Muhammad Alif Ramadhani Pelajar SMA 0shares MENYULUT ENERGI HIJAU DARI EMAS CAIR: PERAN STRATEGIS KELAPA SAWIT DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Read More Dunia menghadapi masalah yang kompleks dan tak bisa diselesaikan hanya dengan satu pendekatan. Berbagai krisis lingkungan seperti pemanasan global, desertifikasi, hilangnya keanekaragaman hayati, kerusakan lapisan ozon, hutan hujan yang terancam, serta polusi air dan udara menjadi tantangan besar (Ramadani, 2024). Di sisi lain, masalah sosial seperti kemiskinan di negara berkembang dan konflik antar agama serta etnis menambah kesulitan masyarakat baik secara lokal maupun global. Tantangan Global dan Dampaknya Masalah di satu negara bisa berdampak pada sistem global, sehingga sering kali perlu dibahas dan diselesaikan bersama. Masalah politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan sering menjadi topik dalam konferensi global. Sebagai contoh, pemanasan global. Pada 2007, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengumumkan bahwa suhu bumi naik 0,74°C dalam periode 1996-2005. Jika dibiarkan, suhu bisa meningkat hingga 6,4°C pada akhir abad ini. Pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya emisi gas karbon dari negara-negara industri. Hutan tropis berperan penting dalam menyerap karbon, sehingga gas karbon ini dapat dinetralisir. Hal ini memicu lahirnya Protokol Kyoto tahun 1997 yang berlaku mulai 2005, dan dibahas lagi dalam Konferensi Iklim di Nusa Dua yang menghasilkan Bali Roadmap, serta dilanjutkan pada 2009 di Kopenhagen, Denmark. Pemimpin dunia berkumpul untuk membahas pemanasan global (In et al., 2022). Indonesia, dengan hutan yang luas, memiliki peran penting. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) KLHK, pada 2019, luas lahan berhutan di Indonesia adalah 94,1 juta ha atau 50,1% dari total daratan (Firdaus et al., 2024). Namun, deforestasi yang dilakukan oleh manusia melalui penebangan atau pembakaran liar terus mengurangi luas hutan di Indonesia. Solusi Melalui Pendidikan: Sekolah Hutan Wakaf Mengatasi deforestasi dan masalah lingkungan bisa dilakukan melalui pendidikan, salah satunya dengan Sekolah Hutan Wakaf. Inovasi ini memanfaatkan tanah wakaf untuk kebaikan masyarakat sekitar hutan dan dunia (Frastiawan & Sup, 2021). Hutan wakaf membantu menjaga kestabilan iklim mikro, konservasi air, melestarikan keanekaragaman hayati, dan mencegah bencana alam. Hutan wakaf adalah hutan yang didirikan dan dikembangkan di atas tanah wakaf yang diperoleh dari tanah wakaf atau wakaf tunai yang dikumpulkan dari wakif. Kegiatan Sekolah Hutan Wakaf  yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan dan sosial Ma’arif Sepanjang (YPM) di Desa Ngembat, Kabupaten Mojokerto, sukses dilaksanakan selama tiga hari. Mulai 11 hingga 13 Agustus. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, mendorong partisipasi aktif dalam pelestarian hutan, serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Target 13.3. Praktik Baik di Sekolah Hutan Wakaf YPM Sekolah Hutan Wakaf YPM telah memulai berbagai program untuk melestarikan lingkungan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa praktik baik yang dilakukan: Gerakan Nyemplung Kali (GNK): Kampanye ini melibatkan siswa, guru, dan masyarakat dalam membersihkan sungai. Tujuannya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai dan dampak negatif pencemaran air. Pasukan Semut: Kelompok siswa yang bertugas menjaga kebersihan lingkungan selama acara tertentu. Mereka juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya tidak membuang sampah sembarangan. Perawatan Taman Mini SHW: Setiap sekolah dengan sukarelawan Hutan Wakaf memiliki taman mini yang dikelola oleh