Rurin Elfi Farida Fasilitator Provinsi Bidang Literasi Kemenag RI 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Tanpa terasa pandemi telah mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia selama kurun waktu hampir tiga tahun ini. Dunia pendidikan yang pada awalnya bergejolak, mulai beradaptasi dengan kondisi. PTM terbatas yang mulai digelar di pelosok negeri, setidaknya mengobati kerinduan anak-anak untuk kembali bersekolah. Banyak hal tak terduga yang muncul sebagai sebuah konsekuensi logis dari peristiwa pandemi. Fenomena learning Loss, keluhan ibu yang kerepotan menghadapi pembelajaran daring, banyaknya anak yang kecanduan gadget menjadi beberapa hal yang mengemuka. Yang tak kalah urgen adalah kualitas pengajaran guru selama masa pandemi. Jujur, banyak orang tua yang mengeluh tentang hal ini. Tak sedikit guru yang dengan entengnya memberikan seabrek tugas kepada murid-muridnya tanpa mempertimbangkan kelayakannya. Materi belum dijelaskan, kondisi murid yang berbeda, tugas yang tidak pernah dinilai dan masih banyak kelakuan oknum guru yang dianggap sangat merugikan dan tidak profesional. Idealnya, guru adalah pembelajar sejati. Keep Education on You (KEY) adalah jargon terbaik bagi peningkatan kualitas dan kapabilitas guru. Pembelajar sejati yang tak boleh berhenti hanya karena merasa sudah cukup memahami. Dinamisasi Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Sangat tidak elok jika guru sebagai pendidik generasi justru terjebak dalam stagnasi. Terpesona pada euforia masa lalu dan tak lagi fokus untuk terus menempa diri. Dunia hari ini adalah tentang kualitas. Apapun profesinya, kualitas adalah harga mati untuk sebuah keberlanjutan. Siapa yang tak berkualitas, dia akan tergilas. Guru harus selalu update dan upgrade. Tak boleh lelah apalagi lengah untuk terus berinovasi. Pandemi menjadikan banyak guru berinovasi dengan pembelajaran digital yang sungguh mengagumkan. Dampak positif pandemi yang paling hebat adalah banyaknya webinar-webinar keren dan berkualitas yang bisa diikuti. bahkan banyak yang gratis dan sangat fleksibel bagi guru untuk meningkatkan kualitas diri sebagai pendidik profesional. Praktik pembuatan media, strategi mengajar di era pandemi, mengatasi learning loss, dan masih banyak kajian-kajian ilmiah yang menarik untuk disimak dan diikuti. Kuncinya kembali kepada individu masing-masing guru. Jika dia berkemauan untuk menjadi lebih baik, maka banyak jalan baginya untuk terus belajar dan belajar. namun, jika seorang guru memutuskan untuk berhenti belajar, maka saat itulah marwah pendidikan akan terkebiri dan mati suri. Naudzubillah.