Trisna Sari Asih 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Saya Trisna Sari Asih, mahasiswa PPG Calon Guru Gelombang 2 tahun 2024. Penulisan Blog ini bertujuan sebagai wadah untuk melakukan refleksi terkait dnegan pembelajaran dan pemahaman baru yang didapat pada topik ini, yakni Topik 1 Mata kuliah Perspektif Sosiokulturan dalam pendidikan Indonesia. Refleksi dilakukan dengan mengikuti alur MERDEKA sesuai dengan proses permbelajaran yang telah dilalui, terdiri atas Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata. Mulai dari Diri (Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?)Â Sebelum mempelajari topik perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan Indonesia saya telah memandang bahwa topik ini menarik dan penting untuk dipelajari sebagai seorang calon pendidik. Saya memandang topik ini akan memberikan saya pemahaman yang lebih mendalam mengenai peserta didik dalam rangka menciptakan proses pembelajaran yang lebih relevan dan efektif kedepannya. Saya menyadari bahwa proses pembelajaran harus relevan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, maka topik mengenai perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik amatlah penting untuk dipertimbangkan pendidik. Hal ini karena faktor-faktor tersebutlah yang mempengaruhi dan membentuk pribadi individu, pola pikir, serta tindakannya, sehingga terbentuk latar belakang yang cenderung berbeda-beda dari setiap individu. Eksplorasi Konsep (Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?) Pada eksplorasi konsep saya mendapatkan pengetahuan lebih dalam terkait sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia tentunya terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, mulai dari masa kolonialisme, masa awal kemerdekaan, hingga saat ini. Hal ini membuka pemikiran saya mengenai bagaimana perjuangan bangsa kita, khususnya perjuangan para pendidik dan bangsa Indonesia agar dapat memiliki hak ynag sama dalam mengenyam pendidikan. Pada masa kolonialisme Belanda pendidikan di Indonesia tidak dapat dirasakan oleh semua kalangan, melainkan hanya dikhususkan bagi kaum bangsawan serta orang-orang Belanda dengan berpengantar bahasa Belanda dan bergaya eropa. Sedangkan pada masa penjajahan Jepang pendidikan sudah diperuntukkan bagi semua kalangan, dengan berpengantar bahasa Indonesia dan bahasa Jepang sebagai bahasa kedua. Pendidikan di Indonesia mulai bangkit dengan dipelopori beberapa organisasi, salah satunya Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. Ruang Kolaborasi (Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?)Â Melalui topik ini saya bersama rekan-rekan mahasiswa lainnya saling berkolaborasi dan berdiskusi untuk mempelajari lebih mendalam mengenai pentingnya memperhatikan faktor budaya, sosial, ekonomi, dan politik dalam proses pembelajaran. Hal ini penting karena melalui pertimbangan atas faktor-faktor tersebut dapat membantu pendidik agar mampu menciptakan proses pembelajaran yang lebih relevan, inklusif, sehingga mampu mendorong peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Selain itu, pendidik mampu mengambil tindakan yang tepat dalam menangani dan memediasi berbagai tantangan yang disebabkan oleh perbedaan faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Tantangan tersebut tentunya tidak dapat dihindari terutama dalam kelas yang bersifat multikultural dan memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Mengingat pula negara kita begitu identik dengan keberagaman, sehingga konsep ini amatlah penting untuk dipelajari pendidik di Indonesia. Demonstrasi Kontekstual (Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?) Pada proses demonstrasi kontekstual saya bersama rekan mahasiswa secara berkelompok menyajikan hasil diskusi kami kepada rekan-rekan mahasiswa lainnya melalui perkuliahan yang dilakukan secara luring. Melalui proses ini saya dan rekan-rekan berkesempatan menyampaikan gagasan sekaligus bertukar pikiran, dan saling berbagi cerita dan pengalaman yang dapat dipetik pelajarannya. Pemikiran saya pun mulai terbuka mengenai bagaimana perjuangan pendidikan di daerah-daerah pelosok yang mengalami keterbatasan sarana prasarana. Selain itu, saya juga memahami akan pentingnya memperhatikan faktor sosial, budaya, sosial, ekonomi, dan politik guna menciptakan pembelajaran yang lebih relevan, inklusif, dan efektif. Elaborasi Pemahaman (Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?) Saya dapat memahami bahwa pendidikan di Indonesia dari masa ke masa penuh dengan perjuangan. Namun, nyatanya pendidikan masih belum merata, khususnya di daerah-daerah tertentu yang tertinggal, terdepan, dan terluar. Melalui video-video yang ditelaah bersama digambarkan keadaan penyelenggaraan pendidikan di daerah-daerah yang masih tertinggal atau pelosok, hal ini berhasil menginspirasi dan meningkatkan motivasi kami sebagai calon pendidik mengenai pentingnya mengedepankan pendidikan di tengah berbagai tantangan dan keterbatasan. Melalui pendidikan kita dapat mengantarkan peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal, mampu berprestasi, hingga menjadi generasi muda bangsa yang cemerlang. Namun, tentunya hal tersebut bukalah hal yang mudah, sehingga kami sebagai calon pendidik harus terus meningkatkan kompetensi kedepannya. Saya juga menyadari dalam penyelenggaraan pendidikan, penting bagi pendidika untuk memperhatikan faktor budaya, sosial, ekonomi, dan politik peserta didik, karena membantu guru agar mampu menciptakan proses