MEDIA SCB 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More pramuka siswa sekolah cendekia baznas-Zahra Si Pramuka Garuda. Sudah tak asing lagi julukan tersebut disematkan pada siswi kelas 12, Zahra Mustafida. Siswi yang berasal dari Pamijahan, Bogor ini mampu membuktikan bahwa perempuan yang aktif juga harus menjaga takwa dan harga dirinya. Terbukti dengan dirinya yang turut aktif dalam kegiatan Peran Saka (Perkemahan Satuan Karya) dibidang Bakti Husada, sekaligus menjadi dua finalis Duta Bakti Husada dan Dewan Kerja Ranting (Pengurus Pramuka Kecamatan). Meski bukan dari keluarga yang notabene agamis, namun ia masih menggenggam harapannya untuk menjadi hafidzah dengan hafalan 16 juznya. Zahra menyukai pramuka sejak duduk di bangku SD, baginya dulu pramuka adalah kegiatan ‘seru-seruan’, sebagaimana ia belajar bertahan hidup dan mentaksir alam di hutan. Bahkan dulu ia tak ingin masuk SCB jika tidak ada ekskull pramuka. Namun kini, baginya pramuka adalah tempat berlatih dan menyalurkan bakat. Semenjak ia mendalami pramuka di SMP dan SMA, baginya pramuka bukan lagi tentang ‘seru-seruan’ tapi mengajarkan ia berorganisasi dan membina adik tingkatnya. Sebagaimana janji Tri Satya dan Dasa Dharma, ia berusaha untuk menjadi contoh bagi sesama. Sudah biasa Zahra sibuk pulang pergi untuk kepengurusan pramuka di luar sekolah. Tak asing pula Zahra bercampur dengan heterogennya kehidupan teman-teman pramuka. Zahra yang terbiasa hidup terjaga oleh gaya hidup yang SCB tanamkan, mau tak mau harus survive dengan mengandalkan diri sendiri. “Di pramuka itu identik hidup bebas, ujian buat aku untuk ngejaga diri walau gak biasa bareng-bareng seperti itu, mau gak mau itu tantangan.” Rasa suka Zahra pada pramuka tak hanya berhenti disitu saja. Zahra merasa semenjak ia aktif di pramuka, kebermanfaatanya semakin luas. Dengan mengandalkan ilmu pramuka dan skill public speaking, sebagaimana yang ia senangi. Dirinya ditunjuk untuk mengajar di empat sekolah SD dan SMP. Untuk Zahra, ini adalah kesempatan untuk menyebarkan manfaat dengan membawa SCB, sebagai bentuk ia memperluas kebermanfaatan SCB pada masyarakat (School Social Responsibility). “Karena di SCB aku sebagai penerima manfaat, jadi ketika aku diluar aku juga harus menyebarkan manfaat.” Menariknya lagi, meskipun Zahra yang notabene pramuka garuda aktif, namun tak menyulutkan ia untuk tetap mempertahankan takwanya. Dimanapun dan kapanpun, takwa harus selalu yang mencerminkan diri kita sebagai muslim. Zahra yakin bahwa ia mampu menjadi perempuan yang aktif dengan tetap menjaga takwanya, seperti yang SCB ajarkan padanya dan siswi lain, sesuai dengan misi SCB untuk menjadi sekolah model islam. Meski ia aktif dengan kegiatan di luar sekolah, ia tak pernah melepaskan APS (manset, ciput dan kaus kaki) sebagai alat untuk menjaga auratnya. “Karena aku sering pake APS dan hijab, teman-teman pramuka-ku jadi lebih menghargai aku. Ternyata ketika kita menghargai diri sendiri, maka orang lain juga akan ikut menghargai kita.” Segala pencapaian Zahra tak luput dari peran SCB sebagai pendidik dan fasilitator dari segi ibadah, kebiasaan hingga karakter. Bagi Zahra, ia tak jauh dari support para guru dan pembina pramukanya. SCB yang terus membina siswa/I untuk menjadi generasi yang berguna bagi orang lain dan masyarakat sekitarnya, terus berusaha untuk memberikan pendidikan terbaik, sehingga mencetak bibit unggul bagi masyarakat.