fbpx

Koneksi antar materi : Pendidikan dan nilai sosial budaya

Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

Pemahaman awal tentang murid dan pembelajaran di kelas, murid atau menurut paradigma baru disebut dengan peserta didik adalah orang atau individu yang memerlukan ilmu pengetahuan yang membutuhkan bimbingan dan arahan untuk mengembangkan potensi diri secara konsisten melalui proses pendidikan dan pembelajaran, sehingga tercapai tujuan yang optimal sebagai manusia dewasa yang bertanggung jawab untuk meningkatkan taraf kehidupan. Belajar adalah suatu kewajiban bagi peserta didik, guru memiliki kewajiban untuk memberikan pengajaran secara langsung sesuai dengan kurikulum sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan serangkaian kegiatan belajar mengacu pada silabus dan analisis kompetensi dasar, melalui assessment dan kegiatan penilaian harian, tujuan akhirnya adalah peserta didik mendapatkan hasil akhir belajar berupa nilai. Dengan kata lain, guru secara langsung membantu peserta didik untuk peserta didik untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan potensi yang mereka miliki dengan baik dan terarah.

Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan konsep pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, menjadi pondasi dan kompas sebagai penentu arah konteks pendidikan di Indonesia dan di sekolah-sekolah pada saat ini melalui kurikulum nasional. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran adalah menurut Ki Hadjar Dewantara (KHD) “pengajaran” (onderwijs) adalah salah satu komponen penting yang terikat dengan pendidikan dan proses pembelajaran. Pengajaran adalah proses pemberian ilmu atau pengetahuan yang bermanfaat dan berguna untuk kehidupan peserta didik, baik secara lahir dan batin. Sedangkan “pendidikan” (opvoeding) adalah upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya. Jadi menurut KHD bahwa pendidikan dan pengajaran merupakan usaha mempersiapkan untuk segala kepentingan dan kebutuhan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat, maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya. Pada abad ke 21 penanaman pendidikan karakter dalam diri peserta didik menjadi tantangan tersendiri. Seiring dengan kemajuan zaman menuntut peserta didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, akan tetapi ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak dapat menumbuhkan watak dan karaktek dalam diri peserta didik. Dengan tuntutan pembelajaran abad 21 yang berpusat pada peserta didik, Guru harus menyiapkan peserta didik yang memiliki daya saing, membangun konsep diri dengan kreatifitas tak terbatas, inovasi, dan kemampuan literasi yang cakap serta memiliki profil pelajar pancasila.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini bertujuan untuk mengembangkan kemapuan dan potensi peserta didik serta mewujudkan peserta didik yang memiliki Profil Pelajar Pancasila untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri. Filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara dimana makna pendidikan adalah tempat bersemainya kebudayaan, dimana pendidikan membangun peradaban dan melahirkan masa depan, sehingga dapat menjawab tantangan jaman. Ki Hajar Dewantara mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Peserta didik diibaratkan sebagai biji padi yang disemai dan ditanam oleh pak tani disawah yang telah disediakan. Bila bibit padi ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun bibit padi adalah bibit padi yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani. Demikian sebaliknya, meskipun bibit padi itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka bibit padi itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal. Setelah mempelajari topik ini,

Pemahaman saya akan proses pembelajaran dan peserta didik menjadi berubah, dimana filososfi pendidikan Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pembelajaran berpusat pada peserta didik, dengan melakukan pemenuhan kebutuhan peserta didik agar dapat mengembangkan pengetahuan dan potensi mereka sesuai dengan profil pelajar pancasila, diman guru bertindak sebagai fasilitator, pendamping dan yang menuntun peserta didik menemukan bakat, minat dan keterampilan yang mereka miliki dari tidak tahu menjadi tahu sekaligus memiliki berbudi pekerti yang baik yang sesuai dengan profil pelajar pancasila.

Konsep filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang akan saya lakukan adalah menjadi guru yang akan berusaha menciptakan iklim belajar yang kondusif agar peserta didik merasa nyaman, aman dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Berusaha untuk membantu peserta didik untuk mengeksplore bakat dan minat masing-masing agarberkembang sesuai dengan kodratnya dengan menggunakan metode pembelajaran dan asesmen yang efektif yang saya tuang didalam modul ajar yang dalam pelaksaannya menyesuaikan dengan paradigma baru agar tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan tidak memaksakan hasil belajar dengan target yang tinggi dan seragam, menerima perbedaan karakter dan minat peserta didik dengan bersikap secara adil tanpa meninggalkan peserta didik yang slow learner. Memberikan kebebasan dan memerdekakan peserta didik untuk mengeksplore pengetahuan mereka secara mandiri, tidak mendikte hasil pekerjaan atau tugas harus sama satu dengan yang lain, dan bebas berekspresi.

Sumber :

Agustina, Gina Anggina. 2022. “Sintesis Materi tentang Filosofi Pemikiran Ki HajarDewantara”. Diakses pada 23 Desember 2022. https://www.gurusiana.id/read/ginaanggianaagustina/article/belajar-ala-ki-hadjardewantara-1050190

Nurhalita, N., & Hudaidah, H. (2021). Relevansi Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara pada Abad ke 21. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 298-303. Diakses pada 23 Desember 2022. https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/299

Samho, B. (2014). Pendidikan Karakter Dalam Kultur Globalisasi: Inspirasi Dari Ki Hadjar Dewantara. Melintas, 30(3), 285-302. Diakses pada 23 Desember 2022. https://journal.unpar.ac.id/index.php/melintas/article/view/1447