fbpx

Koneksi Antar Materi – Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

Nama               : Siti Roudotul Fadillah

Mata Kuliah    : Filosofi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Naim, M.Pd/ Arif Permana Putra, M.Pd

Pada tahap ini, Mahasiswa meninjau ulang keseluruhan materi dari ‘Mulai dari Diri’ hingga ‘Elaborasi Pemahaman’ untuk membuat ‘Koneksi Antar Materi’ sebagai kesimpulan penguasaan materi ‘Perjalanan Pendidikan Nasional’ dengan uraian tugas sebagai berikut:

  1. Tinjau kembali tugas individu dan kelompok yang telah dikembangkan pada fase Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual. 
  2. Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan untuk menguatkan pemahaman Anda tentang materi Perjalanan Pendidikan Nasional.
  3. Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam materi ini dan perubahan diri yang yang Anda alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda.

Jawab :

Pilihan menjadi seorang guru merupakan salah satu impian yang pernah saya cita-citakan sejak kecil. Sering dipandang sebelah mata, padahal profesi guru merupakan profesi yang penuh tantangan dan merupakan profesi yang mulia. Menjadi seorang guru tidak hanya sebatas memberikan pengajaran atau mentransfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik, lebih dari itu menjadi guru haru mampu mendidik generasi bangsa. Meskipun perkembangan teknologi terus semakin maju terutama di bidang pendidikan, namun seorang pendidik tidaklah bisa digantikan dengan teknologi sebab pendidik adalah manusia yang mengemban tugas sebagai pengajar, memberikan arahan, mengkonfirmasikan kebenaran dan memberikan evaluasi untuk peserta didik.

Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah upaya untuk memajukan bertumbuhnya pendidikan budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran, serta tubuh anak. Pendidikan juga diartikan sebagai tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan, agar segala unsur peradaban dan kebudayaan dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya. Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa perlunya pemberian pendidikan kultural dan nasional dengan cara didiklah anak-anak kita sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. Pendidikan adalah tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maka ini artinya hidup tumbuhnya anak terletak di luar kecakapan dan kehendak dari para pendidik.

Perjalanan pendidikan nasional tidak terlepas dari sejarah panjang di masa lampau, misalnya pendidikan pada masa Belanda atau kolonial yang berawal dari adanya sistem politik etis di Indonesia. salah satu isi politik etis adalah edukasi atau pendidikan, di mana sistem pendidikan hanya diperuntukkan untuk kalangan tertentu sehingga terjadinya sebuah diskriminasi. Hanya golongan masyarakat atas dan calon-calon pegawai saja yang diperbolehkan menempuh pendidikan. Salah satu dampak dari adanya pendidikan kolonial telah melahirkan tokoh-tokoh terpelajar yang memiliki cita-cita untuk melepaskan Indonesia dari belenggu pemerintah kolonial. Adapun golongan terpelajar yang dimaksud adalah Soetomo (Budi Utomo), Suwardi Suryaningrat/Ki Hajar Dewantara (Sekolah Taman Siswa), K.H Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), R.A Kartini (Emansipasi perempuan).

Salah satu tokoh yang memiliki peranan penting dalam perjalanan pendidikan nasional adalah Ki Hajar Dewantara. Pada tahun 1922 didirikannya Taman Siswa di Yogyakarta yang menjadi gerbang kebebasan dan kebudayaan bangsa. Untuk menggambarkan peran guru dalam pendidikan, maka Ki Hajar Dewantara menggunakan “sistem among” sebagai perwujudan menempatkan anak-anak sebagai sentral dalam proses pendidikan. Dalam sistem ini maka setiap pamong adalah pemimpin yang diwajibkan bersikap “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tutwuri handayani”. Artinya, guru sebagai pendidik hendaknya mampu menjadi contoh yang baik, pendidik juga harus mampu menumbuhkembangkan minat dan kemauan anak untuk berkembang dan berkarya, serta pendidik mengikuti dari belakang atau memberikan kebebasan, kesempatan dan bimbingan agar anak dapat berkembang sesuai dengan inisiatifnya sendiri.

Refleksi diri

Setelah saya mempelajari topik 1 pada mata kuliah Filosofi Pendidikan, saya memperoleh banyak pengetahuan baru dan terdapat beberapa perubahan yang saya rasakan, sebagai berikut:

  1. Saya dapat mengetahui sejarah perjalanan Sistem Pendidikan Nasional dari masa sebelum kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan bahkan pendidikan saat ini.
  2. Saya dapat mengetahui beberapa pemikiran yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara dalam kaitannya dengan Filosofi Pendidikan yang selanjutnya diadaptasi dan diimplementasikan pada pendidikan saat ini.
  3. Seperti yang disebutkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Saya menjadi tahu bahwa guru sejatinya bukan sekedar mengajar, namun harus menjadi teladan, membangun cita-cita, dan memberi dukungan kepada peserta didik.
  4. Ketika nanti saya menjadi guru, maka saya akan menerapkan prinsip kemerdekaan belajar atau merdeka belajar dengan cara memberikan kebebasan kepada setiap peserta didik untuk mengembangkan minat dan potensi yang ada di dalam dirinya.
  5. Sebagai guru saya juga harus turut terlibat dalam menumbuhkan karakter peserta didik.