Trias Febrianti 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Pilihan menjadi seorang guru adalah alasan mendapatkan profesi yang bukan hanya profesi saja melainkan profesi yang bermanfaat dunia akhirat. Menjadi seorang guru bukannlah hanya mentransfer sebuah ilmu namun juga mendidik peserta didik menjadi orang yang hebat dan berkualitas, berkualitas sendiri menurut saya orang yang sukses ilmunya baik akhlaknya. Teknologi yang berkembang sangat pesat saat ini dapat menggantikan seorang pengajar, namun seorang pendidik tidak dapat digantikan karena pendiidk merupakan manusia yang tugasnya adalah mengajar, mengarahkan, mengkonfirmasi kebenaran, memberi evaluasi, dan mendidik. Mendidik sangtalah tidak mudah karena pendidik harus mengetahui karakteristik siswa dan perkembangan zaman. Seorang guru harus dapat dekat dengan peserta didik dengan mellaui pembelajaran yang berbasis teknologi. Ki Hajar Dewantara memberikan konsep kepada kita mengani kodrat yang tentunya akan berpengaruh terhadap pendidikan dan kebudayaan bangsa. Menurut ki Hajar Dewantara unsur dari kebudayaan adalah sifat dri kebudayaan yang universal yang diberikan oleh Tuhan yang maha esa kepada kita untuk mempertinggi hidup dan kehidupannya, bentuk kebudayaan alam yang beraneka ragam disebut dengan kodrat alam. Isi zaman adalah waktu yang digunakan oleh masyarakat untuk menunjukkan sifat dan corak serta gaya hidup yang khas bergantian secara dinamis. Menurut Ki Hajar Dewantara isi zaman yang berkaitan dengan waktu dan irama yang berkaitan erat dengan cara bertanggung jawab atas segala unsur kebudayaan dimasa itu disebut kodrat zaman. Pendidikan pada zaman colonial saat itu dibatsai oleh kekuasaan dan diskriminasi. Pada tahun 1854 bupati mendirikan sekolah, tidak semua mayarakat Indonesia yang bisa merasakan dunia pendidikan, hanya keturunan bangsawan dan calon-calon pegawai untuk perusahaan belanda. Tahun yang sama didirikan pula sekolah bumiputera yang hanya memiliki tiga kelas dan hanya dibekali ilmu membaca, menulis dan berhitung. Pengajaran seperlunya tersebut hanyalah diperuntukkan untuk orang-orang pembantu dalam mendukunng usaha belanda saja. Pemerintah hindia belanda memberikan kelonggaran kepada calon munir, dokter jawa untuk mendapatkan pendidikan dan ketrampilan. Semua itu ada alasannya yakni agar mereka masyarakat Indonesia dapat bekerja dan dapat digaji sedikit, jadi tetaplah mereka belanda yang mendapatkan keuntungan. Pada tahun 1920 lahir cita-cita baru dalam perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran. Tahun 1922 lahirlah taman siswa di Yogyakarta yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, taman siswa ini menjadi sebuah gerbang kebebasan dan kebudayaan bangsa. Mulai berkembanglah paradigm pemndidikan. Saat itu semua rakyat Indonesia dapat bebas bersekolah. Perbedaan pendidikan zaman ini dan zaman colonial adalah pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan bagi bangsa adalah sebagai kepentingan bangasa Indonesia sendiri, saat ini pendidikan berfokuskan kecerdasan dan keterampilan untuk dipersiapkan pada zaman ini. Ketika zaman colonial tujuan pendiiakn saat itu dicetuskan Ki Hajar Dewantara adalah untuk memerdekankan manusia, selamat bahagia. Reflektif Diri Gagasan Ki Hajar Dewantara yakni Ing Ngarso Sung Tulodo artinya menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Berdasarkan gagasan tersebut menjadi guru haruslah berkelakuan baik, Guru harus memiliki sikap yang baik serta melakukan dengan benar agar dapat menjadi contoh peserta didik. Kedua Ing madya mangun karsa yang artinya adalah diantara seseorang dapat menciptakan suatu ide atau gagasan. Guru berperan dalam menciptkan sebuah gagagsan dalam proses pembelajaran agar kemampuan peserta didik dapat berkembang. Ketiga, Tut wuri Handayani maknanya guru harus memberi dorongan peserta didik dari belakang. Jadi menjadi seorang guru yang dibutuhkan adalah keihklasan, kesabaran, dan memehami karakter dari setiap peserta didik.