Reni Kusmiati 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Pada mata kuliah Perspektif Sosio-kultural dalam Pendidikan Indonesia terdiri dari 6 topik yang akan dipelajari. Berikut adalah topik-topik yang akan pelajari pada mata kuliah ini, antara lain: Topik 1: Pengantar Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pendidikan Indonesia Topik 2: Konsep Dasar Perspektif Sosio-kultural dalam Pendidikan Indonesia Topik 3: Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pembelajaran Topik 4: Pembelajaran pada ‘Zone Of Proximal Development (ZPD)’ Topik 5: Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD Topik 6: Isu-isu Penyelenggaraan Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dalam Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik Pada kesempatan ini saya akan melakukan refleksi pembelajaran pada Topik 1 yaitu Pengantar Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pendidikan Indonesia. Berdasarkan judul pada Topik 1, hal yang saya pikirkan adalah pada topik ini saya akan mempelajari bagaimana pengaruh perseptif sosial, budaya, ekonomi, dan politik pada sistem pendidikan di Indonesia. Sebagai calon guru, melalui topik ini saya akan belajar memahami peserta didik dengan latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi yang berbeda-beda. Melalui tayangan video dan beberapa pertanyaan pada tahap eksplorasi konsep, banyak hal yang saya pelajari pada Topik ini. Hal yang saya pahami pada topik ini adalah terdapat pengaruh faktor social, budaya, ekonomi, dan politik dalam proses pendidikan dari zaman sebelum merdeka hingga saat ini. Sejarah perjalanan pendidikan sebelum kemerdekaan, menggambarkan penyelenggaraan pendidikan yang terbatas dan pendidikan tidak bertujuan untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia tetapi untuk mempertahankan kekuasaan dan kepentingan pemerintahan Belanda maupun Jepang. Sistem pendidikan yang sepenuhnya di atur oleh pemerintahan Belanda dan Jepang, menjadikan pemerintahan (penjajah) secara leluasa mengintegrasikan budaya Eropa (Belanda) dan Jepang pada masyarakat Indonesia. Pada masa itu juga, Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan di Indonesia mendirikan sekolah Taman Siswa dengan tujuan ingin memajukan pendidikan di Indonesia hingga saat ini setelah Indonesia Merdeka, walaupun dalam prosesnya pendidikan Indonesia tidak terlepas dari pengaruh faktor social, budaya, ekonomi dan politik. Ruang kolaborasi membuat saya berdiskusi dengan teman-teman kelompok saya tentang 5 video inspirasi dalam pendidikan di berbagai daerah di Indonesia. Setelah menyimak video yang disajikan, kami memahami bahwa pendidikan di Indonesia masih tidak merata dalam penerapan sarana dan prasarana. Kami menyadari bahwa pembelajaran tidak hanya berindikasi pada ruang kelas dan buku, namun seorang guru dapat memanfaatkan alat/lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran yang tiada batas. Dengan menyesuaikan karakteristik peserta didik dan mengintegrasikan sosial-budaya dalam pembelajaran, guru dapat menciptakan pembelajaran yang interaktif dan bermakna serta penuh semangat. Berdasarkan video-video yang ditampilkan, dapat dilihat bahwa aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di Indonesia bahkan dalam ruang lingkung yang lebih kecil yaitu dalam kelas. Melalui demonstrasi kontekstual, saya memperoleh pengalaman belajar yang bermakna ketika berdiskusi dengan teman-teman yang memiliki pengalaman, pemikiran, dan pengetahuan yang berbeda-beda. Diskusi yang kami lakukan bersama mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan tugas dan disajikan dalam bentuk yang menarik sehingga mudah untuk dipahami. Melalui proses ini menjadi wadah untuk saya dan teman-teman mengembangkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang baik dengan teman kelompok, teman sekelas, maupun dosen. Presentasi yang dilakukan oleh kelompok lain sebagai pembuka diskusi yang kami lakukan dalam kelas. kegiatan saling mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan antar kelompok dan individu mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan komunikasi yang menjadi pengalaman yang bermakna pada demonstrasi kontekstual ini. Keberagaman Budaya Indonesia Pendidikan multikulturalisme menanamkan pentingnya menyadari dan menghargai keberagaman