fbpx
Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Penanaman 1100 Anakan Bakau

Praktik Baik Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan: Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Penanaman 1100 Anakan Bakau

Praktik Baik Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan: Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Penanaman 1100 Anakan Bakau

Meildy Louisa Kese

 

Pendahuluan

              Pendidikan adalah tempat menabur benih-benih kebudayaan untuk membangun peradaban. Berkembangnya suatu peradaban akan bergantung pada kualitas pendidikan yang diterima oleh peserta didiknya. Apabila peserta didik mendapatkan pendidikan yang berkualitas, maka mereka akan bertumbuh menjadi pribadi berkualitas yang memberi dampak bagi sekeliling. Pada akhirnya, ketika peserta didik terjun ke masyarakat maka pribadi dan buah tangannya akan berpengaruh pada terbentuknya peradaban masa itu. Oleh karena itu, untuk memiliki masa depan bangsa yang baik maka perlu diterapkan praktik pendidikan yang memotivasi dan melatih peserta didik untuk terlibat dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Tujuan pembangunan berkelanjutan adalah serangkaian tujuan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan bagi semua orang di planet ini (SDGs, 2024). Melalui praktik pendidikan yang terlibat dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, peserta didik dilatih untuk ikut terlibat di dalam membangun peradaban yang lebih baik. Peserta didik tidak hanya diajarkan mengenai tantangan yang dihadapi, tetapi juga turut mengambil bagian di dalam mengatasi tantangan tersebut. Tidak harus dengan melakukan sesuatu yang besar, cukup memulai dengan langkah-langkah kecil sesuai kapasitasnya. Salah satu contoh praktik yang dapat diterapkan adalah “Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Penanaman 1100 Anakan Bakau”.

Praktik pendidikan ini, Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Penanaman 1100 Anakan Bakau, merupakan hasil dari interdisiplin tiga mata pelajaran (Biologi, Geografi, PKn) yang dilakukan untuk berpartisipasi dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan 4.7, 14, dan 17. Praktik ini juga dilakukan dengan melibatkan mitra sekolah yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP). Dalam proses penerapannya dilakukan beberapa tahap penting, yaitu investigasi, perencanaan, aksi, refleksi, presentasi. Tujuan, mitra, dan tahapan ini penting agar pembelajaran yang didapatkan peserta didik terarah, maksimal, dan bermakna.

Investigasi

Investigasi merupakan tahap identifikasi kondisi peserta didik dan lingkungan sekitar. Melalui tahap ini dapat diketahui kemampuan yang dimiliki peserta didik seperti komunikasi dan kolaborasi. Sedangkan untuk memahami kondisi lingkungan, dapat dilakukan survei lingkungan sekitar dan juga mitra yang dapat membantu memberikan pemahaman mendalam serta kapasitas yang lebih besar dalam bertindak. Hasil investigasi kemudian menjadi bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan sesuai kondisi peserta didik maupun lingkungan.

Perencanaan

Berdasarkan hasil investigasi, perencanaan disusun ke dalam modul ajar dengan memperhatikan tujuan pembelajaran yang dapat diintegrasikan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.

PKn

  1. Mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
  2. Mendemonstrasikan faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika

 Biologi

  1. Menganalisis data perubahan lingkungan penyebab dan dampaknya bagi kehidupan
  2. Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar

Geografi

  1. Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika hidrosfera
  2. Menyajikan hasil analisis hubungan antara manusia dengan lingkungannya sebagai pengaruh dinamika hidrosfer dalam bentuk narasi, tabel, bagan, grafik, gambar ilustrasi, dan atau peta konsep.

SDG

Target

Keterangan

4.7 Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan kewarganegaraan global

Peserta didik diharapkan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup berkelanjutan.

14 Ekosistem laut

Peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam pemeliharaan ekosistem laut dengan penanaman 1100 anakan bakau.

17 Kemitraan untuk mencapai tujuan

Peserta didik dapat membangun kemitraan dalam hal ini bersama BMKG dan DLHP untuk mencapai tujuan yang diharapkan terkait sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat pesisir dan juga pemeliharaan ekosistem laut.