pembelajaran yang lebih relevan, inklusif, serta mampu mengambil tindakan yang tepat dalam memediasi dan mengatasi berbagai tantangan yang disebabkan oleh perbedaan faktor-faktor tersebut. (Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?) Pemahaman saya mengenai gambar keterbatasan pendidikan di Indonesia menjadi semakin nyata setelah menelaah video dan bertukar pikiran dengan rekan-rekan mahasiswa lainnya. Keterbatasan fasilitas, sarana prasarana, dan lain sebagainya menjadi tantangan nyata bagi pendidik yang bertugas di daerah pelosok yang belum tersentuh canggihnya teknologi. Namun, dengan ketulusan hati para pendidik tersebut tetap dapat mengantarkan peserta didiknya untuk mengembangkan potensi secara optimal, bahkan mampu berprestasi di bidang tersebut. Maka, pemahaman saya sangat berubah mengenai pelaksanaan pendidikan yang mengedepankan yang terbaik untuk mendidik dan mengajar peserta didiknya dengan ketulusan hati dan penuh perjuangan mengatasi berbagai tantangan. (Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?)Â Saya ingin mempelajari lebih lanjut mengenai strategi-startegi yang dapat diterapkan dalam menciptakan pembelajaran yang dapat mewadahi dan mendukung perkembangan potensi peserta didik secara optimal dan kearah yang positif meskipun berada di tengah keterbatasan. Selain itu, saya juga bertekad untuk lebih memperhatikan faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik peserta didik, guna menciptakan pembelajaran yang lebih relevan, inklusif, dan efektif. Koneksi Antar Materi (Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?)Â Materi mengenai perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan Indonesia ini tentunya memiliki koneksi dengan mata kuliah lainnya, baik yang sudah dipelajari maupun yang sedang dipelajari saat ini. Koneksi antar materi mata kuliah ini yakni tentang faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajaran, yang mana mata kuliah ini memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap kebutuhan belajar dan karakteristik peserta didik, serta mengenali status sosial dan latar belakang peserta didik. Berikutnya koneksi antar materi dapat dilihat dengan mata kuliah Prinsip Asesmen dan Pengajaran yang Efektif terkait dengan penyusunan rancangan pembelajaran sesuai karaktersitik peserta didik, serta asesmen sesuai dengan karakteristik peserta didik. Mata kuliah ini juga terkoneksi dengan mata kuliah Pembelajaran Sosial Emosional yang memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai keadaan dan emosi peserta didik, serta tindak lanjut yang tepat dalam menangani keadaan dan emosi peserta didik. Mata kuliah ini juga membahasa bagaimana perkembangan pendidikan di Indonesia yang memuat bagaimana sejarah perjuangan bangs akita hingga berhasil sampai ke titik ini. Hal ini sejalan dengan mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia yang mengedepankan pembelajaran yang mampu memperkuat identitas diri peserta didik sebagai manusia Indonesia, serta memahami sejarah dan perkembangan pendidikan di Indonesia dari masa ke masa, mulai dari masa penjajahan, kemerdekaan, hingga kini. Aksi Nyata (Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?) Pembelajaran pada mata kuliah ini merupakan suatu bekal yang sangat penting bagi seorang guru agar mampu berkembang sebagai pendidik yang memiliki pemikiran terbuka dan daya juang tinggi. Mengingat kembali perjuangan bangsa kita dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia dapat kita jadikan pelajaran sebagai seorang pendidik untuk memacu semangat dan motivasi dalam meneruskan perjuangan tersebut hingga tercapainya generasi emas Indonesia kedepannya. Tidak hanya itu, mata kuliah ini juga membuka pandangan calon guru mengenai pentingnya memperhatikan faktor-faktor yang memperngaruhi pribadi individu, pola, pikir, dan Tindakan, yakni faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Hal ini membantu guru dalam menciptakan pendidikan yang lebih relevan, inklusif, dan efektif dalam mengembangkan potensi peserta didik. (Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?) Apabila saya menilai kesiapan saya saat ini dalam sklaa 1-10 saya memilih angka 7. Hal ini menandakan saya telah mengalami peningkatan kompetensi setelah mempelajari mata kuliah ini. Saya telah memahami secara lebih mendalam mengenai pentingnya faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam proses pembelajaran. Namun saya masih perlu terus belajar dan meningkatkan kompetensi diri, serta mempelajari lagi startegi-strategi yang tepat dalam penerapannya, sehingga mampu lebih profesional dalam menjalankan tugas saya sebagai pendidik kedepannya. Maka dari itu, saya yakin bahwa diri saya masih bisa berkembang dan bertransformasi menjadi seorang pendidik yang lebih baik lagi. (Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?)Â Persiapan yang saya lakukan agar mampu menerapkannya secara optimal adalah dengan memposisikan diri sebagai pembelajar seumur hidup, sehingga saya senantiasa selalu meningkatkan kompetensi diri saya sebagai seorang pendidik. Saya juga menerapkan pandangan dan pemikiran yang terbuka dalam menerima berbagai perubahan selama masih kearah yang positif. Saya juga akan mempelajari lebih lanjut mengenai stratgei-strategi yang efektif dalam mengedepankan proses pembelajaran yang mampu memperhatikan faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik, serta mampu mengatasi tantangan yang timbul dari perbedaan akibat dari faktor-faktor tersebut.