofi pendidikan ini saya dapat mempelajari bagaimana sejarah dan perjuanagan para tokoh-tokoh bangsa dalam melawan penjajahan melalui pendidikan dengan mencerdaskan bangsa indonesia. Dengan memahami pemikiran dari ki hadjar dewantara saya belajar bahwa pendidikan bukan hanya sekedar mengajar, tetapi dibarengi dengan membangun karakter dan kepribadian yang sesuai bangsa. Sebagai pendidik kita harus mngedeoankan murid dengan mengetahui setiap latar belakang dankarakteristik peserta didik dengan memberikan kebebasan yang sesuai dengan minat dan potensi yang ada didalam dirinya. Dan seorang guru harus ikut terlibat dalam membimbing peserta didik untuk mewujudkannya.