Fitri Ika Pradyasti 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Mendominasi lebih dari 99% entitas bisnis di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) idealnya menjadi ‘pemimpin’ dalam mengantarkan Indonesia mencapai target pembangunan ekonomi berkelanjutan. Baik Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 maupun Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) mustahil tercapai tanpa kontribusi signifikan dari UMKM. RPJPN menargetkan peningkatan proporsi UKM dari 1,3% pada 2019 menjadi 5% pada 2045. Di sisi lain, SDGs, melalui Target 8.3, mendorong pertumbuhan UMKM dengan memfasilitasi akses ke layanan keuangan. Namun, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya mencapai sekitar 61%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah entitasnya. Ketimpangan ini semakin terlihat jika dibandingkan dengan perusahaan besar yang hanya terdiri dari kurang dari 1% entitas bisnis tetapi menyumbang lebih dari 30% PDB. Salah satu faktor utama yang menghambat produktivitas UMKM adalah sulitnya akses pembiayaan. Menurut laporan PricewaterhouseCoopers (2019), sebanyak 74% UMKM mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan eksternal pada 2018. Tanpa akses pembiayaan yang memadai, UMKM akan mengalami kesulitan untuk berkembang, melakukan ekspansi, serta mengadopsi teknologi berkelanjutan (Kumarasamy et al., 2024). Hambatan ini juga terkait dengan rendahnya literasi keuangan, yang menyebabkan tingginya tingkat gagal bayar (default rate) akibat overborrowing dan side-streaming di platform alternatif seperti peer-to-peer lending. Saat ini, Indonesia menghadapi kesenjangan antara tingkat inklusi keuangan, yang mencapai 88,7% pada 2023, dan skor literasi keuangan yang hanya berada di 57%. Hal ini menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang memiliki produk keuangan tanpa pemahaman yang memadai. Menurut laporan OECD (2023), hanya 9% orang dewasa di Indonesia yang memiliki pemahaman dasar mengenai literasi keuangan, dengan mayoritas masyarakat memiliki tingkat literasi yang rendah. Keadaan ini menekankan pentingnya literasi keuangan sebagai komponen utama dalam meningkatkan keterampilan kewirausahaan, akses terhadap layanan keuangan, serta mendorong pertumbuhan industri yang lebih inklusif bagi UMKM. Salah satu inisiatif untuk mengatasi permasalahan ini adalah melalui penyebaran informasi berbasis media sosial, seperti akun Instagram Inclusive Growth (instagram.com/inclusivegrowthid) yang menyediakan konten keuangan berbasis penelitian dengan bahasa yang mudah dipahami. Literasi Keuangan untuk UMKM dan Ekonomi Berkelanjutan Pertama, literasi keuangan dapat meningkatkan keterampilan pelaku UMKM sehingga dapat membuka peluang UMKM untuk berinovasi. Literasi keuangan menjadi wujud pendidikan finansial bagi pelaku UMKM untuk mengatur sumber daya keuangan, mitigasi risiko, dan memahami kompleksitas lanskap keuangan usaha. Dengan membuat keputusan finansial yang terinformasi, misalnya, UMKM dapat mengalokasikan dana untuk melakukan transformasi bisnis yang lebih ramah lingkungan. Berdasarkan laporan studi kasus yang diterbitkan Alliance for Financial Inclusion pada 2020, sebuah pelatihan keuangan pada 6.500 pemilik usaha di Zambia terbukti meningkatkan kemampuan manajerial peserta dalam hal pencatatan keuangan, membuat keputusan, dan praktik investasi. Dengan meningkatnya kemampuan membuat keputusan yang rasional, peningkatan literasi keuangan membuka jalan bagi UMKM dalam mengakses sumber daya ekonomi dan teknologi yang diperlukan untuk berkembang secara berkelanjutan. Kedua, literasi keuangan pada UMKM merupakan aspek krusial dalam mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif dan penciptaan lapangan kerja. Hal ini karena literasi keuangan membantu UMKM mengelola keuangan secara efektif untuk mengelola arus kas dan meningkatkan profitabilitas, sehingga bisnis menjadi lebih stabil dan memungkinkan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, literasi keuangan yang lebih baik terbukti dapat meningkatkan akses pembiayaan perusahaan (Asian Development Bank, 2023). Akses pembiayaan kemudian dapat digunakan oleh UMKM untuk memperluas skala usaha dan berinvestasi pada teknologi yang lebih berkelanjutan. Ketiga, literasi keuangan menjadi kunci dalam mendorong inovasi dan infrastruktur oleh UMKM. Dengan literasi keuangan yang baik, pelaku UMKM akan memiliki informasi mengenai berbagai sumber pembiayaan yang sesuai