Destiana Fitrianti 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Pada tahap ini, Mahasiswa meninjau ulang keseluruhan materi dari ‘Mulai dari Diri’ hingga ‘Elaborasi Pemahaman’ untuk membuat ‘Koneksi Antar Materi’ sebagai kesimpulan penguasaan materi ‘Perjalanan Pendidikan Nasional’ dengan uraian tugas sebagai berikut: Tinjau kembali tugas individu dan kelompok yang telah dikembangkan pada fase Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual. Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan untuk menguatkan pemahaman Anda tentang materi Perjalanan Pendidikan Nasional. Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam materi ini dan perubahan diri yang yang Anda alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda. Jawab : Sebagai calon guru saya memiliki pemahaman bahwa kecerdasan emosional penting dalam penopang terwujudnya pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Perkembangan kemampuan emosional memungkinkan guru untuk mengelola tantangan yang mereka hadapi sehari-hari dengan lebih baik dalam aktivitas professional kependidikannya. Guru juga berperan dalam mengembangkan kecerdasan emosional peserta didik, contoh ketika guru menerangkan materi SPLTV dengan penyelesaian yang panjang, peserta didik akan bertanya apakah ad acara cepat untuk menyelesaikannya. Untuk guru dengan kemampuan kecerdasan emosional yang baik menjelaskan mengapa penyelesaian SPLTV seperti itu dan dapat menjelaskan bahwa penyelesaian soal yang relatif panjang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Lalu pada materi limit hasil bagi tidak boleh 0/0. Guru dapat menjelaskan bahwa dapat kehidupan nyata jika tidak mempunyai usaha dan mimpi itu hasilnya percuma atau 0. Pendidikan pada masa penjajahan Belanda digunakan untuk kebutuhan bangsa Belanda di Indonesia. Sistem Pendidikan jaman kolonial Belanda dikatakan rumit karena cukup banyak diskriminasi iystem pendidikannya. Berdirinya taman siswa sebagai puncal awal perjuangan dalam bidang Pendidikan. Dengan berdirinya Taman Siswa oleh Ki Hajar Dewantara sebagai jembatan bagi pribumi untuk mendapat Pendidikan yang layak seperti orang-orang Belanda. Dalam pidatonya Ki Hajar Dewantara menerangkan tujuan berdirinya Taman Siswa. Pertama, pendidikan dan pengajaran berwujud untuk mengembangkan keturunan dari bangsa agar dapat tumbuh dengan sehat lahir dan batinnya. Kedua, pengajaran yang kita dapat dari orang barat selama ini tidak terlepas dari pengaruh politik kolonial yang bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi pihak kolonial. Ketiga, pula menyebarkan benih-benih kehidupan merdeka dikalangan rakyat dengan jalan pengajaran yang disertai pendidikan nasional. Keempat, berani membuat sistem pendidikan pedagogik dan metodik baru yang bersandarkan atas kebudayaan kita sendiri dan mengutamakan kepentingan masyarakat kita sendiri. Kelima, ingatlah pula bahwa di Eropa dan Amerika timbul aliran pendidikan dan pengajaran baru berdasarkan “kemerdekaan” dan “idealism” sebagai reaksi dari cara “paksaaan”, manusia dianggap sebagai barang dan megutamakan keduniawian atau materialisme dengan syarat intellectualisme (mengabdi pada angan-angan saja). Filosofi pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara merupakan perwujudan dari jiwa nasional bangsa. Gerakan pendidikan yang semula bertujuan untuk mendidik calon-calon pegawai perusahaan dibawah naungan pemerintah Belanda berubah menjadi Gerakan pendidikan yang bertujuan agar anak-anak bangsa Indonesia dapat terbebas dari kebodohan dan menemukan kemerdekaannya sendiri. Ki Hajar Dewantara menempatkan anak-anak sebagai bagian penting dari proses pendidikan dengan menggunakan “sistem among”. Dalam sistem ini, setiap pamong harus bertindak sebagai “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tutwuri handayani” sebagai pemimpin. Ini berarti bahwa guru harus menjadi contoh yang baik bagi siswa mereka. Mereka juga harus mampu menumbuhkan minat dan keinginan anak untuk berkembang dan berkarya. Mereka juga harus mengikuti dari belakang atau memberikan kebebasan, kesempatan, dan bimbingan agar anak dapat berkembang secara mandiri. Refleksi Diri Setelah saya mempelajari topik 1 pada mata kuliah Filosofi Pendidikan, saya memperoleh banyak pengetahuan baru dan terdapat beberapa perubahan yang saya rasakan, sebagai berikut. Berdasarkan tiga gagasan Ki Hajar Dewantara tersebut, menurut saya seorang guru bukan hanya sekedar mengajar tetapi peran guru mendidik karakter peserta didik menjadi budi pekerti yang luhur yang mengedepankan akhlak dan dapat mengembangkan teknologi pada abad 21. Dengan beragamanya karakteristik peserta didik guru haruslah sabar dan mempunyai kecerdasan emosional yang baik agar dapat membimbing peserta didik. Harapan ketika saya menjadi seorang guru saya akan mengoptimalkan potensi saya untuk diterapkan kepada peserta didik melalui pendidikan, nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dapat dilestarikan dan membentuk kepribadian bangsa. Penanaman nilai-nilai budaya dan karakter melalui pendidikan pada akhirnya akan menciptakan identitas bangsa yang kuat.