Eka Yulyana Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 0shares Wujudkan Majalengka Langkung Sae, PC Tidar Majalengka Gelar Rapat Konsolidasi dan Pelatihan Tunas 1 dan 2 Read More Pariwisata merupakan salah satu sektor penting yang mampu berdampak secara langsung bagi kehidupan masyarakat dalam faktor penggerak ekonomi, hal tersebut yang bukan tidak mungkin mendorong sektor pariwisata menjadi isu strategis setiap negara dalam setiap kebijakannya. Namun untuk memaksimalkan potensi pariwisata diperlukan adanya peran dan partisipasi antar pihak untuk bekerja sama mewujudkan dan mengembangkan inovasi baru sektor pariwisata. Munculnya fenomena pariwisata berkelanjutan menjadi topik hangat ditengah meluasnya pandemi Covid-19 serta perubahan iklim yang terus memenuhi kolom berita dan sosial media, dan menariknya hal tersebut membuat seluruh aspek kehidupan berubah dan mulai berbenah. Setiap masyarakat satu persatu mulai sadar mengenai “isu keberlanjutan”, termasuk dalam hal pariwisata, berbagai masyarakat mulai membangun sektor pariwisata dengan sistem keberlanjutan di wilayah desa, dan hal tersebut sangat menarik disamping adanya fenomena generasi milenial yang banyak memutuskan untuk bermigrasi di daerah perkotaan untuk mencari pekerjaan. Pariwisata berkelanjutan Lalu apa itu pariwisata keberlanjutan? Menurut I Nyoman Sukma Arida dalam bukunya menuliskan bahwa pariwisata berkelanjutan merupakan ide turunan dari pembangunan berkelanjutan, dimana pembangunan berkelanjutan merupakan ide atau konsep yang muncul ketika ilmuwan asal inggris menghawatirkan adanya ketersediaan lahan akibat bertambahnya jumlah penduduk yang kemudian berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang sangat dibatasi oleh minimnya ketersediaan sumber daya alam, fenomena tersebut mendorong lahirnya sebuah pemikiran konsep berkelanjutan dalam buku “Our Common Future” yang membahas mengenai pembangunan ekonomi yang mampu berdampingan dengan lingkungan hingga menghasilkan konteks pembangunan berkelanjutan. Pada intinya, pariwisata berkelanjutan adalah usaha pembangunan sektor pariwisata untuk mendorong perekonomian yang berdampingan dengan komitmen menjaga keberadaan sumber daya alam, sosial dan budaya, serta berbagai aspek dalam lingkungan pariwisata dilakukan secara gotong royong dengan berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta. Adanya partisipasi berbagai pihak dalam membangun dan mempromosikan pariwisata berkelanjutan dapat mempermudah dalam mengontrol unsur-unsur yang ada didalamnya termasuk menjaga ketersediaan serta pengelolaan sumber daya alam yang perlu untuk dilindungi atau bahkan ditingkatkan. Hal tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam memulihkan perekonomian masyarakat akibat dampak dari pandemi yang didalamnya termasuk sektor pariwisata. Disini, peran anak muda Indonesia sangat dibutuhkan, dimana menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, Indonesia memiliki bonus demografi yang tinggi dan dapat diartikan Indonesia memiliki jumlah anak muda atau usia produktif yang sangat melimpah sekitar 64% dari total jumlah penduduk. Jumlah usia produktif tersebut dapat menjadi potensi bagi Indonesia apabila seluruh kalangan masyarakat bersatu dan bekerja sama untuk membangun dan mempromosikan pariwisata berkelanjutan milik Indonesia. Lalu bagaimana peran anak muda yang dibutuhkan? Menurut menparekraf bapak Sandiaga Uno, peran anak muda sangat besar dinantikan dalam membantu mempromosikan program pariwisata berkelanjutan yang lebih berkualitas, dimana anak muda Indonesia sangat erat kaitannya dengan perkembangan teknologi, globalisasi, dan ruang virtual seperti media sosial. Seperti fenomena saat ini, anak-anak muda dengan senang hati menjadi content creator, membagikan segala aktivitas di akun media sosial, lalu hal tersebut secara tidak langsung memiliki dampak tren kekinian yang seringkali terjadi. Hal ini menjadikan angin segar bagi potensi pertumbuhan sektor pariwisata untuk kembali pulih dan berkembang. Anak muda dapat bersatu untuk berperan serta melalui konten-konten positif dalam penerapan kepatuhan protokol kesehatan serta bersikap disiplin ramah lingkungan di wilayah wisata. Dengan bersatunya anak muda usia produktif melalui bonus demografi menandakan bahwa generasi milenial dapat menjadi aktor yang berperan dalam citizen diplomacy. Citizen diplomacy merupakan konsep yang menyatakan bahwa setiap individu atau setiap masyarakat dapat juga berperan dalam mempromosikan potensi baik yang ada pada negaranya untuk ditunjukkan terhadap