siswa. Taman ini menjadi laboratorium hidup untuk belajar tentang konservasi dan pertanian perkotaan. Pengumpulan Sampah Botol Bekas dan Kardus: Program ini mengajarkan siswa untuk memilah dan mengumpulkan sampah dengan benar. Hasil penjualan sampah didonasikan untuk siswa yang membutuhkan. Pengumpulan Minyak Jelantah: Program ini mengumpulkan minyak bekas untuk diolah kembali. Minyak jelantah yang terkumpul dijual, dan hasilnya digunakan untuk membantu siswa yang membutuhkan. Peran Pendidikan dalam Pembangunan Berkelanjutan Pendidikan memegang peranan penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Dengan meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan mengenai isu-isu lingkungan, generasi muda bisa dilibatkan dalam upaya menjaga bumi (Aji & Kartono, 2022). Sekolah Hutan Wakaf, melalui berbagai kegiatan dan programnya, memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan (Setyorini & Asmonah, 2023). Selain itu, program ini memberikan manfaat yang lebih luas, seperti mengurangi emisi karbon akibat pemanasan global serta menjamin kelestarian lingkungan hidup. Vegetasi di hutan dapat menyerap karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Hutan berfungsi sebagai filter udara alami yang efektif menghilangkan polutan berbahaya (Prasetyo & Wicaksono, 2023). Hutan juga dapat menyimpan karbon yang sangat membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Sekolah Hutan Wakaf dapat berperan besar dalam menjaga kestabilan iklim selain melestarikan ekosistem hijau yang dapat mengurangi efek pemanasan global, sesuai dengan SDGs ke-13 yaitu penanganan perubahan iklim (Khairina, 2020). Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Menciptakan Sekolah Hutan Wakaf yang harmonis di tengah tekanan perubahan iklim dan lingkungan sangat penting bagi keberlanjutan dan ketahanan masyarakat. Melalui berbagai kegiatan yang dilakukan, berbagai masalah yang ditimbulkan oleh industri dapat terselesaikan. Secara kolektif, dan harus gotong royong. Sebagai penghuni bumi, kita memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Marilah kita melangkah bersama menuju masa depan berkelanjutan yang cerah. Dengan pendidikan yang tepat dan praktik baik di lingkungan sekolah, kita dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang. Masa depan yang berkelanjutan dimulai dari langkah kecil yang kita ambil hari ini, dan Sekolah Hutan Wakaf adalah salah satu contoh nyata dari upaya tersebut. DAFTAR PUSTAKA Aji, S. P., & Kartono, D. T. (2022). KEBERMANFAAT ADANYA SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS. 1(April), 507–512. Firdaus, A., Prasetiyo, L., Syariah, E., & Ponorogo, I. (2024). Inovasi Sosial di Hutan Wakaf Bogor dalam Mencapai Pembangunan Berkelanjutan. 10(01), 64–72. Frastiawan, D., & Sup, A. (2021). Relevansi Konsep Hutan Wakaf dengan Konsep Wakaf di dalam Islam. 07(01), 56–63. In, R., Illegal, O., In, L., & Rerung, O. M. (2022). Peran Greenpeace Dalam Mengatasi Illegal Logging di Indonesia. 7(1), 59–69. Khairina, E. (2020). Sustainable Development Goals : Kebijakan Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. 26(2), 155–181. Prasetyo, A., & Wicaksono, N. (2023). EKSPLORASI SUSTAINABLE. 6(1), 125–156. https://doi.org/10.22219/jaa.v6i1.26448 Ramadani, D. H. (2024). UPAYA PENINGKATAN PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENCAPAI TARGET SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS ( SDGs ). 1(3), 126–132. Setyorini, N. M., & Asmonah, A. Q. (2023). Pendidikan Sebagai Langkah Awal Mencapai Sustainable Development Goals ( SDGs ) di Indonesia.
MENYULUT ENERGI HIJAU DARI EMAS CAIR: PERAN STRATEGIS KELAPA SAWIT DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Read More