fbpx
Gambar milik Anggelina Amelia Vega dalam PBL di SDN Ketawanggede, Malang

Integrasi Project-Based Learning dan Competency-Based Education: Strategi Efektif Pengembangan 21st Century Skills dalam Membangun Generasi Berkompeten

“Education is not the learning of facts, but the training of the mind to think.” – Albert Einstein

Pendidikan memainkan peran krusial untuk pembangunan bangsa terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menjadi motor penggerak ekonomi dan kehidupan sosial. Negara-negara dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi umumnya memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Laporan UNESCO, 2020 menunjukkan bahwa setiap tambahan satu tahun pendidikan rata-rata dapat meningkatkan pendapatan individu hingga 10%. Selain itu, World Bank, 2018 mencatat bahwa peningkatan kualitas pendidikan berkontribusi signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan dan ketidaksetaraan. Pendidikan juga membekali individu dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional secara efektif, menciptakan inovasi, dan mengatasi berbagai tantangan global, termasuk perubahan iklim dan teknologi (Psacharopoulos, 2018).

Sistem pendidikan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan mendalam, termasuk kualitas pendidikan yang tidak merata. Kualitas pendidikan di daerah perkotaan umumnya lebih baik dibandingkan dengan daerah pedesaan dan terpencil. Menurut laporan PISA, 2018, skor rata-rata siswa Indonesia dalam membaca, matematika, dan sains berada di bawah rata-rata OECD. Hal ini mencerminkan kesenjangan kualitas pendidikan di tingkat global. Selain itu, laporan dari Kemendikbud, 2019 menunjukkan bahwa sekitar 50% sekolah di Indonesia masih kekurangan fasilitas dasar seperti laboratorium, perpustakaan, dan ruang kelas yang memadai. Kondisi tersebut berdampak langsung pada kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa. Ironinya, hal ini berdampak secara langsung pada ketidaksesuaian keterampilan saat akan memasuki dunia kerja.

Kurangnya akses terhadap fasilitas yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran praktis dan peningkatan kemampuan kritis serta kreatif, dapat menghambat siswa dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21 (21st Century Skills). Data dari BPS, 2020 menunjukkan bahwa keterampilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja telah menjadi salah satu faktor utama penyebab tingginya tingkat pengangguran di kalangan pemuda Indonesia, yang mencapai lebih dari 9% pada tahun 2024. Oleh karena itu, peningkatan infrastruktur pendidikan untuk mendukung pembelajaran berbasis keterampilan seperti Project Based Learning (PBL) dan Competency-Based Education (CBE) menjadi esensial untuk mempersiapkan generasi masa depan yang lebih siap menghadapi tantangan globalisasi dan teknologi (UNESCO, 2019).

Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 4 dan 10, yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan yang merata serta mengurangi ketimpangan sosial, sangat tergantung pada kemajuan sistem pendidikan. Dengan memperbaiki sistem ini, termasuk melalui penerapan strategi seperti PBL dan CBE dapat mengurangi disparitas antara wilayah perkotaan dan pedesaan serta mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan global. Tidak hanya membekali individu untuk berpartisipasi secara efektif dalam pembangunan nasional, tetapi juga mendukung visi untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan tujuan SDGs.

Mengkaji Efektivitas PBL dan CBE dalam Mengembangkan 21st Century Skills

PBL dan CBE merupakan sistem pembelajaran yang dapat dipadukan untuk mengasah keterampilan siswa terutama dalam menghasilkan 21st Century Skills. PBL adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada proyek, di mana siswa belajar melalui eksplorasi dan penyelesaian masalah nyata. Prinsip dasarnya adalah pemberian tugas proyek yang menantang, sehingga memungkinkan kolaborasi antara siswa, pemecahan masalah, dan hasil yang nyata. Penelitian oleh Thomas, 2020 menunjukkan bahwa PBL meningkatkan motivasi belajar siswa dan memperdalam pemahaman mereka terhadap konsep-konsep akademik. Sedangkan CBE adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pencapaian kompetensi spesifik oleh siswa, di mana penilaian didasarkan pada kemampuan yang dikuasai daripada waktu yang dihabiskan di kelas. Prinsip dasarnya adalah menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan individual siswa dan memastikan kesiapan mereka dalam dunia kerja. Menurut UNESCO, 2019  terdapat bukti bahwa CBE dapat meningkatkan retention siswa dan relevansi pendidikan pada pasar kerja melalui pembelajaran berbasis kompetensi.

Keterkaitan antara PBL dan CBE dengan pengembangan 21st Century Skills sangat erat. PBL mempromosikan keterampilan seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi melalui proyek-proyek yang memerlukan pemecahan masalah kompleks dan integrasi pengetahuan lintas disiplin. Sementara itu, CBE menekankan pengembangan kompetensi yang dapat diukur dan relevansi dengan kebutuhan industri, memastikan bahwa siswa tidak hanya memahami tetapi juga dapat menerapkan pengetahuan mereka secara praktis dalam situasi nyata. Dalam hal ini PBL dan CBE selaras dengan 21st Century Skills yang mengedepankan cara berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi (Partnership for 21st Century Learning, 2019).