setiap individu (peserta didik). Keberagaman dapat meliputi etnis, suku, budaya dan latar belakang yang menjadi identitas dari setiap individu. Sebagai calon guru harus mampu mengintegrasikan pemahaman bahwa terdapat perbedaan setiap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dengan demikian guru secara tidak langsung menekankan sikap dan perilaku bertanggung jawab, menghargai, dan menghormati pada peserta didik. Pemahaman baru yang saya dapatkan, yakni guru memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong perubahan di dunia pendidikan. Saya juga lebih menyadari bahwa aspek seperti sosial, budaya, ekonomi, dan politik memberikan pengaruh yang cukup besar dalam pendidikan. Dengan memahami konteks tersebut, memberikan pandangan yang lebih dalam pada saya terkait merancang pembelajaran dengan lebih efektif untuk menanggapi perbedaan setiap peserta didik. Hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah bagaimana cara menerapkan konsep-konsep dalam perspektif sosiokultural ini dalam merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran yang dapat mendukung keberagaman peserta didik dalam proses pembelajaran Mata Kuliah perspektif sosiokultural ini memiliki keterkaitan dengan mata kuliah lainnya seperti mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia yaitu Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik. Kaitan dengan mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran adalah Peserta didik memiliki latar belakang sosial, budaya, ekonomi dan politik yang berbeda-beda sehingga guru harus mampu memahami karakteristik setiap peserta didik dengan baik agar terciptanya pembelajaran yang efektif dan berpusat pada peserta didik. Dan pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif, dapat memahami bagaimana cara merancang rencana pembelajaran/modul ajar yang sesuai dengan latar belakang serta karakteristik peserta didik terutama dalam hal menetapkan tujuan, asesmen, dan kegiatan pembelajaran. Untuk mampu merancang strategi pembelajaran tersebut guru sebaiknya memiliki pemahaman mengenai pembelajaran sosiokultural dan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan demikian guru mampu memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan berharga kepada peserta didik. Manfaat saya mempelajari topik ini untuk kesiapan saya menjadi guru adalah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar selam proses pembelajaran pada topik ini. Melalui diskusi dan video yang disajikan membuat saya sadar bahwa aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik memberikan pengaruh terhadap pendidikan dan pembelajaran. Guru tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga sebagai mediator yang menjadi jembatan peserta didik kepada pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang baik. Selain itu dalam proses pembelajaran guru harus menyiapkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan latar belakang peserta didik, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, relevan, dan berpusat pada peserta didik. Kesiapan saya dalam menghadapi peserta didik dengan keberagaman mereka adalah 7,8 dari skala 10. Alasannya adalah karena saya telah mempelajari konsep-konsep dasar perspektif sosio-kultural dan memahami pentingnya faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan. Kesadaran akan perbedaan setiap peserta didik menjadi tantangan tersendiri dalam kegiatan pembelajaran sehingga memerlukan keterampilan yang lebih baik lagi. Selain itu saya sadari pengetahuan saya tentang perspektif sosiokultural masih terbatas, dan saya percaya masih banyak yang dapat dan harus dipelajari lagi. Hal yang saya siapkan adalah menambah pengetahuan saya mempelajari konsep-konsep sosiokultural lebih mendalam dengan melaksanakan kegiatan perkuliahan dan mengerjakan tugas secara optimal sehingga saya mampu mengimplementasikan ilmu yang saya peroleh saat saya menjadi guru professional nantinya. Selain itu, melakukan kegiatan diskusi dengan teman-teman dan dosen serta mengamati tentang proses pembelajaran di lingkungan sekitar agar mampu memahami dan menganalisis yang terjadi. Dengan waktu dan dedikasi, saya berharap dapat mencapai tingkat kesiapan yang lebih tinggi menghadapi keberagaman peserta didik dan dapat menerapkan konsep sosiokultural secara lebih optimal.