fbpx

Topik 2 – Aksi Nyata – SES dan CHAT – Perspektif Sosial dalam Pendidikan Indonesia

Hai Guru Profesional!

Salam Pendidikan!

Salam Pancasila!

Saya Azhar Arrahman Nainggolan sering dipanggil Azhar kali keduanya melalui Beranda Inspirasi akan memberikan hasil pikiran yang merupakan tugas mata kuliah Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia yakni pada topik 2 alur Aksi Nyata.

Saya akan memberikan tulisan refleksi menggunakan alur MERDEKA yang terdiri dari mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata. Refleksi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam bagi diri sendiri dan orang lain terutama kalian yang berprofesi sebagai Guru Profesional di seluruh Indonesia yang dapat saya sampaikan antara lain, sebagai berikut:

 

1. Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran? (Mulai dari Diri)

Sebelum memulai proses pembelajaran mata kuliah Topik 2 saya dapat memahami dan menjabarkan konsep dasar mengenai perspektif sosial kultural dalam pendidikan, menganalisis penerapan konsep dasar mengenai perspektif sosiokultural dalam pendidikan dan menerapkan konsep dasar mengenai perspektif sosiokultural dalam pendidikan sebagai Guru Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila di Jenjang SMP dan SMA/K.

 

2. Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini? (Eksplorasi Konsep)

Pada alur Eksplorasi Konsep saya diberikan pemahaman tentang 2 (dua) teori yang berperan penting dalam penerapan konsep dasar perspektif sosiokultural dalam pendidikan yaitu Teori Status Sosioekonomi (SES) dan CHAT (Cultural-Historical Activity Theory).

Pertama, Status sosioekonomi mencakup faktor-faktor seperti pendapatan keluarga, tingkat pendidikan orang tua, dan pekerjaan. SES yang rendah sering kali dikaitkan dengan keterbatasan akses terhadap sumber daya pendidikan yang berkualitas, seperti buku, teknologi, dan lingkungan belajar yang mendukung. Siswa dari keluarga dengan SES rendah mungkin menghadapi tantangan tambahan seperti kebutuhan untuk bekerja paruh waktu, lingkungan rumah yang tidak mendukung, dan kurangnya bimbingan akademis di rumah. Memahami pengaruh SES memungkinkan guru untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan ini, serta memberikan dukungan tambahan yang diperlukan.

Kedua, CHAT menekankan bahwa pembelajaran adalah proses yang sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya. Menurut teori ini, pengetahuan dikonstruksi melalui interaksi sosial dan aktivitas yang bermakna. Dalam konteks pendidikan, ini berarti bahwa guru harus mempertimbangkan latar belakang budaya dan sosial siswa saat merancang kegiatan pembelajaran. Misalnya, kegiatan kolaboratif yang melibatkan diskusi kelompok dan pemecahan masalah dapat membantu siswa belajar dari pengalaman dan perspektif satu sama lain, serta mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran.

Berdasarkan kedua landasan teori tersebut, saya dapat mengetahui dan memahami bahwa Guru dapat menerapkan pemahaman tentang SES dan CHAT dengan berbagai cara praktis dalam pengajaran. Misalnya, mereka dapat menggunakan kegiatan kelompok yang mendorong siswa untuk berbagi pengalaman dan perspektif mereka. Selain itu, guru dapat mengintegrasikan alat-alat psikologis seperti bahasa dan simbol yang relevan secara budaya dalam pengajaran. Dalam hal dukungan untuk siswa dari SES rendah, guru dapat menyediakan sumber daya tambahan dan memberikan bimbingan yang lebih intensif.

3. Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi? (Ruang Kolaborasi)

Pada alur ini, saya bersama rekan-rekan yang tergabung dalam kelompok 3 diberikan pemantik yaitu menganalisis penerapan pembelajaran dari sumber literatur Belajar Demokrasi, Buku Mengajar untuk Perubahan dan Buku Melawan Setan Bermata Runcing. 

Berdasarkan kegiatan tersebut, saya bersama rekan-rekan mengetahui dan memahami bahwa faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik berperan penting dalam pembelajaran. Selain itu, sebagai calon guru khususnya mata pelajaran Pendidikan Pancasila, kami dapat memahami bahwa konteks sosial dan budaya peserta didik menjadi tolak ukur awal agar pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dengan memahami hal tersebut metode, pendekatan dan tahapan perkembangan peserta didik dapat mendukung proses pembelajaran di kelas.

4. Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan dan diri sendiri) (Demonstrasi Kontekstual)

Hal penting pada alur ini yang saya peroleh bersama rekan-rekan kelompok 3 berasal dari tentang materi, interaksi dengan rekan dan refleksi diri sendiri yang dapat saya jelaskan sebagai berikut:

Materi, berdasarkan hasil diskusi dan curah pendapat yang kami tuangkan dalam media slide Power Point bahwa aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik berperan penting dalam pembelajaran di kelas. Sebelum memulai pembelajaran, kami sebagai calon guru profesional harus memahami karakteristik peserta didik sehingga pembelajaran yang dimaksud dalam Filosofi Pendidikan yaitu kodrat alam dan kodrat zaman dapat dilaksanakan, selanjutnya dengan memahami hal tersebut kami dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat diterapkan kepada peserta didik.

Interaksi dengan Rekan,  Hal penting kedua dengan kesadaran penuh saya harus memahami karakteristik rekan-rekan kelompok 3 merupakan pelaksanaan secara mikro hal itu berkesinambungan dengan materi yang terdapat pada alur Demonstrasi Kontekstual. Saya dapat menyelesaikan tugas secara kolektif dengan mengawali melakukan pemahaman dalam aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik rekan-rekan kelompok tiga.

