Rosyid Bagus Ginanjar Habibi 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Pendidikan berkualitas adalah landasan penting bagi tercapainya ekonomi berkelanjutan. Melalui pendidikan, individu tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga mampu mengembangkan pola pikir kritis, inovatif, serta berwawasan luas terhadap lingkungan dan komunitas di sekitarnya. Pendidikan yang holistik tidak hanya mencetak generasi cerdas dalam ranah akademik, tetapi juga mengajarkan mereka untuk menjadi individu yang peduli terhadap lingkungan serta berperan aktif dalam memajukan ekonomi lokal. Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT), sebuah institusi pendidikan alternatif di Salatiga, Jawa Tengah, menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan berkualitas dapat menjadi motor penggerak bagi keberlanjutan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Sejarah dan Filosofi Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah KBQT didirikan pada tahun 2003 oleh Ahmad Bahruddin, seorang tokoh masyarakat yang prihatin terhadap terbatasnya akses pendidikan di daerah pedesaan, terutama bagi anak-anak petani di Kalibening, Salatiga. Saat itu, banyak anak-anak di desa tersebut yang tidak bisa melanjutkan pendidikan formal karena tingginya biaya sekolah dan kurangnya aksesibilitas. Melihat kondisi ini, Bahruddin merasa perlu menciptakan sebuah solusi pendidikan alternatif yang dapat diakses oleh semua kalangan, terutama oleh masyarakat pedesaan yang kurang mampu. Komunitas ini kemudian lahir sebagai respons terhadap masalah pendidikan yang dihadapi oleh warga desa. Bahruddin menggagas KBQT dengan filosofi pendidikan yang berlandaskan pada prinsip kemandirian, kebebasan belajar, dan penguatan potensi lokal. Menurut Bahruddin, pendidikan seharusnya tidak hanya terbatas pada ruang kelas dan materi-materi formal, tetapi harus bisa merespons kebutuhan masyarakat, terutama dalam hal kemandirian ekonomi dan pemberdayaan sosial. KBQT dirancang untuk tidak hanya mendidik siswa secara akademik, tetapi juga mempersiapkan mereka menjadi individu yang mampu mandiri secara ekonomi dan sosial, serta mampu berkontribusi dalam membangun desa yang berdaya sesuai dengan konsep “qaryah thayyibah” yang berarti desa yang sejahtera. Konsep ini sejalan dengan pemikiran Bung Karno tentang kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan kepribadian dalam kebudayaan. Bahruddin percaya bahwa pendidikan yang baik harus bisa mempersiapkan generasi muda untuk tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mampu memimpin masyarakat dan berkontribusi pada kemandirian ekonomi lokal. Oleh karena itu, KBQT mengintegrasikan kurikulum akademik dengan kegiatan yang terkait dengan pertanian, peternakan, dan kehutanan, yang merupakan potensi utama masyarakat Kalibening. Prinsip Belajar yang Berorientasi pada Keberlanjutan Pendidikan di KBQT tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik semata, tetapi juga pada pengembangan nilai-nilai keberlanjutan dan kemandirian. Ada empat prinsip utama yang diterapkan dalam proses pembelajaran di KBQT, yaitu semangat pembebasan, keberpihakan kepada kaum marginal, kegembiraan dalam proses belajar, dan kebersamaan partisipatif. Keempat prinsip ini diterapkan secara holistik dalam setiap aspek pembelajaran. Semangat pembebasan di sini merujuk pada konsep bahwa pendidikan harus membebaskan siswa dari belenggu ketidakmampuan untuk berpikir kritis dan kreatif. Siswa di KBQT tidak hanya diajarkan untuk menghafal pelajaran, tetapi juga didorong untuk berani mempertanyakan status quo, mencari solusi inovatif, dan berkontribusi aktif dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada di sekitar mereka. Pembelajaran di KBQT tidak bersifat top-down, di mana guru memberikan materi dan siswa hanya menerima secara pasif, melainkan berbasis dialog dan partisipasi aktif. Siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi pengetahuan sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Prinsip keberpihakan kepada kaum marginal diterapkan dengan memberikan akses pendidikan yang setara bagi semua kalangan, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dalam praktiknya, KBQT tidak memungut biaya pendidikan