Agung Widodo Mahasiswa 0shares Wujudkan Majalengka Langkung Sae, PC Tidar Majalengka Gelar Rapat Konsolidasi dan Pelatihan Tunas 1 dan 2 Read More Pada peringatan Hari Olahraga Nasional 2020 setahun silam, Presiden Joko Widodo menginginkan perombakan total ekosistem olahraga nasional dan perbaikan tata kelola prestasi olahraga nasional. Salah satu yang menjadi arahan presiden saat itu adalah memanfaatkan peluang pengembangan sektor sport tourism sebagai pendongkrak ekonomi nasional. Sport tourism merupakan kegiatan olahraga yang dikemas dengan cara tertentu untuk mempromosikan wisata (kemenpora.go.id). Sport tourism merupakan tren pariwisata baru yang pasarnya sangat luas sehingga akan memberikan multiplier effect pada kegiatan ekonomi masyarakat. Negeri Indonesia yang kaya dengan keindahan alam dan ragam budayanya diyakini memiliki potensi besar untuk pengembangan kegiatan sport tourism. Keindahan candi-candi yang dimiliki Indonesia hingga pemandangan pegunungan yang menakjubkan sampai perairan yang dipenuhi pantai-pantai yang cantik. Keindahan alam yang dimiliki Indonesia tersebar di seluruh penjuru nusantara, dari Sabang hingga Merauke. Sport Tourism Jika melihat ke belakang, sejumlah event sport tourism sukses digelar di Tanah Air. Sebelum dilanda pandemi Indonesia telah memiliki beberapa event tahunan sport tourism berskala internasional seperti lomba balap sepeda “Tour de Singkarak” dan “Tour de Bayuwangi Ijen”, lomba lari seperti “Maybank Bali Marathon”, dan “Borobudur Marathon”, maupun lomba jalan santai “Jogja International Heritage Walk”. Berbagai event sport tourism tersebut selalu berhasil menarik jutaan wisatawan dari dalam dan mancanegara. Mereka hadir, berpartisipasi, berwisata, dan menginap di sekitar tempat penyelenggaraan sehingga mendongkrak ekonomi masyarakat. Sebagaimana dilansir dari kemenparekraf.go.id, berdasarkan data Dinas Pariwisata setempat, jumlah wisatawan yang datang ke Sumatera Barat (Sumbar) saat gelaran Tour de Singkarak mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2017 tercatat 7,6 juta wisatawan mengunjungi Sumbar dan naik menjadi 8,2 juta pada 2018. Sedangkan pada 2019 sebanyak 8,6 juta orang, dengan rincian 8,5 juta wisatawan nusantara dan 100 ribu wisatawan mancanegara. Namun, sudah dua tahun ini berbagai event sport tourism terpaksa ditunda dan ditiadakan akibat situasi pandemi Covid-19 yang masih melanda. Sektor pariwisata menjadi salah satu yang paling terpuruk dampak pandemi. Seiring kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat yang mengharuskan semua objek wisata ditutup. Tak jauh berbeda, sektor olahraga juga mengalami hal yang sama dengan beberapa kompetisi olahraga nasional yang dihentikan. Namun, sektor ini perlahan mulai menggeliat kembali menyusul diizinkannya beberapa event besar olahraga seperti kompetisi sepakbola Liga Indonesia dan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. Tentu saja dengan berbagai prasyarat dan penerapan protokol kesehatan ketat yang harus dipenuhi penyelenggara. Menjadi standar keamanan dan keselamatan penyelenggaraan event di masa pandemi. Beberapa pekan lalu, Presiden Jokowi menyatakan persiapan transisi dari masa pandemi ke endemi. Seluruh pihak diminta mulai belajar hidup berdampingan dengan Covid-19. Lebih lanjut, pemerintah akan menyiapkan protokol kesehatan pada enam sektor aktivitas utama meliputi perdagangan, kantor/kawasan industri, transportasi, pariwisata, keagamaan, dan pendidikan. Hal ini, tentu saja menjadi angin segar untuk kebangkitan sektor sport tourism. Namun, perlu digaris bawahi bahwa pelaksanaan event sport tourism di masa transisi tentu saja berbeda dengan penyelenggaran sebelum pandemi. Terutama dalam menjalankan protokol kesehatan pariwisata berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) yang menjadi kebutuhan wisatawan di era new normal. Tidak akan ada lagi kerumunan peserta yang berjejal menunggu aba-aba start dimulai seperti pada lomba balap sepeda, marathon, maupun jalan santai yang selama ini menjadi cabang olahraga andalan sport tourism Indonesia. Artinya, perlu alternatif olahraga lain dengan karakteristik yang sesuai untuk diintegrasikan dengan protokol kesehatan sehingga menjadi pilihan olahraga aman di masa transisi pandemi. Woodball Salah satu cabang olahraga yang dapat menjadi pilihan adalah woodball. Olahraga asal Taiwan yang masuk ke Indonesia pada tahun 2006 memiliki karakteristik yang sesuai kriteria sebagai olahraga aman di masa transisi pandemi ke endemi. Sehingga layak dijadikan alternatif olahraga pilihan dalam kegiatan sport tourism. Peralatan yang murah. Olahraga woodball ini sepintas mirip dengan olahraga golf, yang membedakan adalah semua peralatannya terbuat dari kayu sehingga lebih murah. Oleh karena itu, biaya bermain woodball tidaklah setinggi dengan golf. Artinya,jika golf selama ini bersifat elitis, maka woodball relatif bisa dijangkau semua kalangan. Peraturan yang mudah. Prinsip permainan woodball cukup sederhana yaitu bagaimana memukul bola menggunakan “mallet” (alat pemukul) sehingga masuk ke dalam “gate” (target). Pemain yang berhasil memasukkan bola ke dalam “gate” dengan jumlah pukulan paling sedikit adalah pemenangnya. Lapangan sesuai dengan bentangan alam. Woodball dimainkan di ruang terbuka di atas lapangan dengan permukaan rumput, tanah, atau pasir. Sehingga beberapa tempat wisata seperti area candi yang memiliki lapangan luas, lapangan sepakbola, ataupun wilayah pantai dapat menjadi lokasi memainkan olahraga ini. Integrasi protokol kesehatan. Sebagai olahraga yang termasuk ke dalam jenis permainan target, sehingga tidak ada kontak fisik antar pemain saat bermain woodball. Peralatan yang digunakan pun bersifat individu, setiap pemain menggunakan masing-masing satu “mallet” dan satu bola. Artinya, penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 seperti memakai masker, mencuci tangan rutin, dan menjaga jarak aman minimal 1,5 meter dengan orang lain sangat mungkin diintegrasikan ke dalam olahraga woodball. Oleh karena itu, layak dicoba bagaimana sensasi bermain woodball dengan pemandangan pegunungan, candi, ataupun pantai yang mempesona. Catatan: Ditulis kembali dengan penyempurnaan dari artikel sebelumnya yang dimuat pada Surat Kabar Harian (SKH) Kedaulatan Rakyat edisi Jum’at, 24 September 2021 dengan judul “Pariwisata Olahraga, Pandemi, dan Woodball”. Penulis: Agung Widodo, M.Or. – Mahasiswa S3 Ilmu Keolahragaan FIK UNY Joko Istiyanto, M.Pd. – Ketua Indonesia Woodball Association (IWbA) Kabupaten Klaten
Wujudkan Majalengka Langkung Sae, PC Tidar Majalengka Gelar Rapat Konsolidasi dan Pelatihan Tunas 1 dan 2 Read More