fbpx
Dokumentasi Pribadi

Kaba-Kaba Heritage Track : Pengembangan Wisata Minat Khusus Berbasis Community Based Tourism di Desa Wisata Kaba-Kaba

Pariwisata merupakan sektor yang sangat sensitif terhadap bencana, seperti halnya pandemi COVID-19 yang kini melumpuhkan industri pariwisata global. Pandemi COVID-19 bahkan dinobatkan sebagai krisis terparah bagi sektor pariwisata sejak tahun 1950.

Sebelum terjadinya pandemi, pembangunan sektor pariwisata yang terlalu agresif tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga memberikan dampak yang merugikan ekonomi dan sosial budaya masyarakat lokal di suatu destinasi pariwisata. Tak jarang dengan pengembangan pariwisata, lingkungan, budaya, dan kearifikan lokal justru mengalami degradasi. Oleh karena itu, momentum pandemi COVID-19 ini sebaiknya tidak hanya dimaknai sebagai musibah belaka melainkan masa transisi untuk menata kembali kepariwisataan Indonesia.

Peran dan sinergitas pentahelix stakeholder sangat vital dalam merekonstruksi (recovery) sektor pariwisata yang sedang ‘mati suri’. Bersamaan dengan itu, para stakeholder juga sebaiknya melakukan diversifikasi produk sesuai dengan tren pariwisata pasca-pandemi. Menurut Frans Teguh, produk pariwisata berbasis sustainable dan responsible tourism dengan penambahan nilai yang autentik akan menjadi megatren di era new normal. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Thalia (2011) dalam Widhiarini (2017) menyatakan bahwa pergeseran minat wisatawan dalam menentukan destinasi wisata melahirkan perkembangan pariwisata berkelanjutan melalui pengembangan wisata minat khusus atau special interest tourism.

Wisata minat khusus merupakan pola wisata yang menekankan kepada penghayatan dan penghargaan yang lebih terhadap kelestarian alam, lingkungan, dan budaya (enviromentally and cultural sensitives) seperti seni tradisional, sejarah dan arkeologi, dan aspek alam berupa kekayaan flora dan fauna, taman nasional, hutan, sungai, danau dan pantai. Hal tersebut sejalan dengan program UNWTO, dimana pengembangan pariwisata harus memperhatikan aspek keberlanjutan yaitu adanya keseimbangan antara ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan.

Desa Kaba-Kaba merupakan desa yang saat ini sedang dikembangkan menjadi salah satu desa wisata di Kabupaten Tabanan. Hal ini dibuktikan dengan SK Bupati Tabanan No. 180/329/03/HK&HAM/2016 yang menyatakan bahwa Desa Kaba-Kaba adalah Desa Wisata yang berbasis pemberdayaan masyarakat dengan prinsip 1) sustainable, 2) kerakyatan, 3) berkelanjutan dalam menciptakan aktivitas-aktivitas wisata menarik berlandasarkan budaya dan Tri Hita Karana sebagai pondasi pariwisata budaya di Bali.

Desa Kaba memiliki potensi bentang alam yang luas dan asri serta letaknya yang berada ditengah- tengah objek wisata terkenal seperti Canggu dan Tanah Lot menjadikan Desa Kaba-Kaba sebagai desa yang sangat strategis. Desa ini juga memiliki Puri Kaba-Kaba yang didalamnya tersimpan kekayaan budaya, sejarah, dan tradisi yang adiluhung dan sangat berpotensi untuk dikembangkan ke arah pariwisata minat khusus yang berkelanjutan. Secara harfiah, Puri dalam konsep kehidupan masyarakat Bali adalah tempat tinggal para raja dan bangsawan zaman dahulu, yang kini tetap dilestarikan dan ditempati oleh keturunannya. 

Kaba-Kaba-Heritage-Track
Gapura Puri Kaba-Kaba dengan gaya arsitektur khas Bali. Sumber foto : Dokumentasi penulis

Jika dilihat dari konsep arsitektur, Puri Kaba-Kaba memiliki arsitektur tradisional Bali yang sangat unik dan dekoratif. Meksipun sudah berusia lebih dari ratusan tahun, konsep dan tata ruang Puri Kaba-Kaba ini tidak ada yang berubah. Bahkan, pembugaran bangunan candi dan gapura dilakukan secara restorasi, yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi bangunan bersejarah yang rusak agar kembali seperti semula sehingga dapat menjadi objek wisata dan penelitian mengenai kehidupan di masa lalu.

gapura-puri-gede-kaba-kaba
Gapura Puri Kaba-Kaba. Sumber : Dokumentasi Penulis

Sedangkan situs-situs sejarah seperti artefak dan candi-candi menjadikan puri ini sebagai salah satu situs budaya yang adiluhung. Seperti arca Dewa Megelut berikut ini yang diyakini sebagai Dewi Kesuburan dan Kesejahteraan bagi masyarakat di Desa Kaba-Kaba. 