masyarakat secara lebih luas dalam arti masyarakat dunia. Hal ini sangat berkaitan dengan maraknya penggunaan sosial media yang memungkinkan terjalinnya komunikasi lintas batas negara. Dan hal ini sangat menarik apabila anak muda dapat berkontribusi dalam upaya pembangunan dan promosi pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Inovasi Pariwisata Berkelanjutan ala Anak Muda Disamping itu, sektor pariwisata juga dapat menerapkan hal-hal yang mendukung anak muda untuk berkolaborasi dalam upaya terwujudnya pariwisata berkelanjutan, sehingga diharapkan didalamnya terdapat berbagai pemikiran serta inovasi baru untuk lebih berkembang. Kecenderungan generasi milenial saat ini adalah berkaitan dengan perubahan dan perkembangan teknologi yang semakin cannggih untuk lebih memudahkan akses dalam bersosialisasi. Hal ini dapat diterapkan sebagai acuan sektor pariwisata untuk bertumbuh mengikuti arus perkembangan. Salah satu tren generasi milenial adalah mudahnya akses transaksi pembayaran non tunai melalui aplikasi cerdas seperti OVO, GoPay, Dana, atau M-Banking dalam setiap kegiatan. Hal tersebut dapat diterapkan oleh sektor pariwisata dengan bekerja sama melalui pihak swasta yang bersangkutan. Dengan menyediakan akses pembayaran non tunai, sektor pariwisata juga secara tidak langsung mencegah adanya potensi penularan pandemic dengan meminimalkan kontak erat dengan pengunjung. Dalam hal ini pemerintah Indonesia juga mengeluarkan aplikasi cerdas “peduli lindungi” untuk mengetahui track perjalanan serta kondisi kesehatan dari masyarakat. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh pihak pariwisata untuk menyediakan barcode dalam setiap kegiatan wisata. Inovasi lain yang dapat diterapkan adalah dengan mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan merawat tanaman, berkebun, dengan konsep keberlanjutan melalui bantuan teknologi. Seperti misalnya wisata “green house” atau “urban farming” yang mengadopsi perkebunan dengan lahan sempit melalui bantuan teknologi pertanian yang ramah lingkungan diantaranya penggunaan bahan organik dari sampah organik yang diolah, meminimalisir penggunaan air sekali pakai untuk perairan seperti akuakultur, bahkan dapat juga memanfaatkan sampah organik peternakan yang diolah untuk pertanian. Berbagai inovasi tersebut secara tidak langsung juga berkontribusi pada sektor pariwisata berkelanjutan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya alam sekali pakai, serta dapat menumbuhkan rasa cinta lingkungan yang dikemas secara lebih sederhana dengan menggunakan teknologi untuk dapat dicontoh dan dipromosikan. Hal-hal teknis tersebut sejalan dengan istilah “anak muda banget” yang dapat relate dengan kondisi anak muda saat ini. Penerapan konsep tersebut besar harapan bahwa anak muda dapat juga bisa berperan serta dalam membangun ekonomi masyarakat di desa bukan hanya di perkotaan, dan melalui hal tersebut, kita sebagai anak muda Indonesia dengan harapan dapat turut berkontribusi dalam membantu memulihkan perekonomian lebih dari 30 juta masyarakat yang menggantungkan kehiudpannya dari sektor pariwisata serta turut berkontrusi dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Anak muda memiliki potensi yang luar biasa dalam berpikir secara kritis yang mampu menghasilkan inovasi dan ide baru yang sangat potensial, kita sebagai anak muda harus menunjukkan bahwa kita semua bisa dan kita mampu. Referensi: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia. 2017. Siaran pers Bonus Demografi 2030 – 2040: Strategi Indonesia Terkait Ketenagakerjaan dan Pendidikan. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS. Sukma Arida, I Nyoman. Buku Ajar Pariwisata Berkelanjutan. Sustain Press. Diakses di: https://docplayer.info/98871607-Buku-ajar-pariwisata-berkelanjutan-i-nyoman-sukma-arida-sustain-press.html. Kemenparekraf RI. 2021. Siaran Pers: menparekraf sebut generasi milenial pegang peran wujudkan pariwisata berkelanjutan. Diakses di: https://kemenparekraf.go.id/berita/Siaran-Pers-%3A-Menparekraf-Sebut-Generasi-Milenial-Pegang-Peran-Wujudkan-Pariwisata-Berkelanjutan. Mutmainah, Dian. Demokratisasi dalam diplomasi: sebuah tinjauan terhadap konsep dan fungsi “citizen diplomacy”. Diakses di: https://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalIlmiahHubunganInternasiona/article/view/1312/1275#:~:text=Kesimpulannya%2C%20secara%20umum%20citizen%20diplomacy,kesadaran%20global%20pada%20para%20pelakunya.
Wujudkan Majalengka Langkung Sae, PC Tidar Majalengka Gelar Rapat Konsolidasi dan Pelatihan Tunas 1 dan 2 Read More