Perencanaan tidak hanya disusun oleh guru dan siswa kemudian diterapkan, tetapi juga didiskusikan dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kepala sekolah agar dipastikan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Selain itu, mitra juga dilibatkan di dalam pertimbangan perencanaan yang dibuat.

Aksi

Aksi merupakan tahap implementasi dari setiap perencanaan yang sudah dilakukan. Adapun aksi yang dilakukan antara lain:

  1. Memahami kompetensi dasar, pemahaman sepanjang hayat, sasaran, dan ruang lingkup materi. Peserta didik mempelajari topik-topik yang berhubungan dengan lingkungan (Biologi), dinamika hidrosfera (Geografi), dan gotong royong (PKn).
  2. Fieldtrip ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP). Melalui Fieldtrip ini, peserta didik dapat memahami lebih mendalam mengenai iklim, permasalahan lingkungan yang dihadapi di Labuan Bajo, dan penanganan yang dapat dilakukan untuk membawa dampak positif di masa sekarang dan mendatang. 
  3. Membuat perencanaan kegiatan tindak lanjut hasil belajar: Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Penanaman 1100 Anakan Bakau. Perencanaan dilakukan oleh peserta didik dalam bentuk proposal aksi lapangan.
  4. Penggalangan dana untuk mendukung pelaksanaan aksi lapangan. Penggalangan dana ini juga sekaligus merangkul mitra-mitra lainnya yang ingin terlibat di dalam pemeliharaan lingkungan khususnya ekosistem laut. Dana yang didapat dan digunakan akan dilaporkan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban.  
  5. Pengambilan dan pengantaran anakan bakau ke lokasi penanaman.
  6. Aksi lapangan: Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Penanaman 1100 Anakan Bakau. Sharing knowledge dilakukan oleh pihak ahli (BMKG) untuk menjelaskan kepada masyarakat pesisir terkait “Mitigasi Bencana”. Peserta didik juga berpartisipasi dalam mendampingi peserta sosialisasi agar kegiatan berjalan dengan baik. Selanjutnya, penananaman dilakukan bersama-sama oleh peserta didik, guru, pihak BMKG, pihak DLHP, dan masyarakat setempat.

Refleksi

Pada tahap ini, peserta didik melakukan refleksi untuk merenungkan secara mendalam setiap proses pembelajaran yang sudah dilakukan dengan menjawab pertanyaan penuntun yang diberikan, yaitu:

  1. Apa hal yang memengaruhi tindakan saya dalam merusak lingkungan?
  2. Bagaimana saya dapat terlibat di dalam pemeliharaan lingkungan sebagai tindak lanjut dari aksi yang sudah dilakukan?
  3. Tuliskan satu hal yang menjadi perenungan secara pribadi yang didapat melalui aksi nyata ini!

 Presentasi

Setelah melakukan seluruh rangkaian dari investigasi hingga refleksi, peserta didik perlu mempresentasi hasil belajar dan aksi lapangan yang dilakukan kepada warga sekolah agar dapat menginspirasi peserta didik lainnya. Sasaran presentasi adalah siswa SMP (Kelas 7-9) dan SMA (Kelas 10 dan 12) Lentera Harapan Labuan Bajo. Peserta didik mempresentasikan seluruh tahap yang telah dilakukan dan makna dari setiap hal yang telah dipelajari maupun diterapkan.

 Kesimpulan

Praktik pendidikan dalam pembangunan berkelanjutan mengajarkan peserta didik untuk ikut mengambil bagian di dalam membangun masa depan yang lebih baik. Sebagai contoh, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan pembangunan dan gaya hidup berkelanjutan, memelihara ekosistem laut, dan membangun kemitraan untuk pencapaian suatu tujuan. Agar praktik tersebut dapat terarah, maksimal, dan bermakna maka pelaksanaannya perlu melalui tahapan yang baik, yaitu investigasi, perencanaan, aksi, refleksi, dan presentasi. Praktik yang baik menghasilkan peserta didik yang berkualitas sehingga membentuk peradaban yang lebih baik di masa depan.

Daftar Pustaka

SDGs. (2024, Juni 28). Retrieved from SDGs Knowledge Hub: https://sdgs.bappenas.go.id/