Refleksi Diri Sendiri, Hal terakhir yang dapat saya peroleh pada alur ini adalah saya mengaitkan pemahaman sebelum dan sesudah memahami studi kasus yang dapat menjadi bekal untuk diri saya kelak saat menjadi guru untuk dapat menerapkan dalam skala makro.

5. Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini? Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman awal sebelum pembelajaran dimulai? Apa yang ingin Anda pelajari selanjutnya? (Elaborasi Pemahaman)

Hal yang sudah saya pahami tentang topik ini adalah Status sosioekonomi (SES) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akses dan
kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa di Indonesia. Siswa dari latar belakang SES
rendah sering menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan akses terhadap sumber
belajar, kurangnya dukungan di rumah, dan tekanan ekonomi yang mengharuskan mereka
bekerja sambil sekolah. Tantangan ini dapat menghambat proses belajar dan mengurangi
peluang mereka untuk meraih prestasi akademik yang tinggi. Selain itu, Dalam kerangka CHAT, penting untuk memahami bahwa SES bukan hanya faktor
eksternal, tetapi juga mempengaruhi struktur dan dinamika aktivitas belajar itu sendiri.
Misalnya, siswa dari keluarga dengan SES tinggi mungkin memiliki akses lebih baik terhadap
teknologi dan bahan belajar tambahan, yang dapat memperkaya pengalaman belajar mereka.
Sebaliknya, siswa dari keluarga dengan SES rendah mungkin harus mengandalkan sumber daya yang terbatas dan mungkin tidak mendapatkan bimbingan yang cukup di rumah.

Hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman awal sebelum pembelajaran dimulai sebagai calon guru profesional mata pelajaran Pendidikan Pancasila adalah Untuk mengatasi keragaman latar belakang siswa, saya akan menyusun kurikulum yang
inklusif dan fleksibel. Materi ajar akan mencakup berbagai perspektif budaya dan sosial-ekonomi, sehingga setiap siswa merasa terwakili. Diskusi kelas akan difasilitasi sedemikianrupa agar setiap siswa dapat berbagi pengalaman dan pandangan mereka, yang akan
memperkaya pemahaman bersama tentang nilai-nilai Pancasila. Dalam situasi keterbatasan sumber daya, kreativitas dalam penggunaan alat-alat yang tersedia sangat penting. Saya akan memanfaatkan bahan-bahan lokal dan media sederhana untuk menyampaikan materi. Misalnya, cerita rakyat atau permainan tradisional dapat digunakan sebagai alat mediasi untuk menjelaskan konsep-konsep Pancasila. Teknologi sederhana seperti ponsel pintar juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran interaktif.

Terakhir, hal  yang ingin saya pelajari adalah cara menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung semua siswa secara emosional dan sosial dan cara menangani dinamika kelas yang kompleks dalam konteks keragaman budaya dan sosial-ekonomi.

6. Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun mata kuliah lain? (Koneksi Antar Materi)

Hal yang saya pelajari dari koneksi antar materi adalah adanya hubungan antara perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik dengan mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia dan Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya.

Hubungan dengan Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia adalah Filosofi pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai Pancasila, yang meliputi keadilan sosial, demokrasi, kemanusiaan, dan persatuan. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Dalam konteks ini, pendidikan harus inklusif, merata, dan menghargai keberagaman budaya dan sosial-ekonomi siswa. 

Sedangkan dengan mata kuliah Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya adalah Dengan mengintegrasikan pemahaman tentang SES dan CHAT, guru dapat mengembangkan pemahaman holistik tentang peserta didik mereka. Ini berarti mengenali bahwa setiap siswa membawa latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya yang unik yang mempengaruhi cara mereka belajar dan berinteraksi di kelas. Dengan memahami faktor-faktor ini, guru dapat menciptakan strategi pembelajaran yang lebih efektif dan relevan bagi semua siswa.

7. Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru? Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya? Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal? (Aksi Nyata)

Pembelajaran ini memberikan manfaat yang signifikan bagi kesiapan saya sebagai guru. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang kaitan antara aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya dengan filosofi pendidikan Indonesia dalam perspektif sosiokultural, saya menjadi lebih siap untuk menghadapi kompleksitas dalam lingkungan pendidikan.

Saat ini, saya akan menilai kesiapan saya sekitar 7 dalam skala 1-10. Meskipun saya memiliki pemahaman yang baik tentang konsep-konsep tersebut, masih ada ruang untuk peningkatan dalam menerapkannya secara konkret dalam praktik pengajaran. Saya membutuhkan lebih banyak pengalaman dalam merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kerangka kerja sosiokultural ini. Selain itu, saya juga perlu meningkatkan keterampilan kolaborasi dengan komunitas lokal dan memperdalam pemahaman saya tentang kebijakan pendidikan yang mendukung pendekatan inklusif dan responsif.

Untuk meningkatkan kesiapan saya lebih lanjut, saya akan mencari peluang untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan workshop yang berfokus pada penerapan perspektif sosiokultural dalam pengajaran. Saya juga akan mencari kesempatan untuk berkolaborasi dengan guru-guru lain yang memiliki pengalaman dalam menerapkan pendekatan ini, sehingga saya dapat belajar dari praktik terbaik mereka. Selain itu, saya akan aktif mencari informasi tentang kebijakan pendidikan terbaru dan mengikuti perkembangan dalam bidang ini untuk memastikan bahwa saya selalu up-to-date dengan praktik terbaik dan inovasi dalam pendidikan. Dengan langkah-langkah ini, saya yakin saya akan menjadi lebih siap untuk menerapkan pembelajaran ini dengan optimal dan memberikan dampak yang positif bagi siswa saya dan lingkungan pendidikan secara keseluruhan.