Ardhy Yuliawan Norma Sakti Staf 0shares PELATIHAN KEPEMIMPINAN SDGS DALAM MENDUKUNG MERDEKA BELAJAR DI MALUKU Read More Berdasarkan hasil survei yang dipaparkan oleh Semeru Research Institute pada agenda Youth for SDGs Summit 2022, jumlah pengangguran di Indonesia masih didominasi oleh kelompok pemuda. Kewirausahaan menjadi salah satu alternatif solusi untuk mencapai kemandirian ekonomi serta penciptaan lapangan kerja baru bagi kelompok pemuda. Hasil kajian tersebut juga didukung oleh penelitian Aina et al., (2018) yang mengungkapkan bahwa penciptaan lapangan kerja baru dapat mengatasi masalah ekonomi dan sosial masyarakat khususnya dalam mengatasi pengangguran serta pengentasan kemiskinan. Kehadiran kelompok pemuda yang terjun ke ekosistem kewirausahaan tentunya akan menghadapi berbagai rintangan. Semeru Research Institute telah merangkum berbagai rintangan yang dihadapi oleh kelompok pemuda meliputi dukungan akses skema pembiayaan, dukungan sumber daya manusia dan budaya kewirausahaan, dukungan pengembangan usaha dan infrastruktur, dukungan kebijakan serta dukungan inovasi dan teknologi. Secara umum kondisi yang dihadapi oleh pemuda di kawasan Indonesia Bagian Barat masih lebih baik. Data yang dipaparkan oleh The Local Enablers pada agenda Youth for SDGs Summit 2022 menyebutkan bahwa kawasan Indonesia Bagian Timur memiliki dukungan kewirausahaan yang lebih rendah baik pada aspek infrastruktur, kebijakan, pengembangan usaha maupun teknologi. Hal ini tentunya semakin menyebabkan kesenjangan ekonomi yang lebih luas. Rekomendasi strategi dan rencana aksi yang perlu dilakukan untuk mencapai pemerataan meliputi peningkatan layanan pengembangan usaha melalui inkubasi bisnis, kebijakan usaha yang berpihak pada masyarakat lokal serta peningkatan literasi digital terhadap kelompok pemuda. Dukungan dari pemerintah pusat saja tentunya tidak cukup, perlu sinergi dari berbagai pihak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Identifikasi permasalahan serta langkah-langkah strategis yang telah disusun oleh lembaga riset The Local Enablers cukup komprehensif. Konsep tersebut sesuai dengan pilar pembangunan sosial pada tujuan pembangunan berkelanjutan nomor 8 (Decent Work and Economic Growth), 9 (Industry, Innovation and Infrastructure) dan 10 (Reduced Inequalities). Namun, karena berupa bahan paparan yang disampaikan sehingga aspek SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant and Timebound) belum terlihat. Harapannya dapat disusun rencana aksi serta evaluasi yang lebih spesifik, terukur dan relevan sesuai keunikan masing-masing daerah. Strategi serta rencana aksi tersebut juga membutuhkan kerjasama berbagai pihak baik Pemerintah, Akademisi dan Pakar, Filantropi dan Pelaku Usaha serta Masyarakat Sipil dan Media. Pemerintah dapat berperan dalam menyusun regulasi yang berpihak kepada iklim kewirausahaan serta lebih inklusif. Akademi dan Pakar dapat memfasilitasi program capacity building melalui program inkubasi usaha. Filantropi dan Pelaku Usaha dapat memberikan inspirasi bagi pelaku usaha baru khususnya kelompok pemuda. Terakhir masyarakat sipil dan media dapat menyebar luaskan informasi terkait dukungan pengembangan usaha bagi kelompok pemuda sehingga lebih merata. Apabila ekosistem kewirausahaan sudah mencapai pemerataan, harapannya akan lahir wirausaha baru serta dapat menekan pengangguran di Indonesia. Aspek pemerataan di daerah juga mampu menciptakan peluang baru terciptanya nilai tambah dari produk lokal. Tentunya langkah tersebut dapat memberikan multiplier effect atau dampak beruntun bagi ekonomi lokal. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati. Saat ini telah dilakukan pengungkapan hingga pemanfaatan keanekaragaman hayati dunia secara berkelanjutan untuk pemenuhan kebutuhan manusia khususnya di Indonesia (Rugayah et al., 2019, #). Seperti yang dituangkan dalam orasi Profesor Riset Rahayu pada tahun 2021, yang menyampaikan terkait adanya peluang yang sangat besar terkait nilai ekonomi salah satu keanekaragaman hayati di Indonesia sebagai produk kosmetik. Pangsa pasar kosmetik di dunia diproyeksikan akan terus meningkat hingga mencapai 758,4 billion dollar pada tahun 2025 atau mencapai 11.000 triliun rupiah (1 US$ = Rp. 14.400) jika dirupiahkan (Statista, 2022). Pangsa pasar kosmetik memiliki nilai yang cukup fantastis. Sehingga kesempatan untuk menciptakan nilai tambah lokal dari keanekaragaman hayati di Indonesia masih terbuka lebar. Agenda Youth for SDGs Summit 2022 turut serta mengundang salah satu kawula muda inspiratif yang sukses mengembangkan produk kosmetik dari bahan-bahan lokal untuk menjadi pembicara dalam agenda tersebut. Kawula muda tersebut bernama Laressa Amaly, seorang formulator sekaligus CEO dari produk kosmetik Suri The Goods. Laressa mampu mengubah tantangan sulitnya mencari produk kosmetik yang cocok serta permasalahan minimnya pendapatan petani lokal di Sumatra Barat dengan memberdayakannya. Laressa melakukan pemberdayaan petani melalui peningkatan nilai tambah produk. Produk kosmetik ini memiliki nilai tambah yang lebih baik dibandingkan dengan produk olahan kelapa sebelumnya. Produk kosmetik Suri The Goods memiliki kandungan alami dari ekstrak minyak kelapa dan minyak atsiri. Selain aspek ekonomi dan sosial, Laressa Amaly juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Laressa memberikan edukasi serta pelatihan terkait pengolahan produk turunan seperti sabun batang dan lip balm. Laressa juga aktif dalam berbagai webinar kepemudaan sebagai pembicara. Langkah Laressa tersebut juga dapat menginspirasi kelompok pemuda dalam menciptakan nilai tambah produk lokal yang berkelanjutan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Daftar Pustaka Aina, F., Jumiati, J., & Adil, M. (2018). Pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang. Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik, 1(1), 11. 10.24036/jmiap.v1i1.11 The Local Enablers. (2022, 02 05). Study Ekosistem Kewirausahan 3 Wilayah di Indonesia. Rahayu, S. (2021). Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Konservasi dan Pengelolaan : Konservasi Biodiversitas dan Pemanfaatan Berkelanjutan Hoya Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). https://doi.org/10.14203/press.411 Rugayah, Rahajoe, J. S., & Retnowati, A. (Eds.). (2019). Status keanekaragaman hayati Indonesia: kekayaan jenis tumbuhan dan jamur Indonesia. LIPI Press. Semeru Research Institute. (2022, 02 05). State of the Ecosystem for Youth entrepreneurship in Indonesia : National View. Statista. (2022, February 2). • Cosmetic market value worldwide, 2018-2025. Statista. Retrieved February 6, 2022, from https://www.statista.com/statistics/585522/global-value-cosmetics-market/