Rizka Andayuni 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Keberagaman budaya Indonesia, yang dikenal sebagai Kebhinekatunggalikaan, merupakan sumber kekuatan bangsa. Keberagaman ini terwujud dalam berbagai aspek sosio-kultural dan nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia. Akar-akar budaya yang kuat ini merajut persatuan dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan yang khas Indonesia. Pancasila, sebagai dasar negara, berperan sebagai perekat yang menyatukan berbagai nilai luhur budaya bangsa dari Sabang sampai Merauke. Topik 3 mempelajari tentang identitas manusia Indonesia, yang didefinisikan sebagai manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Istilah “kemanusiaan Indonesia” dipilih karena sulitnya mendeskripsikan secara tepat siapa dan bagaimana manusia Indonesia sesungguhnya. Hal paling mendasar tentang manusia Indonesia adalah keberagamannya. Keberagaman ini juga terlihat dalam dunia pendidikan, khususnya pada peserta didik. Pada Topik 1 (Perjalanan Pendidikan Indonesia) Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa setiap anak memiliki kodratnya masing-masing sejak lahir. Perbedaan kodrat ini mendorong pendidik untuk memiliki kemampuan mengenali peserta didik dari segi kemampuan, bakat, dan minat belajarnya. Keberagaman peserta didik inilah yang harus disadari oleh pendidik. Pendidik harus mengetahui bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan minat yang berbeda, dan berhak memilih mengembangkan bakat yang diminatinya. Pada topik 2 (Dasar Pemikiran Ki Hajar Dewantara), Ki Hadjar Dewantara menegaskan kembali bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Pendidik hanya berperan sebagai penuntun. Mereka membantu tumbuh dan berkembangnya kekuatan kodrat yang dimiliki anak-anak, agar anak-anak dapat memperbaiki cara hidup dan berkembangnya kekuatan kodrat tersebut. Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki peserta didik akan menuntun mereka menjadi cakap mengatur hidupnya sendiri tanpa diperintah oleh orang lain. Ki Hadjar Dewantara juga menjelaskan bahwa kemampuan kodrat manusia yang berkaitan dengan bagian biologis dan berperan menentukan karakter seseorang disebut budi pekerti. Budi pekerti merupakan perpaduan antara cipta (kognitif), karsa (afeksi), dan karya (psikomotor). Hal ini erat kaitannya dengan konsep Trilogi Ki Hajar Dewantara (Ingarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani). Metode pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran Trilogi KHD disebut dengan sistem among. Sistem among bertujuan untuk menuntun dan mendorong peserta didik agar dapat berkembang secara optimal. Ki Hajar Dewantara juga menekankan bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada daya intelektualitas peserta didik saja, namun juga nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan haruslah membantu peserta didik untuk menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan memiliki karakter yang kuat. Nilai-nilai kemanusiaan Indonesia mencakup nilai jiwa, hasrat, martabat, sosialitas, relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan beragam tradisi manusia Indonesia dari waktu ke waktu. Setidaknya ada tiga hal hakiki yang layak ditegaskan sebagai nilai kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas. Pentingnya penguatan nilai luhur kebhinekatunggalikaan dalam pendidikan adalah pemahaman mengenai keberagaman peserta didik di Indonesia. Baik berdasarkan dengan agama, suku, budaya, bahasa, dll. Dalam hal ini tercermin dalam dimensi berkebhinekaan global dan gotong royong. Pentingnya penguatan nilai Pancasila dalam pendidikan adalah sebagai jiwa bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman bagi negara dan masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sila-sila Pancasila memuat imperative etis untuk hidup bersatu, bertanggungjawab, bekerjasama, hidup adil dan bermusyawarah (bergotong-royong) untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap pribadi dan bersama dalam segala dimensinya. Pentingnya nilai religius dalam pendidikan adalah untuk menyatukan 2 sisi insani, yaitu sisi jasmaniah dan rohaniah. Ketika agama tidak didasari religiositas maka akan kehilangan daya dan menjadi sekedar kegiatan sosial-politik tanpa visi kemanusiaan yang utuh. Sementara religiusitas tanpa agama akan menjadi gerakan karismatik yang tidak bisa dijamin kelestarian dan keberlanjutannya. Pendidikan dalam bingkai keindonesiaan menegaskan kesederajatan martabat manusia Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengikis dominasi mayoritas terhadap minoritas dan berbagai gerakan yang memecah persatuan bangsa. Pendidikan adalah proses untuk melestarikan keragaman, menemukan nilai-nilai yang menyatukan keragaman, dan melawan segala bentuk yang merongrong kesatuan. