fbpx
Freepik/heruawan

DESA WISATA DAN KEBANGKITAN PARIWISATA INDONESIA

Kesenjangan kemiskinan kota dan desa masih tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per-September 2020 tingkat kemiskinan di kota sebesar 7,88 persen. Sedangkan kemiskinan di desa mencapai 13,20 persen. Ke depan perlu perhatian khusus agar masyarakat desa dapat keluar dari kemiskinan seperti tujuan SDGs ke 1: Tanpa Kemiskinan. Desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 diartikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lalu bagaimana masyarakat desa dapat keluar dari kemiskinan?

Data BPS tahun 2019 menyatakan Indonesia memiliki 83.820 desa dan setingkat administrasi desa. Dengan jumlah tersebut, desa memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Setiap desa di Indonesia pasti memiliki keunggulan, baik dari segi sumberdaya alam maupun sumber daya manusia. Keunggulan tersebut menjadi modal penting untuk meningkatkan ekonomi desa yang pada akhirnya akan berimbas pada kenaikan taraf hidup masyarakat desa itu sendiri. Salah satu cara untuk mengangkat ekonomi desa serta melestarikan kearifan desa adalah melalui desa wisata.

DESA WISATA DAN DANA DESA

Sejak digulirkan dana desa oleh pemerintah pada tahun 2015 hingga saat ini, pembangunan di desa mengalami peningkatan pesat mulai dari jalan desa, jembatan, drainase, pasar desa, perahu, embung dan irigasi desa. Dana desa juga telah membangun berbagai fasilitas sosial dasar seperti prasarana air bersih, prasarana MCK, sumur, PAUD, polindes, posyandu dan sarana olahraga desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengungkapkan bahwa pada tahun 2021 desa wisata menjadi salah satu prioritas penggunaan dana desa. Hal tersebut tentu menjadi angin segar bagi pemerintah desa untuk mengoptimalkan potensi dan memunculkan desa wisata – desa wisata yang baru. Ketika modal dalam memajukan desa wisata sudah ada, pemerintah desa harus mengolah dan mengoptimalkan agar wisata desa dapat muncul dan diminati wisatawan.

KENAPA HARUS BERKUNJUNG KE DESA WISATA?

Dimasa pandemi seperti saat ini, dengan berbagai aturan yang diterapkan oleh pemerintah seperti pemberlakuan PSBB, work from home, dan PPKM yang mengharuskan setiap aktifitas dilakukan dirumah saja ternyata membawa dampak kepada kesehatan mental masyarakat. Masyarakat mulai jenuh dengan rutinitas yang monoton dan terbatasnya akses mobilitas. Berkunjung ke desa wisata dapat menjadi salah satu sarana menghilangkan stress.

Ketika mengunjungi desa wisata, wisatawan dapat melihat atraksi wisata yang disuguhkan, berbaur dengan masyarakat lokal, menikmati kuliner dan keindahan alam yang tidak bisa di dapat ketika berkunjung ke destinasi wisata biasa seperti mal ataupun objek wisata di kota. Menuju desa wisata adalah perjalanan yang menyenangkan karena sepanjang perjalanan pengunjung dapat menikmati pemandangan desa yang menyejukkan mata seperti area persawahan, rumah  dan penduduk yang ramah. Berwisata ke desa wisata juga dapat diakses oleh siapa saja serta tidak membutuhkan biaya mahal layaknya ketika berwisata ke luar negeri, ke luar pulau atau ke luar daerah yang mengharuskan mengeluarkan budget lebih.

Kedatangan wisatawan ke desa wisata tentu akan menambah pendapatan asli desa. Desa dapat mempromosikan produk lokal yang dihasilkan oleh industri kecil yang berada di desa. Promosi produk lokal diharapkan akan meningkatkan nilai penjualan, membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja lokal.

Penyerapan tenaga kerja di desa akan mengurangi arus urbanisasi. Selain itu, akan muncul diversitas pekerjaaan di desa. Angkatan kerja akan terserap pada pekerjaan yang beragam, tidak hanya pada sektor pertanian dan perkebunan yang hasilnya baru bisa dinikmati ketika panen. Angkatan kerja juga tidak harus pergi ke kota untuk memperoleh pekerjaan, cukup mengelola potensi desa maka ekonomi akan meningkat.

DESA WISATA DAN KEBANGKITAN WISATA INDONESIA

Munculnya desa wisata merupakan bagian dari pengembangan pariwisata berkelanjutan yang diharapkan dapat mempercepat kebangkitan pariwisata dan memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat desa. Hal tersebut telah terbukti dari beberapa desa wisata yang ada seperti Desa Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur dan Desa Ponggok di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Dulu Desa Wae Rebo hanya sebuah desa terpencil dibalik gunung, tetapi sekarang desa ini sukses sebagai destinasi wisata favorit. Wae Rebo terkenal dengan rumah adatnya yaitu Mbaru Niang yang berbentuk kerucut serta pemandangan pegunungan yang menakjubkan. Pada tahun 2012 Mbaru Niang mendapat Award of Excellence Asia-Pacific Heritage Awards for Cultural Heritage Conservation UNESCO. Selain rumah adat dan pemandangan, Wae Rebo juga terkenal dengan biji kopinya. Dengan kepopuleran Desa Wae Rebo harga kopi disana juga mengalami kenaikan, dari awalnya 25.000 perkilo menjadi 50.000 pada tahun 2019.

Selain Desa Wae Rebo, di Kabupaten Klaten Jawa Tengah juga terdapat desa wisata terbaik dalam pemberdayaan masyarakat tahun 2017 yaitu Desa Wisata Ponggok. Dengan memanfaatkan potensi wisata air yang dikelola  BUMDes Tirta Mandiri dan melibatkan warga desa sebagai investor, kini Desa Ponggok mampu menyerap tenaga kerja dan memberdayakan ibu rumah tangga untuk mengolah hasil perikanan.

Desa wisata menjadi alternatif wisata bagi masyarakat ditengah kondisi pandemi seperti saat ini. Desa wisata mampu membangkitkan iklim wisata, melindungi budaya, kearifan lokal, sumber kekayaan alam dan keunikan desa. Desa wisata dapat dinikmati oleh semua elemen tidak terkecuali. Pada akhirnya desa wisata mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sehingga pariwisata bangkit, ekonomi tumbuh, masyarakat desa dapat keluar dari zona kemiskinan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2019. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Provinsi, 2019. bps.go.id

Dewan Perwakilan Rakyat. UU_2014_6.pdf  https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/ uu/UU_2014_6.pdf

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2021. Ini Prioritas Penggunaan Dana Desa 2021. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-prioritas-penggunaan-dana-desa-2021/

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2021. Desa Wisata Terus Tumbuh Sebagai Pariwisata Alternatif. https://kemenparekraf.go.id/kebijakan/Desa-Wisata-Terus-Tumbuh-Sebagai-Pariwisata-Alternatif

Republika.co.id. 2021. BPS: Kesenjangan Kemiskinan Kota dan Desa Masih Tinggi. https://www.republika.co.id/berita/qok6cr370/bps-kesenjangan-kemiskinan-kota-dan-desa-masih-tinggi

Wahyuni,Sri dan Ikawati. 2016. Kondisi Kemiskinan di Pedesaan dan Perkotaan. Media Informasi Penelitian dan Kesejahteraan Sosial, Vol.40, No.2, 195-206. ejournal.kemensos.go.id