Kaba-Kaba-Heritage-Track-Arca-Dewa-Megelut
Arca Dewa Megelut Sebagai Lambang Kesuburan dan Kesejahteraan di Desa Kaba-Kaba. Sumber foto : Dokumentasi Penulis

Untuk melihat secara virtual bagaimana arsitektur  Puri Kaba-Kaba yang masih tetap utuh dapat dilihat disini. 

Potensi Puri Kaba-Kaba sejatinya tidak kalah dengan Puri Saren Ubud dan Kertagosa yang sudah lebih dahulu berkembang. Namun, ada beberapa kendala yang membuat keberadaan puri ini tidak eksis seperti puri lainnya di Bali. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Kaba-Kaba, Ketua Pokdarwis Desa Kaba-Kaba, Ketua Pengelola Puri Kaba-Kaba, dan Tokoh Puri Kaba-Kaba kendala terbesar yang dihadapi saat ini adalah :

  1. Kurangnya pemahaman generasi muda di Desa Kaba-Kaba dalam menceritakan sejarah dan keunikan arsitektur serta artefak puri,
  2. Belum adanya aktivitas wisata penunjang yang lebih atraktif,
  3. Belum terjalinnya kerjasama dengan travel agent dan belum adanya website sebagai sarana pemasaran wisata puri di Desa Kaba-Kaba.

Tiga kendala tersebut sejatinya bisa diatasi. Hal tersebut dikarenakan Desa Kaba-Kaba memiliki generasi muda atau kelompok usia produktif yang berpotensi untuk menjadi local guide di desanya sendiri sehingga pengembangan wisata puri dapat 100% berpihak pada komunitas lokal. Berdasarkan hal tersebut, pengembangan Desa Kaba-Kaba dengan tagline Kaba-Kaba Heritage Track menjadi solusi yang strategis. 

Pengembangan Desa Kaba-Kaba sebagai Kaba-Kaba Heritage Track dapat dilakukan  dengan pendekatan storynomic tourism dan living museum. Storynomic tourism adalah pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, serta menggunakan kekuatan budaya sebagai DNA destinasi. Tujuan dari storynomic tourism ini tidak hanya menikmati keindahan alam, konsep ini juga diharapkan dapat membuat wisatawan mengetahui cerita dan filosofi dibalik destinasi sehingga wisatawan dapat :

  1. Berkunjung lebih lama,
  2. Bisa mengeksplorasi daerah wisata dengan maksimal,
  3. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru,
  4. Memberikan testimoni atau rekomendasi kepada orang lain.

Hal tersebut juga sejalan dengan konsep living museum yang mengedepankan aktivitas-aktivitas wisata yang mencerminkan tingkah laku dan kearifan lokal di Puri Kaba-Kaba sehingga wisatawan nantinya tidak hanya mendengarkan cerita-cerita sejarah, namun juga bisa terlibat aktif dalam aktivitas budaya Bali yang mengedepankan konsep Tri Hita Karana, yaitu hubungan yang harmonis dengan Tuhan, manusia, dan lingkungan. 

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjadikan Desa Kaba-Kaba sebagai Kaba-Kaba Heritage Track yang berkelanjutan adalah :

  1. Pembuatan jalur trekking di Puri Kaba-Kaba (tour de puri) serta penambahan spot-spot yang instagramable tanpa merubah unsur kearifan lokalnya, 
  2. Merancang aktivitas-aktivitas wisata budaya sesuai tradisi Puri Kaba-Kaba seperti cooking class, yoga & meditation dan mejejahitan serta ruang display beberapa miniature peninggalan sejarah yang paling mencerminkan Puri Kaba-Kaba,
  3. Pembinaan dan pendampingan generasi muda di Desa Kaba-Kaba sebagai pemandu wisata lokal yang mampu menceritakan sejarah dan keunikan artefak serta arsitektur di Puri Kaba-Kaba melalui pendekatan storynomic tourism,

Jika kelak berhasil, Kaba-Kaba Heritage Track ini dapat dikemas menjadi paket wisata edukasi yang bekerjasama dengan Travel Agent, Travel Blogger, dan Influencer untuk memasarkan Kaba-Kaba Heritage Track menjadi destinasi wisata minat khusus yang mendunia. Dengan demikian, cita-cita pelestarian budaya melalui pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis community based tourism sesuai visi- misi Desa Wisata Kaba-Kaba tidak akan hanya menjadi cerita bisu di masa yang akan datang.

Denpasar-Heritage-Track
Foto Bersama Pengelola Puri dan Local Champion di Desa Kaba-Kaba

Referensi : 

  • Kemenparekraf.2020. Di Era New Normal, Sustainale Tourism Jadi Aspek Terpenting. Artikel diakses pada 27 September 2021. 
  • Widhiarini, Oktaviani, Permanita. 2019. Arsitektur Tradisional Bali Pada Bangunan Puri Sebagai Daya Tarik Wisata Minat Khusus Dalam Mendukung Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Bali. Journal of Tourism, Hospitality, Travelm and Business Event. Hal. 46 – 52.  
  • Mutiara,dkk. 2021.Proposal Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa di Desa-Kaba-Kaba.