fbpx

Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

 

Koneksi Antar Materi – Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

Pendidikan adaalah proses dalam memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan pengajaran adalah proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Menurut Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.” Pendidikan dengan pemikiran-pemikiran Ki Hajar dewantara dapat menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

  • Menuntun peserta didik.
  • Memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman.
  • Menyelaraskan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).
  • Menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik.
  • Memerdekakan peserta didik.
  • Menerapkan asas tri kon

Dasar-Dasar Pendidikan yang Menuntun

Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi, makna menuntun dalam proses pendidikan yakni peserta didik diberikan ruang kebebasan untuk mengeksplorasi pembelajaran serta mencari jati diri, sedangkan guru mengarahkan, mengembangkan, serta mendidik agar peserta didik tidak memilih jalan yang salah.

Sistem Among

Sistem among merupakan metode pengajaran dan pendidikan berdasarkan asih, asah, asuh. Sistem among biasa dikaitkan dengan asas yang berbunyi Tut wuri Handayani, Ing madya mangun karsa, Ing ngarso sung tuladha. Pendidikan berdasarkan sistem among ini memiliki dua hal yang perlu diperhatikan yaitu:

  1. Kodrat alam dan kodrat zaman: Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada. Kodrat alam sebagai syarat untuk mencapai kemajuan pendidikan sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik. Kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Melalui waktu yang berjalan, pendidikan juga bersifat dinamis yaitu penyesuaian dengan perkembangan zaman agar pendidikan berjalan kea rah yang lebih baik.
  2. Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin peserta didik sehingga dapat mencapai selamat dan bahagia. Memberikan kemerdekaan atau kebebasan kepada peserta didik dengan dituntun oleh pendidik.

Budi Pekerti

Budi pekerti diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Pendidikan dengan budi pekerti berarti adanya keselarasan antara kognitif, afektif, serta psikomotor peserta didik. Melalui keseimbangan ini, peserta didik tidak hanya berkembang dalam salah satu bidang saja. Budi Pekerti inilah melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.

Pendidikan yang berpihak

Pendidikan yang berpihak pada murid adalah pendekatan pendidikan yang memperhatikan kebutuhan, minat, dan potensi peserta didik. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk hidup sebagai warga negara yang produktif dan bertanggung jawab.

Asas Tri Kon:

Pendidikan harus sesuai dengan prinsip perubahan yang mencakup asas Trikon yaitu:

  • Kontinuitas: menjaga nilai budaya masyarakat. Pendidikan yang bersifat kontinuitas bermakna untuk melestarikan nilai-nilai luhur masyarakat yang berbudaya.
  • Konvergensi: Pendidikan harus memanusiakan manusia. Makna memanusiakan manusia pada pendidikan yakni dengan memberikan kebebasan atau memerdekakan peseta didik dengan cara menuntun peserta didik sesuai dengan kodrat (potensi dan bakat). Memerdekakan peserta didik dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik agar peserta didik menjadi aktif, kreatif, dan inovatif.
  • Konsentris: Pendidikan harus menghargai perbedaan yang beragam. Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, agama, suku, dan ras

Refleksi Pembelajaran

Refleksi dari Pengetahuan dan Pengalaman baru

Berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara Pendidikan harus berpihak pada peserta didik. Guru memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik untuk menuntun dan mengembangkan potensi, minat, serta bakat peserta didik.

  1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari topik ini? 

Saya berpikir bahwa peserta didik dituntut untuk dapat menguasai semua mata pelajaran dengan proses pembelajaran yang memuat kognitif, afektif, serta psikomotor yang telah disusun dalam kurikulum untuk mencapai kompetensi.

  1. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?  

Setelah mempelajari topik ini, pemikiran saya berubah terhadap cara pendidik mengajar yaitu tidak hanya menuntut peserta didik untuk mengusai kompetensi yang memuat kognitif, afektif, serta psikomotor. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembelajaran yaitu tugas pendidik yang tidak hanya mengajar namun menuntun peserta didik sesuai kodratnya. Kemudian pendidik juga harus mempertimbangkan kodrat alam dengan kodrat zaman untuk mengarahkan peserta didik untuk menjadi masyarakat yang berguna dan bahagia. Selain itu, pendidikan harus berpihak kepada peserta didik, yaitu tidak mengubah kodrat peserta didik melainkan menuntun kodrat yang telah dimiliki peserta didik. Peserta didik memiliki kebebasan atau kemerdekaan untuk melaksanaan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat aktif, kreatif, inovatif, serta mandiri.

  1. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD?
  2. Mencari tahu dan memahami potensi, bakat, serta minat peserta didik.
  3. Menentukan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi di dalam kelas.
  4. Menentukan model, metode, dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
  5. Melaksanakan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
  6. Menciptakan pembelajaran dengan nilai-nilai sosial budaya.

 

Wangid, Muhammad Nur, “Sistem Among Pada Masa Kini: Kajian Konsep dan Praktik Pendidikan”, UNY: Jurnal kependidikan Vol 39, No. 2, 2009.

Rafael, simon Petrus dan Mulyatno, “Filosofi Pendidikan Indonesia”, Kemendikbudritek, 2022.