Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Nama                    : Roro Ambar Fitrianingsih

Mata kuliah         : Filosofi Pendidikan

Dosen Pengampu : Magdalena Chori, M.Pd

Pada tahap ini, Mahasiswa meninjau ulang keseluruhan materi dari ‘Mulai dari Diri’ hingga ‘Elaborasi Pemahaman’ untuk membuat ‘Koneksi Antar Materi’ sebagai kesimpulan penguasaan materi ‘Perjalanan Pendidikan Nasional’ :

Saya adalah seorang mahasiswa PPG Prajabat gelombang kedua tahun 2023 jurusan bimbingan dan konseling. Lulus program profesi guru nantinya  akan menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan. Dengan mengikuti perkuliahan PPG ini, saya mampu memberikan pelayanan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan setiap siswa, serta dapat mendidik perserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia,berbudi pekerti dan berkarakter.

Dalam mewujudkan keinginan tersebut sebagai guru bimbingan konseling yang profesional saya bisa menjadi sahabat yang dapat mendengarkan permasalahan yang perserta didik alami tanpa menghakimi serta dapat menjaga kerahasian dari permasalahan yang mereka alami. Dengan begitu sebagai guru bimbingan konseling saya dapat memahami perasaan yang perserta didik alami dan perserta didik rasakan. Memberikan pelayanan yang tepat pada setiap perserta didik juga dapat membantu guru bimbingan konseling untuk lebih dekat dan memahami karakter perserta didik.

Pembelajaran yang terjadi saat ini berfokus pada kebermaknaan hasil belajar yang dilakukan. Pembelajaran yang bermakna ialah proses interaksi siswa dengan lingkungan baik perserta dengan teman sebaya, perserta didik dengan sumber belajar maupun guru dengan perserta didik. Dapat di artikan pula sebagai konsep dimana siswa seutuhnya mengetahui atau memahami pengetahun dan hal-hal  berkaitan yang sebelumnya sudah diketahui. Dalam penerapan pendidikan di sekolah terjadi timbal balik antara guru dengan murid atau murid dengan guru. Dimana murid mendapatkan pendidikan dari guru ataupun guru dapat belajar melalui murid. Dalam proses pendidikan yang terjadi melibatkan seluruh pihak tidak hanya guru dan murid, namun ada keluarga yang bertugas untuk melindungi keselamatan dan memberikan kebahagiaan murid dalam hidup di lingkungan bermasyarakat dan kebudayaan.

Namun sampai saat ini dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih banyak system yang membelenggu dan mempersulit pengaplikasiannya di sekolah. Seperti pempelajaran dengan gaya bank dimana dalam proses pengajaran dan pembelajaran guru berperan sebagai “pengirim” informasi dan siswa sebagai “penerima” yang pasif. Kurangnya interaksi diskusi sehingga membuat siswa memiliki peran yang terbatas dalam mengajukan pertanyaan atau berpartisipasi aktif. Ketidakmerataan akses pendidikan disparitas akses pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Menjadikan kesenjangan antara pendidikan di pulau-pulau besar dan pulau-pulau terpencil. Perluasan akses terhadap teknologi dan internet untuk mendukung pembelajara adalah Tantangan untuk mengatasi kesenjangan digital di antara siswa. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) disajikan dalam bentuk angka-angka, di mana setiap siswa harus memenuhi standar angka tersebut. Batas angka tersebut akan menjadi batas minimal yang harus dicapai siswa. Dengan adanya batas minimal tersebut akan dapat diperoleh data mengenai persentase data siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tersebut. Perubahan system kurikulum yang begitu cepat membuat tenaga pendidik dan perserta didik mengalami kesuitan dalam pengimplementasian di sekolah.

Mengatasi belenggu pendidikan yang terjadi pendekatan yang lebih progresif dan berpusat pada siswa. Dengan melakukan implementasi pendekatan pembelajaran aktif. Memanfaatkan teknologi pendidikan untuk meningkatkan interaktivitas dan aksesibilitas pembelajaran. Menekankan kolaborasi antar siswa dan mendorong pembelajaran tim. Menggantikan penekanan pada penilaian sumatif dengan penilaian formatif yang memberikan umpan balik dan melibatkan siswa dalam proses penilaian.

Metode pembelajaran yang berpusat pada perserta didik mencerminkan kebebasan pendidikan di Indonesia, Kemendibud dengan masalah-masalah tersebut membuat kurikulum yang pembelajarannya berpusat pada siswa yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka yang di terapkan dalam model pembelajaran saat ini juga di ambil dari ide-ide pemikiran Ki Hajar Dewantara. Prinsip program kurikulum merdeka ini di harapkan terbentuknya kebijakan merdeka belajar yang berkarakter fleksibel, mudah dipahami, fokus pada kompetensi dan karakter perserta didik, bergotong royong dan memperhatikan hasil umpan balik. Tujuan dari kurikulum merdeka ini memadukan kemampuan kognigtif, kecerdasaan emosional-sosial, kemauan belajar, bersikap, dan mengambil keputusan untuk melakukan perubahan. Tujuan dan prinsip kurikulum merdeka ini mengarah pada pengembangan kemampuan untuk pembelajaran sepanjang hayat yang memiliki kemampuan untuk mengatur diri dan menentukan arah belajar perserta didik.

Refleksi Diri

Setelah saya mempelajari filosofi pendidikan topik satu tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, sebagai seorang calon guru propesional saya mendapatkan hal baru dalam mempelajari matakuliah filosofi nasional ini, saya menjadi tahu perjalanan pendidikan Indonesia dari sebelum kemerdekaan sampai setelah kemerdekaan. Saya memperlajari banyaknya sistem pendidikan di Indonesia yang sering kali berubah. Perubahan-perubahan kurikulum yang sangat cepat dan memunculkan kurikulum yang menjadi jawaban atas semua masalah pendidik yang terjadi, seesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Sebagai calon seorang guru professional saya juga jadi mengetahui bahwa tugas seorang guru bukan hanya mengajar di dalam kelas, namun sebagai seorang guru harus mampu menjadi contoh bagi perserta didik. Seorang guru harus mampu menjadi pelopor perubahan dalam mencertuskan ide-ide kepada perserta didik. Seorang guru juga harus mampu memberikan dorongan untuk memotivasi perserta didik menjadi manusia seutuhnya.