dengan model bisnis mereka. Misalnya, UMKM dengan fokus dampak sosial dan lingkungan dapat mengajukan pembiayaan kepada impact/angel investors, distributor ultra-mikro kepada fintech seperti AwanTunai, UMKM perempuan kepada peer-to-peer lending microfinance seperti Amartha, dan lain-lain. Dengan literasi keuangan yang baik, UMKM dapat mengakses pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan sehingga mampu menunjang produktivitas dan keberlanjutan bisnis. Upaya peningkatan literasi keuangan UMKM salah satunya dapat dilakukan melalui platform media sosial. Hasil penelitian Baranidharan et al. (2023) menunjukkan bahwa media sosial memiliki dampak positif dalam peningkatan literasi melalui diseminasi edukasi keuangan, mempromosikan kesadaran keuangan, dan berbagi pengalaman keuangan. Penelitian Alshameri et al. (2024) melalui survei dengan 400 responden di Bahrain juga menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dapat memengaruhi literasi keuangan. Oleh sebab itu, inisiatif untuk meningkatkan literasi keuangan melalui media sosial perlu menjadi salah satu strategi yang dilakukan oleh pemangku kepentingan seperti pemerintah, akademisi, sektor swasta, maupun masyarakat sipil. Salah satu inisiatif yang mengusung semangat peningkatan literasi keuangan khususnya bagi pelaku UMKM adalah akun Instagram Inclusive Growth (instagram.com/inclusivegrowthid). Inisiatif ini fokus membagikan konten-konten terkait keuangan yang bersumber dari penelitian maupun report dari NGO, pemerintah, pusat riset, dan akademisi. Konten dirancang dengan bahasa sederhana dan visual menarik untuk memudahkan UMKM dalam belajar. Harapannya, inisiatif seperti Inclusive Growth dapat menjembatani gap informasi literasi keuangan pada pelaku UMKM yang dalam jangka panjang dapat mendorong pertumbuhan inklusif untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Kesimpulan Sebagai bentuk pendidikan finansial, peningkatan literasi keuangan pada UMKM berkontribusi pada pencapaian SDGs dengan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan inovasi berkelanjutan. Literasi keuangan tidak hanya penting bagi keberhasilan UMKM secara individu, tetapi juga merupakan pendorong utama untuk ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Pendidikan finansial yang inklusif, terutama melalui platform digital seperti akun Instagram Inclusive Growth, dapat menjadi sarana yang efektif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di sektor UMKM dan mempercepat pencapaian target SDGs serta Transformasi Ekonomi dalam RPJPN. Pada akhirnya, langkah-langkah kecil dalam meningkatkan literasi keuangan secara masif diperlukan untuk mengantarkan UMKM menjadi ‘pemimpin’ yang berdaya di masa depan dan berkontribusi pada pencapaian ekonomi berkelanjutan Indonesia. Daftar Pustaka Alshameri, Y., Sanad, Z., & Rizky, M. (2024). The effect of using social media on financial literacy: A focus on the Kingdom of Bahrain. In A. Al-Quradaghi, & M. A. Al-Qudah (Eds.), Artificial intelligence and economic sustainability in the era of industrial revolution 5.0 (pp. 735–758). Springer Nature Switzerland. https://doi.org/10.1007/978-3-031-56586-1_54 ASEAN Secretariat. (2017). Handbook for MSME access to alternative sources of finance in ASEAN. Jakarta: ASEAN Secretariat. Asian Development Bank. (2023). Micro, Small, and Medium-Sized Enterprises’ Access to Finance and Financial Literacy: Where Is the Evidence?. Asian Development Bank. https://www.adb.org/documents/micro-small-and-medium-sized-enterprises-access-finance-and-financial-literacy-where Baranidharan, S., Sankarkumar, A. V., Chandrakala, G., Narayanan, R., & Sathyanarayana, K. (2023). The role of social media in empowering digital financial literacy. IGI Global. https://doi.org/10.4018/978-1-6684-7450-1.ch006 Kumarasamy, D., Singh, P., & Sharma, A. K. (2024). Financial accessibility and MSME’s labour productivity: Evidence from developing countries. Indian Growth and Development Review. Advance online publication. https://doi.org/10.1108/IGDR-08-2023-0115? OECD. (2023). OECD/INFE 2023 International Survey of Adult Financial Literacy. OECD Business and Finance Policy Papers, No. 39. Paris: OECD Publishing. https://doi.org/10.1787/56003a32-en. PricewaterhouseCoopers. (2019). Indonesia’s Fintech Lending: Driving Economic Growth Through Financial Inclusion. PwC Indonesia. https://www.pwc.com/id/en/fintech/PwC_FintechLendingThoughtLeadership_ExecutiveSummary.pdf