fbpx

Aksi Nyata : Identitas Mna

Identitas manusia Indonesia mencakup beragam unsur budaya, bahasa, sejarah, adat, agama, hingga suku yang membentuk karakteristik masyarakat Indonesia. Karakteristik manusia Indonesia tersirat pada motto nasional “Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda namun tetap satu)” yang mencerminkan toleransi dan keberagaman namun tetap hidup dalam kebersamaan secara harmonis. Pancasila menjadi fondasi filosofi sebagai penegas identitas Indonesia. Pancasila memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, serta nilai-nilai hidup berbangsa. Dalam pancasila mencerminkan masyarakat Indonesia sebagai manusia religius yaitu menganut kepercayaan-kepercayaan (agama) yang menjadi peran penting dalam berperilaku sosial serta dengan Tuhan-Nya. Selain itu pancasila memuat imperative etis untuk hidup bersatu, bertanggungjawab, bekerjasama, hidup adil, dan bermusyawarah (bergotong-royong) untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera dan harmonis.

Dalam konteks Indonesia yang ber kebhinekatunggalikaan, pendidikan mempunyai peran penting dalam melestarikan keragaman, menjaga kesatuan, memelihara keharmonisan, dan mengembangkan kualitas keindonesiaan. Pendidikan berperan penting untuk membangun paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku sebagai bangsa Indonesia. Hal ini diwujudkan dengan pembentukan karakter peserta didik selama menempuh dunia pendidikan sehingga dapat menghasilkan manusia-manusia yang bermutu dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak lepas dari peran guru yang menjadi penuntun dan sistem among terhadap perkembangan peserta didik.

Beberapa hasil observasi tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran di sekolah PPL 1, yaitu: Lingkungan sekolah; Penyediaan sarana dan prasarana sekolah diperuntukkan untuk semua masyarakat sekolah sesuai dengan kebutuhan masing-masing seperti perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium TIK, UKS, dan lainnya. Sekolah menyediakan layanan pengembangan potensi untuk seluruh peserta didik yaitu ekstrakulikuler dengan berbagai bidang peminatan. Selain itu peserta didik diikut sertakan dalam kegiatan sekolah seperti menjadi kepanitiaan dan tampil dalam acara sekolah, serta ikut andil dalam pemilihan OSIS. Pencalonan ketua dan pengurus OSIS dilakukan secara adil yaitu dapat diikuti oleh semua pihak baik laki-laki maupun perempuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Masyarakat sekolah sebagian besar berasal dari latar belakang budaya yang sama yaitu Bali dan beragama Hindu, meskipun begitu terdapat beberapa yang beragama lain (Kristen dan Islam). Walaupun memiliki latar belakang agama yang berbeda, kegiatan keagamaan tetap berjalan untuk setiap agama yang disesuaikan dengan waktu masing-masing. Selain itu, sekolah menyediakan seragam yang sama untuk semua peserta didik tanpa memandang latar belakang sosial dan budaya peserta didik.

Proses Pembelajaran; Pada proses kegiatan pembelajaran guru selalu memberi hak yang sama kepada peserta didik, seperti dalam menyampaikan pendapat, pemberian tugas, pengambilan keputusan kelas, dan hal-hal yang menunjang keberhasilan pembelajaran lainnya. Guru memberikan tugas proyek secara berkelompok kepada peserta didik dengan harapan dapat menumbuhkan sikap gotong royong dan saling membantu kepada peserta didik. Selain itu, dalam pemilihan ketua kelas semua anggota kelas berkesempatan untuk mencalonkan diri baik laki-laki maupun perempuan bahkan dari latar belakang yang berbeda sekalipun. Ketua kelas memegang tanggung jawab sebagai koordinator kepada anggota kelas untuk saling berkerja sama dan gotong royong dalam menata dan menghias kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman.

Bertujuan untuk memberikan penguatan nilai-nilai Pancasila di sekolah, pihak sekolah rutin mengadakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sesuai dengan namanya, kegiatan P5 mengajarkan nilai-nilai pancasila kepada peserta didik dengan pengimplementasian dalam bentuk proyek kerja. Peserta didik membuat proyek-proyek yang mencerminkan nilai pancasila seperti kegiatan sosial, kampanye kebersihan, penyuluhan HAM, kesenian, dan atau produk-produk kewirausahaan. Selain itu sekolah juga rutin mengadakan perlombaan yang melibatkan partisipasi aktif peserta didik seperti perlombaan pembacaan UUD, lomba penyuluhan kampanye kebersihan, dan lainnya. Sekolah sering menyelenggarakan upacara bendera sebagai wujud penghormatan terhadap bendera dan lambang negara yang melibatkan partisipasi peserta didik. Sekolah juga ikut memperingati hari-hari nasional seperti Hari Kemerdekaan, Hari Pahlawan, Hari Guru, dan Hari Pendidikan Nasional dapat dijadikan momentum untuk memperdalam pemahaman peserta didik terhadap nilai-nilai Pancasila.