Rekomendasi Implementasi PBL dan CBE di Sistem Pendidikan Indonesia

              Integrasi PBL dan CBE dalam pendidikan tidak hanya mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan globalisasi dan revolusi teknologi, tetapi juga memperkuat fondasi untuk mengembangkan generasi muda yang adaptif dan inovatif dalam memecahkan masalah di era modern. Sebuah studi oleh Buck Institute for Education, 2022 menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam PBL mengalami peningkatan 20% dalam keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Dalam CBE, fokus pada kompetensi spesifik dan penilaian didasarkan pada kemampuan yang dikuasai untuk memastikan bahwa siswa benar-benar memahami serta dapat menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks nyata. Laporan dari International Association for K-12 Online Learning, 2023 menunjukkan bahwa CBE meningkatkan tingkat kelulusan sebesar 15% dan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja serta menghasilkan lulusan yang lebih siap untuk dunia kerja. Kombinasi PBL dan CBE menciptakan generasi yang berkompeten karena siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis tetapi juga mengembangkan keterampilan praktis yang mumpuni. Sistematika ini, menjadikan mereka lebih siap dan adaptif terhadap tantangan global dan perubahan teknologi.

Untuk mengoptimalkan manfaat dari PBL dan CBE, sistem pendidikan harus:

  1. Mengintegrasikan PBL dan CBE secara menyeluruh dalam kurikulum yang utama dalam menyediakan panduan dan pelatihan bagi guru untuk merancang pembelajaran berbasis proyek dan penilaian berbasis kompetensi
  2. Memperkuat infrastruktur pendidikan berkaitan dengan penyediaan fasilitas dan sumber daya yang memadai, seperti laboratorium, perpustakaan, dan ruang kelas yang mendukung pembelajaran interaktif dan praktis.
  3. Menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri dengan melibatkan pemangku kepentingan dari industri dalam pengembangan kurikulum untuk memastikan keterkaitan yang erat antara pendidikan dan pasar kerja.

Selain itu, dalam keberlanjutannya pada implementasi sistem pendidikan diperlukan perhatian dan keterlibatan dari berbagai pihak dalam hal:

  1. Pelatihan dan pengembangan profesional guru dapat dilakukan melalui pelatihan berkelanjutan bagi guru untuk mengadopsi metode PBL dan CBE, termasuk penggunaan teknologi pendidikan yang mendukung.
  2. Kolaborasi dengan industri dan komunitas dalam rangka mendorong kolaborasi antara sekolah, industri, dan komunitas untuk menyediakan proyek nyata yang relevan bagi siswa dan memastikan kurikulum tetap up-to-date dengan kebutuhan pasar kerja
  3. Penilaian dan umpan balik teratur untuk mengimplementasikan sistem penilaian yang berkelanjutan dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa untuk memastikan mereka mencapai kompetensi yang diperlukan dan terus berkembang dalam 21st Century Skills.

Dengan mengadopsi dan mengintegrasikan PBL dan CBE secara efektif dalam sistem pendidikan, kita dapat membangun generasi yang berkompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Oleh karena itu, penting bagi sistem pendidikan untuk menyediakan infrastruktur yang memadai, pelatihan guru berkelanjutan, dan kolaborasi dengan industri serta komunitas. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang tidak hanya menguasai pengetahuan teoritis, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang diperlukan untuk sukses di dunia kerja. Tak hanya itu, masa depan berkelanjutan melalui praktik pendidikan yang lebih adaptif ini dapat berkontribusi secara efektif dalam pembangunan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. (2020). Angka Pengangguran Terbuka 2020. Jakarta: BPS.

BPS. (2020). Statistik Pendidikan 2020. Jakarta: BPS.

Buck Institute for Education. (2022). roject-Based Learning Research. Novato: Buck Institute for Education.

International Association for K-12 Online Learning. (2023). Competency-Based Education and Its Benefits for Students. Vienna: iNACOL.

Kemendikbud. (2019). Laporan Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendikud.

Partnership for 21st Century Learning. (2019). ramework for 21st Century Learning. Washington: Ohio Department of Education.

PISA. (2018). PISA 2018 Results in The Asia. Paris: OECD.

Psacharopoulos, G. &. (2018). Returns to Investment in Education: A Decennial Review of the Global Literature. . Education Economics, 445-458.

Susenas. (2019). Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019. Jakarta: BPS.

Thomas, J. (2020). A Review of Research on Project-Based Learning. Novato: Buck Institute for Education.

UNESCO. (2019). Competency-Based Education and Its Benefits for Students. Paris: UNESCO.

UNESCO. (2019). Education for the 21st Century: Issues and Challenges. Paris: UNESCO.

UNESCO. (2020). Global Education Monitoring Report 2020: Inclusion and Education: All Means All. Cardoba: UNESCO.

World Bank. (2018). World Development Report 2018: Learning to Realize Education’s Promise. Washington: World Bank.