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi praktik hidup bersama yang saling peduli. mengasihi, menghargai dan bukan saling mengalahkan dalam semangat kompetisi. Ketiga topik yang telah saya pelajari tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. Dari perjalanan pendidikan Indonesia pada topik 1, dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara terkait budi pekerti, sistem among, dan kodrat anak pada topik 2, dan keberagaman manusia Indonesia pada topik 3, membuat saya sadar bahwa praktik pembelajaran yang terjadi haruslah disesuaikan dengan karakteristik anak dengan didasari atas nilai-nilai moral yang ada. Latar belakang sosial-budaya dan lingkungan yang dimiliki anak pun turut serta berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran yang terjadi. Dengan menyadari pentingnya keunikan yang dimiliki tiap anak, diharapkan terjadinya pembelajaran yang berpihak pada anak sehingga anak dapat memiliki pembelajaran yang bermakna dan berarti bagi kehidupannya. Pesan Kunci: Memahami Kodrat, Pendidik harus memahami kodrat yang dimiliki setiap peserta didik. Hal ini berarti pendidik harus mampu mengenali peserta didik dari segi kemampuan, bakat, dan keinginan belajarnya. Dengan memahami kodrat peserta didik, pendidik dapat membantu mereka mengembangkan potensi diri secara optimal. Menuntun Kodrat, Pendidik memiliki peran penting dalam menuntun kodrat peserta didik. Hal ini berarti pendidik membantu peserta didik mengembangkan potensi diri mereka secara optimal agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.. Pendidikan dalam Bingkai Keindonesiaan, Pendidikan dalam bingkai keindonesiaan bukan sekadar proses transfer ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, pendidikan ini memiliki peran penting dalam melestarikan keragaman, menemukan nilai-nilai yang menyatukan bangsa, dan melawan segala bentuk yang merongrong kesatuan. Pendidikan Abad ke-21, menuntut praktik pembelajaran yang adaptif dan kontekstual. Artinya, pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik anak, nilai-nilai moral yang berlaku, latar belakang sosial-budaya, dan lingkungan peserta didik. Pendidikan haruslah mampu menghasilkan generasi muda yang memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Indonesia dianugerahi dengan keberagaman yang luar biasa, meliputi alam, budaya, etnis, ras, dan lainnya. Keberagaman ini bukan menjadi sumber perpecahan, melainkan kekuatan yang mempersatukan bangsa. Keindahan alam Indonesia yang tiada tara dan keragaman budayanya menjadi kekhasan tersendiri yang patut disyukuri dan dihargai oleh seluruh rakyat Indonesia. Sifat toleransi dan gotong royong yang tertanam dalam diri masyarakat Indonesia menjadi kunci dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Keramahan dan mudahnya menerima perbedaan merupakan akhlak mulia yang patut ditularkan kepada generasi penerus untuk membangun citra baik bangsa Indonesia di mata dunia. Berikut beberapa poin penting tentang keberagaman Indonesia: Kekayaan alam dan budaya: Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa beragam. Keberagaman ini menjadi daya tarik bagi wisatawan dan menjadi kekuatan ekonomi bagi bangsa. Persatuan dan kesatuan: Keberagaman bukan menjadi sumber perpecahan, melainkan kekuatan yang mempersatukan bangsa. Persatuan dan kesatuan bangsa dijaga melalui toleransi, gotong royong, dan rasa cinta tanah air. Akhlak mulia: Manusia Indonesia dikenal dengan pribadi yang ramah dan mudah menerima perbedaan. Akhlak mulia ini patut ditularkan kepada generasi penerus untuk membangun citra baik bangsa Indonesia. Keberagaman Indonesia adalah anugerah yang patut disyukuri. Keindahan alam dan budaya, serta sifat toleransi dan gotong royong menjadi kekuatan bangsa dan patut dilestarikan. Menjaga dan mewariskan nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi penerus adalah kunci untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.