Ilma Indana Sari 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Pendahuluan Seiring berjalannya waktu jumlah penduduk di dunia semakin meningkat. Pada pertengahan tahun 2024 jumlah penduduk dunia sudah mencapai angka 8,005 miliar. Indonesia menempati peringkat ke empat jumlah penduduk terbanyak di dunia dengan jumlah penduduk 283.487.931 jiwa. Semakin banyak jumlah penduduk, khususnya di Indonesia maka sampah yang dihasilnya juga semakin meningkat. Berdasarkan data dari SIPSN MenLHK (2022) sampah yang dihasilkan di Indonesia mencapai 68,7 juta ton/tahun. Jenis sampah terbanyak didominasi oleh sampah organik, khususnya sampah sisa makanan yang mencapai 47,21%. Tentunya pada tahun 2024 sampah yang dihasilkan lebih banyak daripada tahun 2022. Sampah organik dari sisa dapur masih jarang dimanfaatkan, padahal sampah tersebut memiliki potensi yang sangat besar. Sampah organik seperti kulit buah, kulit sayuran, ampas kelapa dan sebagainya yang masih layak untuk dikonsumsi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat olahan makanan dan minuman unik. Misalnya kulit bagian dalam nangka atau cempedak dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan tradisional penduduk asli Kalimantan Tengah, Selatan dan Timur, yaitu mandai (Rahmatunisa & Putra, 2024). Sedangkan sampah organik yang tidak layak untuk dikonsumsi dapat dimanfaatkan untuk bahan baku kompos, pupuk cair, briket sampah dan sumber energi terbarukan (Alex S., 2024). Mandai (Sumber: www.idntimes.com/food/dining-guide/) Pada proses pembuatan olahan unik, kompos, pestisida organik dan sumber energi terbarukan tentunya mengalami proses perubahan zat, baik perubahan fisika maupun perubahan kimia. Sehingga permasalahan global terkait sampah ini dapat diintegrasikan dengan pembelajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran Proyek IPAS untuk kelas X SMK tentang “Perubahan Zat” dengan tujuan agar peserta didik dapat merasakan pembelajaran yang lebih bermakna. Materi “Perubahan Zat” sangat cocok jika dikemas dalam model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk peserta didik SMK dengan program keahlian Kuliner. Dengan demikian melalui pembelajaran Proyek IPAS, peserta didik Kuliner dapat dilatih untuk belajar berkolaborasi, berpikir kreatif dan mengembangkan jiwa kewirausahaan mereka dengan cara mengolah sampah organik layak konsumsi menjadi makanan atau minuman yang memiliki nilai jual. Pendidikan diakui sebagai alat utama untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dan mengubah masyarakat menuju keberlanjutan (Kioupi dan Voulvoulis, 2019). Sehingga sangat penting untuk melatihkan peserta didik menyelesaikan proyek “Kreasi Resep Olahan Unik dari Sampah Organik”, karena hal ini sama dengan melatihkan peserta didik untuk ikut berperan dalam mendukung SDGs, khususnya SDGs 4, 8 dan 9. Dengan demikian peserta didik mendapatkan pendidikan yang berkualitas, karena melalui pembelajaran ini dapat meningkatkan keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Dengan adanya pekerjaan yang layak, maka dapat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain itu juga mendorong inovasi peserta didik untuk mempraktekkan proyek ini dalam kehidupannya di masa depan. Deskripsi Inovasi Selama ini saya masih jarang menjumpai pembelajaran Proyek IPAS yang disesuaikan dengan program keahlian peserta didik SMK. Misalnya pada materi “Perubahan Zat” jika diajarkan pada peserta didik dengan program keahlian Kuliner maka dapat diberikan contoh-contoh perubahan zat yang berkaitan dengan proses memasak dan proyek untuk membuat resep olahan unik dari bahan organik. Dengan demikian pembelajaran Proyek IPAS menjadi lebih kontekstual dan peserta didik menyadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah terlepas dari perubahan zat, baik perubahan fisika maupun kimia. Selain itu peserta didik juga dapat menyadari bahwa mata pelajaran Proyek IPAS juga memiliki peran penting dan terintegrasi secara langsung dengan program keahlian Kuliner, sehingga peserta didik menjadi lebih semangat belajar. Contoh Implementasi Materi Pokok : Zat dan Perubahannya Kelas : X Kuliner Model Pembelajaran : Project Based Learning (PjBL) Pendekatan : Education for Sustainable Development (ESD) Tujuan Pembelajaran : Pengkondisian Proyek : Penilaian Penilaian yang dapat dilakukan pada pembelajaran ini adalah penilaian kognitif, sosio-emosional dan perilaku dengan uraian sebagai berikut: Penilaian kognitif dapat dilakukan dengan memberikan soal tes baik berupa soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks maupun esai Penilaian sosio-emosional dapat dilakukan dengan memberikan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait kepedulian lingkungan Penilaian perilaku dapat dilakukan dengan penilaian keaktifan dalam proyek, kualitas produk yang dihasilkan dan kemampuan dalam melakukan presentasi Manfaat Pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan ESD ini memiliki beberapa manfaat, antara lain: Melatihkan peserta didik untuk ikut berperan dalam mewujudkan SDGs 4, 8 dan 9 Melatihkan keterampilan berpikir kreatif, berkolaborasi dan berwirausaha kepada peserta didik Menanamkan sikap peduli sampah kepada peserta didik Kesimpulan Pembelajaran Proyek IPAS yang dikemas dalam bentuk proyek berbasis SDGs sangat bagus untuk dilaksanakan di sekolah-sekolah, karena dapat mendorong peserta didik untuk merasakan pembelajaran yang lebih bermakna. Selain itu juga dapat meningkatkan keterampilan Abad 21 yang harus dimiliki oleh peserta didik, seperti berpikir kreatif, berpikir kritis, berkolaborasi dan sebagainya. Referensi Alex S. (2024). Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos, Pupuk Cair, Briket Sampah, Biogas. Bantul: Pustaka Baru Press. Kioupi, V., & Voulvoulis, N. (2019). Education for Sustainable Development: A Systemic Framework for Connecting the SDGs to Educational Outcomes. Sustainability. doi:10.3390/su11216104. Rahmatunisa, R., Putra, P. P., (2024). Fermentasi Makanan. Banyumas: Penerbit Wawasan Ilmu. UNESCO. (2017). Education for sustainable development goals: Learning objectives. UNESCO. https://www.idntimes.com/food/dining-guide/fria-sumitro/5-fakta-menarik-mandai-fermentasi-kulit-cempedak-c1c2 (diakses pada 4 September 2024) https://worldpopulationreview.com/ (diakses pada 4 September 2024)