ANIK MAGFIROTUL AMALIA AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Nama : Anik Magfirotul Amalia NIM : 240211920171 Mata Kuliah : Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia Topik 4 pada perspektif sosiokultural dalam pendidikan indonesia membahas mengenai Zone of Proximal Development (ZPD). Sebelum terlibat dalam proses pembelajaran mengenai ZPD, saya belum memahami ZPD. Pada sesi mulai diri, saya menyadari pentingnya interaksi antarindividu untuk mencapai tujuan bersama, kemandirian individu pada proses perkembangannya, serta pentingnya interaksi berbagai pihak untuk mengembangkan potensi pada diri individu. Dengan demikian, saya menyadari bahwa ZPD merupakan pembelajaran kolaboratis antar peserta didik dan guru di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung perkembangan peserta didik dan berbagi pengalaman antar teman sejawat. Pelajaran yang telah saya serap dari ZPD terkait pentingnya interaksi atau pemecahan masalah kolaboratif antarindividu mampu mengembangkan potensi anak hingga dua sampai empat kali. Selain itu, saya diajak untuk melihat proses pembelajaran yang terjadi di Indonesia melalui konteks ZPD dan penerapannya telah sesuai dengan prinsip ZPD. Dengan demikian, Pengaruh ZPD mengambil peran sangat besar pada proses dan hasil belajar peserta didik. Hal ini didukung dengan penerapan asesmen diagnostik guna mengetahui kemampuan peserta didik serta proses pembelajaran yang disesuaikan dengan hasil asesmennya yaitu penerapan model pembelajarn PBL dan Cooperative Learning. Pada ruang kolaborasi diarahkan untuk melakukan kegiatan diskusi bersama mengenai pandangan pembelajaran pada ‘Zone of Proximal Development (ZPD)’ yang mempengaruhi proses pendidikan serta pembelajaran. Melalui kegiatan diskusi ini, saya lebih mengetahui sudut pandang lain mengenai penerapan ZPD dalam kegiatan pembelajaran yang telah diteliti di setiap jurnal di Indonesia. Dengan demikian, ruang kolaborasi menekankan pengertian ZPD yang menekankan kolaborasi atau dukungan eksternal dalam mengembangkan potensi diri dan pendidik mampu menyesuaikan kebutuhan peserta didik dengan maksimal. Pada topik demonstrasi kontekstual, kami mempresentasikan hasil diskusi melalui presentasi kelompok. Dan kelompok lain memberikan tanggapan, apresiasi, dan melakukan penilaian antar kelompok. Melalui diskusi antar kelompok, saya mendapatkan wawasan dan sudut pandang yang baru terkait penerapan ZPD dilingkungan sekolah Indonesia. Tak hanya itu, saya juga dilatih untuk memberikan penilaian kelompok lain disesuaikan dengan rubrik. Sejauh ini, hal yang saya pahami yaitu para pendidik atau pihak lain yang terlibat dalam pengembangan anak dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih optimal, yang menstimulasi perkembangan kognitif dan keterampilan mereka secara bertahap. Dalam proses pembelajaran, ZPD membantu pemahaman terkait individu yang memiliki potensi lebih besar untuk belajar apabila diberikan tantangan yang sesuai dan dukungan yang tepat. Pembelajaran yang berada di luar ZPD (terlalu mudah atau terlalu sulit) cenderung tidak efektif. Hal lain yang saya dapatkan, Vygotsky menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial. Dalam ZPD, individu dapat belajar dengan bantuan orang yang lebih berpengalaman, seperti guru atau teman sebaya yang lebih mahir, yang memberikan dukungan agar individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang lebih sulit dari yang bisa dikerjakan secara mandiri. Dengan demikian, ZPD memberikan gambaran rentang antara apa yang dapat dilakukan oleh seseorang secara mandiri dan apa yang dapat dilakukan dengan bantuan orang lain. Hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut mengenai strategi pembelajaran yang optimal sesuai dengan ZPD. Pada koneksi antar materi, saya belajar bagaimana hubungan antar konsep ZPD dengan mata kuliah lain. Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) yang diperkenalkan oleh Lev Vygotsky memiliki keterkaitan yang erat dengan berbagai mata kuliah lainnya. Secara keseluruhan, ZPD berfungsi sebagai konsep yang menghubungkan teori pembelajaran dengan praktik nyata di kelas. Dengan memahami ZPD, para pendidik dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif, inklusif, dan terpersonalisasi, yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa pada berbagai tingkat perkembangan mereka. Pada akhir pembelajaran ZPD ini, saya merefleksikan setiap pembelajaran pada alur MERDEKA. Saya belajar mengenai bagaimana meningkatkan pemahanan tentang kebutuhan peserta didik, pembelajaran dengan tujuan mengembangkan potensi peserta didik, pentingnya dukungan sosial dan kolaborasi untuk peserta didik. Untuk itulah, saya telah memiliki kesiapan 8 dari 10. Tahapan selanjutnya, hal yang perlu disiapkan adalah memiliki kelas sendiri dengan semua hal yang telah saya pelajari untuk diterapkan.