Ahzami Azka Musyafa 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Sudah lebih dari setahun sejak kasus pertama covid-19 menyebar di Indonesia. Sejak saat itu pula, pandemi covid-19 merubah segalanya. Pandemi covid-19 memaksa Indonesia menerapkan karantina berkepanjangan untuk mencegah penyebaran. Akibatnya, ada banyak sektor yang melemah seperti ekonomi, pariwisata, hingga pendidikan. Semenjak karantina diberlakukan, seluruh instansi pendidikan yang berada di zona merah dilarang untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Banyak fenomena yang telah terjadi di dunia pendidikan semenjak peraturan tersebut diberlakukan, seperti banyak yang kesulitan karena terbatasnya akses koneksi internet, ancaman kesehatan mental bagi para pelajar, pelajar yang putus sekolah, hingga tak sedikit yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena tidak kuat akan tekanan dari pembelajaran jarak jauh ini. Sebagai mahasiswa, saya sangat merasakan dampak covid-19 ini terhadap kegiatan pembelajaran. Sejak semester pertama, saya melakukan pembelajaran secara daring. Pembelajaran jarak jauh menurut saya memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang saya rasakan yaitu biaya yang murah. Sebagai mahasiswa yang berkuliah di perguruan tinggi yang berada jauh di luar domisili saya tinggal, pembelajaran jarak jauh membutuhkan biaya yang murah karena saya bisa mengikuti perkuliahan dari rumah tanpa perlu merantau, menyewa indekos, dan mengeluarkan biaya bulanan lainnya. Tidak hanya itu, pembelajaran jarak jauh memberikan fleksibilitas kepada seluruh pelajar untuk bisa melakukan pembelajaran di mana saja. Fleksibilitas ini pula yang memudahkan para pelajar bisa memaksimalkan waktu sehingga para pelajar bisa mengikuti kegiatan-kegiatan di luar perkuliahan untuk meningkatkan kualitas diri. Namun, terdapat pula kekurangan dari kegiatan pembelajaran jarak jauh yang saya rasakan yaitu membosankan. Sebagai orang yang mudah merasa bosan, kegiatan pembelajaran jarak jauh membuat saya jenuh karena kegiatannya cenderung monoton. Ditambah lagi, keterbatasan interaksi selalu membuat saya selalu merasa kesepian. Sejak awal saya berkuliah saya belum pernah bertemu secara langsung dengan teman-teman kelas saya. Mungkin hal tersebut juga dirasakan oleh pelajar lain sehingga mereka juga merasakan jenuh dan membuat kegiatan pembelajaran jarak jauh tidak efektif. Disini saya memiliki beberapa tips untuk para pelajar agar tetap bisa produktif dan memaksimalkan waktu sehingga tidak mudah jenuh bersekolah akibat pembelajaran jarak jauh, yaitu: 1. Mengikuti Organisasi Mengikuti organisasi selama berada di bangku perkuliahan sangat membantu saya tetap bersemangat selama pembelajaran jarak jauh. Melalui organisasi saya mendapatkan banyak teman baru baik dari dalam maupun luar kampus. Di masa pembelajaran jarak jauh ini, saya sering merasa jenuh karena teman-teman sekelas saya tidak ada satu pun yang berdomisili sama dengan saya sehingga saya selalu merasa kesepian. Dari organisasi, saya mendapatkan banyak teman baru yang berdomisili sama dengan saya sehingga saya mendapatkan banyak teman bermain. Mereka juga berasal dari berbagai macam latar belakang sehingga membuka pemikiran saya akan profesional karir. Ditambah lagi, banyak dari mereka yang sejalan dengan tujuan hidup saya. Dengan mengikuti organisasi, saya dapat meningkatkan soft skills saya karena saya terbiasa bekerja di dalam tim. Ditambah lagi, mengikuti organisasi juga akan menambah portofolio yang tentunya akan berguna ketika ingin berkarir di masa depan. Saya sedang mengisi acara Ospek Jurusan dari organisasi saya sebagai moderator. 2. Mengikuti Volunteer Saat ini terdapat banyak sekali kegiatan volunteer yang diadakan online. Pada awalnya, saya tertarik mengikuti kegiatan volunteer hanya untuk mengisi waktu luang. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu saya merasakan banyak sekali manfaat mengikuti kegiatan relawan ini. Kegiatan relawan benar-benar membuka kesadaran saya akan pentingnya diri saya. Sebelumnya, saya menganggap bahwa diri saya tidak penting namun kegiatan volunteer benar benar menyadarkan saya bahwa saya memiliki peran. Ada banyak kondisi yang harus diperbaiki. Dengan keberadaan saya, saya merasa diri saya penting karena saya merupakan bagian dari struktur sosial yang dapat berkontribusi untuk memperbaiki keadaan. Saat ini saya sedang mengikuti volunteer yang bergerak di SDG nomor 3 (Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan) dan 4 (Kualitas Pendidikan) di mana saya mengajar anak-anak sekolah dasar akan pentingnya meminum air untuk kesehatan secara daring. Dari kegiatan ini, saja juga terinspirasi untuk membuat project volunteer di organisasi saya secara virtual. Dokumentasi dari kegiatan volunteer virtual dalam rangka berkontribusi ke SDG untuk meningkatkan kesadaran anak-anak di sekolah dasar. https://berandainspirasi.id/wp-content/uploads/2021/11/Ahzami-Azka-Musyafa_Refleksi-Pendidikan-Jarak-Jauh-selama-Pandemi-Covid-19.mp4