fbpx
Freepik/luamduan1

Realitas Indonesia Bersatu: Quo Vadis?

Salah satu hal yang menunjang Indonesia dalam meraih kemerdekaannya adalah semangat persatuan. ‘Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh’ adalah semboyan sederhana yang populer dan kerap didengungkan oleh anak bangsa. Bersatulah yang menjadikan Indonesia sebuah bangsa yang teguh, bukan perceraian. Para pejuang kemerdekaan bersatu melawan penjajah, mereka saling melengkapi kekurangan dengan kelebihan-kelebihan yang mereka miliki. Mereka bersatu untuk menghidupkan api semangat cinta tanah air. Indische partij (IP) adalah partai politik pertama yang lahir di Hindia Belanda. IP didirikan oleh E.F.E. Douwes Dekker (1879-1950), Tjipto Mangoenkoesoemo (1889-1959) dan Soewardi Soejaningrat (1889-1959). Ketiga tokoh ini kemudian dikenal dengan sebutan tiga serangkai. Berbeda dengan Budi Utomo dan Serikat Islam yang bercita-cita memperjuangkan kelompok tertentu saja, partai yang didirikan oleh tiga serangkai tersebut hendak menyatukan seluruh penduduk yang mengakui Hindia sebagai tanah air mereka untuk mencapai “Hindia bebas dari Nederland” (Indie los van Nederland). Tujuan tersebut dirumuskan sebagai berikut: membangunkan kecintaan (patriotisme) seluruh orang Hindia terhadap tanah air Hindia yang Menghidupinya, dan menyatukan mereka berdasarkan persamaan hak dan kewajiban, untuk membawa kemakmuran bagi tanah air Hindia dan mencapai kehidupan bangsa mereka.

Para pejuang kemerdekaan Indonesia memiliki pandangan yang murni mengenai perjuangan menuju bangsa yang merdeka. Mereka berinisiatif untuk menciptakan dan memberdayakan seluruh potensi yang ada dalam diri masyarakat. Saat ini Indonesia telah menjadi bangsa yang medeka dari jajahan bangsa asing, kemerdekaan tersebut adalah pintu gerbang menuju kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Persatuan yang dahulu diciptakan untuk melahirkan kemerdekaan seharusnya dipertahankan. Realitas membuktikan bahwa saat Ini Indonesia pecah karena ego pribadi dianggap sebagai prioritas. Sudah ada begitu banyak pejabat yang terjerumus dalam kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Jabatan dimanfaatkan sebagai ladang untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya, keadilan hukum kerap dieksploitasi, regulasi hukum bisa memperoleh diskon seperti barang belanjaan di pasar. Simbol sang Dewi Keadilan yang ditutup matanya saat menimbang seolah mulai membuka matanya dan melihat pria tampan mana yang bisa dijadikan suami.

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan, sekitar tujuh belas ribu pulau membentang dari Sabang sampai Merauke. Keadaan geografis demikian jelas menimbulkan berbagai macam perbedaan, mulai dari latar belakang budaya, bahasa, suku, ras hingga agama atau kepercayaan. Hal tersebut bukanlah alasan yang menjadikan Indonesia tidak dapat bersatu, sebuah keyakinan bersama bahwa Indonesia kelak akan tumbuh menjadi bangsa yang merdeka, makmur, adil dan sejahtera sanggup mempersatukan Indonesia. Toleransi antar budaya dan agama adalah hal krusial yang harus tetap dijaga. Hal sederhana yang dapat dijadikan contoh adalah, salah satu pakaian adat pria di Papua yang cukup terkenal adalah koteka, koteka terbuat dari buah labu yang dikeringkan dan berfungsi untuk menutup alat kelamin laki-laki. Jenis pakaian adat ini memang cukup langkah, tapi itulah keberagaman yang perlu kita hargai. Orang Papua terkenal dengan warna kulit yang gelap serta rambut keriting. Hal demikian yang membedakan mereka dari yang lain, perbedaan dan keragaman tersebut yang menjadikan Indonesia seabagai bangsa yang kaya. Saling menghargai adalah kewajiban kita, keunikan perlu diapresiasi bukan sebaliknya dijadikan sebagai bahan penghinaan. Toleransi juga dapat ditunjukkan melalui penghargaan antar umat beragama. Perlu adanya dialog antar umat beragama agar tidak timbul kecurigaan atau prasangka yang tidak benar mengenai keyakinan agama tertentu.

Akhirnya bahwa Semangat persatuan dapat tercipta apabila masing-masing individu mau melepaskan ego pribadi maupun kelompok yang dimiliki. “Saya adalah yang terpenting, yang lain biarkan seperti itu dulu”, jika setiap orang memegang prinsip demikian maka siapa yang akan memperhatikan mereka yang lain. Kepentingan bersama adalah titik fokus, hal ini ditekankan bukan berarti mengurus kepentingan pribadi itu tidak penting melainkan agar semuanya berjalan secara proporsional. Sebuah bangsa yang bersatu dapat runtuh apabila ego mendominasi. Menjaga persatuan adalah tugas kita, sebab bangsa yang kuat adalah bangsa yang bersatu. Air, batu, semen dan pasir tidak dapat menjelma beton yang kuat apabila tidak bersatu, sama halnya dengan sebuah bangsa. Kemudian toleransi juga adalah kunci untuk bersatu dalam keberagaman. Saya menghargai orang lain maka orang lain akan menghargai saya, saya memahami orang lain maka orang lain akan memahami saya. Selalu terbuka untuk berdialog dengan individu lain adalah cara untuk tidak terjerumus dalam radikalisme. Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu), kita berbeda agama, budaya, warna kulit, ras dan suku tapi kita tetap satu bangsa.Mari bersatu untuk Indonesia yang lebih maju.

Daftar pustaka

Bolo, Andreas Doweng dkk. Pancasila Kekuatan Pembebas. Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius, 2012.

Sudiarja, A. Percakapan Politik. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2018.

Welianto, Ari. “Koteka dan Rok Rumbai, Pakaian Adat Papua” Kompas.com 19 Februari 2021. https://www.kompas.com, diakses pada 29 Agustus 2021.