yang tinggi dan bahkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkontribusi dalam kegiatan ekonomi lokal sebagai bagian dari pembelajaran mereka. Misalnya, siswa dapat terlibat dalam program pertanian berkelanjutan yang dikembangkan oleh sekolah, di mana mereka belajar tentang pertanian organik, pemanfaatan lahan, serta teknik pengolahan hasil pertanian. KBQT juga menekankan pentingnya kegembiraan dalam proses belajar. Siswa diajak untuk menikmati proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Metode belajar yang kreatif dan menyenangkan, seperti menggunakan permainan, drama, atau proyek-proyek kolaboratif, membuat siswa merasa lebih terlibat dan termotivasi untuk belajar. Lingkungan belajar yang bebas dari tekanan dan kompetisi yang tidak sehat ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Prinsip kebersamaan partisipatif menjadi landasan dalam menciptakan komunitas belajar yang inklusif. Siswa, guru, dan masyarakat sekitar diajak untuk berkolaborasi dalam proses pembelajaran. Masyarakat setempat tidak hanya berperan sebagai penonton pasif, tetapi juga terlibat aktif dalam mendukung kegiatan pendidikan. Misalnya, petani lokal sering diundang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pertanian kepada siswa. Dengan demikian, KBQT tidak hanya menjadi tempat belajar bagi siswa, tetapi juga pusat pembelajaran bagi seluruh komunitas. Pendidikan Berkualitas sebagai Kunci Ekonomi Berkelanjutan Salah satu keunggulan utama dari pendidikan di KBQT adalah keterkaitannya dengan keberlanjutan ekonomi lokal. Melalui pendekatan pendidikan yang menggabungkan teori dengan praktik langsung di lapangan, siswa di KBQT tidak hanya mendapatkan pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat mereka gunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka dan komunitas sekitarnya. Misalnya, dalam program Integrated Farming System (IFS), siswa belajar tentang pertanian berkelanjutan, yang tidak hanya mengajarkan mereka teknik bercocok tanam yang efisien, tetapi juga membantu meningkatkan produktivitas lahan pertanian di desa mereka. KBQT juga memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan. Siswa diajak untuk memikirkan cara-cara inovatif dalam mengelola sumber daya lokal, seperti mendirikan usaha kecil di bidang pertanian, peternakan, atau kerajinan tangan. Hal ini memberikan mereka kesempatan untuk belajar langsung tentang bagaimana memulai dan mengelola bisnis, serta bagaimana memasarkan produk mereka ke pasar yang lebih luas. Selain itu, KBQT juga mendorong siswa untuk terlibat dalam advokasi sosial. Salah satu contoh nyata adalah keterlibatan siswa dalam advokasi tanah bengkok di Salatiga, yang berujung pada kebijakan nasional terkait land reform. Pengalaman ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya kebijakan publik yang adil, tetapi juga menunjukkan bahwa pendidikan berkualitas dapat melahirkan generasi muda yang kritis dan peduli terhadap isu-isu sosial yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat luas. Pendidikan berkualitas yang diterapkan di KBQT secara langsung berkontribusi pada terciptanya ekonomi berkelanjutan. Melalui pembelajaran yang berfokus pada pemberdayaan lokal dan keberlanjutan, lulusan KBQT memiliki kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat mereka. Mereka tidak hanya siap untuk bersaing di pasar kerja global, tetapi juga memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan ekonomi lokal dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Pendidikan berkualitas adalah fondasi yang kuat dalam mencapai ekonomi berkelanjutan. KBQT, dengan pendekatan pendidikannya yang unik dan inovatif, telah berhasil menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya harus mencetak individu cerdas secara akademik, tetapi juga individu yang peduli terhadap lingkungan dan berkomitmen pada keberlanjutan sosial dan ekonomi. Melalui kurikulum yang terintegrasi dengan potensi lokal dan melibatkan komunitas secara aktif, KBQT menjadi contoh inspiratif bagaimana pendidikan dapat menjadi motor penggerak bagi perubahan positif di masyarakat. Dengan pendekatan ini, tercapainya ekonomi berkelanjutan bukan lagi sebuah utopia, tetapi kenyataan yang dapat diwujudkan.